Masuk Daftar
My Getplus

Merekam Harapan dan Ketakutan

Film fiksi sains dan fantasi lahir karena ketakutan pada komunisme, nuklir, dan dunia yang terkomputerisasi.

Oleh: Hendri F. Isnaeni | 21 Okt 2010
Star Wars (1977). Foto: arstechnica.com

KECEMASAN terhadap kekuatan senjata Uni Soviet, teknologi, dan komunisme –musuh tak dikenal yang akan menghancurkan nilai-nilai bangsa Amerika– selama Perang Dingin tergambar dalam film-film. Bahkan pasukan makhluk asing digunakan untuk mewakili kecemasan itu.

Film The War of the Worlds (1953) menampilkan kejatuhan kota-kota besar di dunia ke tangan pasukan Mars, sementara para ilmuwan berusaha mengembangkan senjata untuk mengalahkan mereka. Namun, makhluk-makhluk asing itu tak bisa dibendung bahkan dengan bom atom. Gambaran ini mengungkap rasa takut bangsa Amerika menerima kekalahan dalam lomba pengembangan senjata nuklir.

Alien digambarkan dengan berbagai cara sepanjang sejarah sinema, dari berpenampilan manusia (humanoid) di film Algol hingga makhluk berlendir yang menakutkan dalam seri Alien. Namun, tak semua alien jahat. Film The Day the Earth Stood Still menampilkan alien bernama Klaatu dan robotnya, Gort, sebagai pahlawan. Mereka menyampaikan nasihat untuk menolak perang nuklir.

Advertising
Advertising

Ketakutan itu terus dimamahbiak, dari sisi teknologi maupun humanisme. Film Five dan On the Beach menampilkan korban selamat dari bencana nuklir. Film The Day the Earth Caught Fire menggambarkan bumi terlepas dari porosnya dan bergerak menuju matahari akibat peluncuran senjata nuklir Amerika dan Uni Soviet ke Kutub Utara dan Kutub Selatan. Dari ketakutan, manusia berpikir bagaimana menghindari perang dan menciptakan kehidupan yang damai seperti dalam film Fail Safe.

Persaingan dengan Rusia juga merambah ruang angkasa. Dalam film Destination Moon, beberapa perusahaan Amerika membiayai sebuah misi untuk mengalahkan Rusia. Film ini bercerita tentang peluncuran pesawat ulang alik, baju luar angkasa, dan pendaratan di bulan dengan meyakinkan. Film sejenis seperti Capricorn One dan The Right Stuff muncul setelah astronot Neil Armstrong mendarat kali pertama di bulan pada 1969. Film ini populer dan digemari oleh mereka yang terkena demam patriotisme.

Setelah puncak Perang Dingin dan pendaratan di bulan lewat, popularitas film sains pun memudar, sebelum akhirnya bangkit kembali oleh film Star Wars pada 1977.

Dalam buku Fiksi Sains & Fantasi, Mark Wilshin juga mengupas film-film bertema robot, yang mewakili ambisi manusia untuk menciptakan kehidupan. Ketika teknologi kian maju, gambaran mengenai robot ikut berkembang, dari bentuk kotak mekanik pada 1950-an hingga android, mesin organik yang berperasaan dan berpenampilan layaknya manusia.

Robot pertama muncul dalam film The Master Mystery pada 1919. Dalam beberapa film seperti Forbidden Planet robot yang semula jahat menjadi bersahabat. Ketika keyakinan manusia pada kehebatan teknologi memudar, robot mulai memberontak, melawan manusia, seperti dalam film Westworld, The Terminator, dan I Robot. Ini menunjukkan kekhawatiran manusia pada mesin dan kehidupan dalam dunia terkomputerisasi.

Film juga mencerminkan kecemasan masyarakat akan teknologi dan negara totaliter di masa depan. Kota-kota tahun 2000 digambarkan oleh film Metropolis pada 1927 dengan jurang sosial yang lebar. Si kaya tinggal di gedung tinggi dan bepergian dengan pesawat terbang, sementara si miskin mengais sisa-sisa kehidupan di kota industri bawah tanah.

