BAWANG putih (Allium sativum) sudah dimanfaatkan sejak ribuan tahun silam. Tidak hanya sebagai bumbu masak, tapi juga obat mujarab. Sebagai makanan, menurut Jethro Kloss dalam Back to Eden, bawang putih telah lama tertulis dalam berbagai catatan sejarah. Dia memperkirakan bawang putih berasal dari Asia Tengah, kemudian dibudidayakan di banyak negara, dan juga tumbuh di Italia dan Eropa Selatan.
Sementara itu, menurut Trina Clikner dalam A Miscellany of Garlic: From Paying Off Pyramids and Scaring Away, bawang putih sudah digunakan sebagai obat herbal di berbagai belahan dunia sejak 3000 tahun SM.
Baca juga: Pengobatan Nusantara
Menurut Iyam Siti Syamsiah dan Tajudin dalam Khasiat dan Manfaat Bawang Putih, Hipocrates mengungkapkan bahwa pada zaman Babilonia dan Yunani, bawang putih biasa digunakan sebagai obat perangsang (prespiran) untuk menyembuhkan sembelit dan pelancar air seni. Dengan alasan kesehatan, para prajurit Yunani dan Roma pun juga gemar mengkonsumsinya.
Sedangkan sejarah Mesir kuno mencatat, bawang putih memiliki andil cukup besar dalam berdirinya piramida-piramida di sana. Yakin bawang putih bermanfaat sebagai penangkal penyakit dan memberi daya tahun tubuh yang kuat, makanan para pekerja pembangun piramida kala itu diberi bumbu bawang putih dalam jumlah banyak. Ebers Papyrus, catatan pengobatan Mesir kuno bertarikh 1500 SM, menyebutkan bahwa bawang putih dapat dipakai untuk menyembuhkan 22 macam penyakit.
Saking banyak manfaatnya, peran bawang putih selalu tercantum dalam literatur kerajaan-kerajaan kuno yang besar seperti Babilonia, Medo-Persia, Yunani, dan Roma. Pliny the Elder (23-79 M), seorang Naturalis besar Romawi, merekomendasikan bawang putih dalam bukunya Naturatis Histoia. Salah satunya, dia menganjurkan pengobatan dengan bawang putih untuk orang yang terkena gigitan ular berbisa.
Penelitian-penelitian terkini bahkan menyebutkan, bawang putih bisa digunakan untuk mencegah penyakit jantung dan kanker. Pada Oktober 2000, American Journal of Nutrition menulis bahwa orang yang mengkonsumsi bawang putih dimasak atau mentah secara teratur memiliki risiko setengah lebih rendah untuk terkena kanker perut dan sepertiga lebih rendah menderita kanker usus besar dibanding yang tidak atau sedikit mengonsumsi bawang putih.
Bawang putih memang tergolong buah “ajaib”. Selain dimanfaatkan sebagai bumbu masak dan berkhasiat sebagai obat, kepercayaan-kepercayaan kuno juga mengisahkan bawang putih dapat digunakan sebagai penolak bala. Orang Amerika percaya bawang putih dapat mengusir vampir. Sedang masyarakat Indonesia mewajibkan para ibu hamil untuk selalu membawa gunting dan bawang putih untuk menangkal roh jahat yang dapat mengganggu ibu maupun janinnya.
Baca juga:
Percaya pada Jamu dari Dulu
Mevrouw Jans Ahli Jamu Asal Semarang
Dari Asia Tengah, tulis Iyam dan Tajudin, bawang putih dibawa oleh pedagang Tionghoa dan Arab, kemudian dibudidayakan di daerah pesisir atau pantai Nusantara. Seiring waktu, bawang putih masuk ke pedalaman dan akrab dengan masyarakat Nusantara.
Di antara keluarga besar bawang-bawangan, bawang putih termasuk yang paling populer di antara masyarakat Indonesia. Sebagai bumbu penyedap, peran bawang putih belum tergantikan oleh penyedap masakan modern yang beredar di pasaran. Ditinjau dari sisi manfaat dan kegunaan, kini muncul bawang putih tidak lagi dalam bentuk konvensional (siung) tapi serbuk dengan kemasan botol, atau bila untuk obat ada yang dalam bentuk pil.