Film fantasi lebih sering kembali ke akar masa lalu, mitos klasik dari zaman Yunani dan Romawi atau legenda di zaman Raja Arthur, ketimbang membayangkan masa depan manusia. Sebut saja yang paling terkenal adalah trilogi Lord of The Rings. Kembali ke masa lalu juga terjadi dalam film superhero. Pahlawan-pahlawan komik terbitan DC dan Marvel Comics menjadi hidup sebagai pahlawan Amerika masa lampau. Lihat Gotham City dalam Batman dibuat berdasarkan kota New York era 1930-an.

Monster lebih dulu hadir dalam novel-novel karya Jules Verne. Lalu diadopsi ke layar lebar dengan menyodorkan petualangan dramatis melawan kekuatan sains dan terus maju menentang kekuatan alam yang brutal. Makhluk mutan yang terinfeksi berubah menjadi raksasa. Dalam The Beast From 20.000 Fathomsm, es yang membekukan seekor dinosaurus pemakan manusia selama jutaan tahun mencair akibat ujicoba nuklir di Kutub Utara. Dalam It Came from Beneath the Sea, sebuah kapal selam bertenaga nuklir diserang gurita mutan yang terkena radiasi nuklir yang berbahaya.

Mantra dan sihir tak hanya ada dalam mitos dan legenda tapi juga dalam film. Yang tertua adalah film The Wizard of Oz tahun 1939. Penyihir juga terdapat dalam petualangan fantasi modern. Dalam The Witches dan Harry Potter, fantasi dikombinasikan dengan petualangan anak-anak yang menyingkap rencana jahat para penyihir. Harry Potter menjadi film fantasi penyihir paling laris.

Anime adalah semua film animasi dari Jepang, namun karena sifatnya yang khayali, kebanyakan tergolong fiksi sains dan fantasi. Film anime seperti Nausicaa of the Valley of the Wind dan Grave of the Fireflies mengisahkan usaha bertahan hidup seusai perang dan bencana lingkungan. Puti Nausicaä harus membawa perdamaian dan memulihkan lingkungan alam di dunia.

Buku ini merupakan bagian dari seri Sinema dalam Sejarah untuk melihat sejarah berbagai genre film, termasuk acuan, visi, dan teknologinya. Judul lain dalam serial ini adalah Horor, Laga & Petualangan, Komedi, Gangster & Detektif, serta Perang.

Bagaimanakah sains fiksi lahir? Pada 1895, ketika pesulap Prancis, Georges Melies, menghadiri pertunjukan perdana Lumi re bersaudara yang menggunakan sinematograf, mesin yang dapat memproyeksikan film untuk penonton, dia tahu apa yang kurang dari film tersebut: cerita. Melies menyadari kalau dia dapat menggunakan trik fotografi dan lukisan pemandangan dalam aksi sulapnya. Dengan A Trip to the Moon, Melies menciptakan cerita pertama dalam sejarah perfilman. Meski bukan yang pertama, film ini menjadi film sains bisu paling terkenal.

TAG

ARTIKEL TERKAIT

Peran Radius Prawiro dalam Lobi-lobi Internasional Ketika Jepang Tertipu Mata-mata Palsu Radius Prawiro Hapuskan SIAP yang Menghambat Pembangunan Lebih Dekat Mengenal Batik dari Kota Batik (Bagian I) Jejak Radius Prawiro dalam Reformasi Pajak Presiden Korea Selatan Park Chung Hee Ditembak Kepala Intelnya Sendiri Pengungsi Basque yang Memetik Bintang di Negeri Tirai Besi Warisan Budaya Terkini Diresmikan Menteri Kebudayaan Aksi Spionase Jepang Sebelum Menyerang Pearl Harbor Radius Prawiro Mengampu Ekonomi Masyarakat Desa