Masuk Daftar
My Getplus

Miris, Nasib Bandara Internasional Pertama di Indonesia

Kondisi menyedihkan dari bandar udara pertama di Indonesia yang dibuka untuk penerbangan internasional. Dulu terkenal kini hanya menjadi tempat penampungan hewan kurban nan angker.

Oleh: Fernando Randy | 02 Agt 2020
Lapangan bekas parkir mobil Bandara Kemayoran yang dipenuhi hewan kurban. (Fernando Randy/Historia.id).

Bandar Udara (Bandara) Kemayoran, Jakarta, resmi berdiri pada 8 Juli 1940. Inilah bandara pertama untuk pelayanan penerbangan internasional di Indonesia. Selama beroperasi, bandara ini sangat terkenal.

Komik Tin-Tin karangan Herge, seniman asal Belgia, yang terkenal itu menyebut Bandara Kemayoran dalam seri Flight 714 to Sydney. Seri ini menceritakan perjalanan Tin-Tin, tokoh utama komik, dari London menuju Sydney untuk mengikuti kongres Astronotika Internasional. Dia pergi bersama Kapten Haddock, Profesor Calculus, dan anjingnya Snowy.

Mereka transit di Bandara Kemayoran, lalu beralih maskapai. Dari Qantas Boeing 707 penerbangan 714 ke pesawat pribadi milik miliuner Lazslo Carriedas. Mereka berpetualang ke Pulau Bompa, wilayah Sondonesia. Tin-Tin adalah komik laris pada masanya dan terjual di hampir 50 negara. Dengan demikian nama bandara yang pernah menggelar acara ulang tahun Ratu Belanda, Wilhelmina, tersebut semakin dikenal luas. 

Advertising
Advertising
Bandara Kemayoran beberapa hari setelah diresmikan tahun 1940. ( Foto : Wikimedia Commons )

Kemayoran, nama tempat bandara ini berdiri, sebelumnya hanyalah tanah lapang dan rawa yang dimiliki oleh Isaac de l'Ostal de Saint-Martin (1629—1696), salah satu Mayor dalam Kongsi Dagang Hindia Timur (VOC). Tak heran jika nama wilayah ini merujuk pada pangkatnya, Mayoran. Hingga awal abad ke-20, kondisi Kemayoran pun masih berupa rawa dan persawahan.

Baca juga: Akhir Bandara Kemayoran

Pemerintah Kolonial mengubah wilayah ini jadi bandara pada 1934. Bandara mulai beroperasi pada 1940. Pengelolaan bandara ini dipercayakan kepada Koniklijk Nederlansch-Indischa Luchtvaart Maatschappij sampai masa pendudukan Jepang. Bandara Kemayoran menjadi saksi bisu sejarah kehadiran pesawat berbadan lebar generasi awal seperti Boeing 747 seri 200, DC-10, dan Airbus A-300.

Cerita bersejarah lainnya adalah ketika Sukarno, Hatta, dan Radjiman yang baru mendarat dari Vietnam pada 14 Agustus 1945 sudah ditunggu para pemuda untuk segera merencanakan kemerdekaan Indonesia setelah Jepang menyerah pada sekutu. 

Kondisi terkini dilapangan bekas Bandara Kemayoran Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).
Kondisi terkini di bekas Bandara Kemayoran Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).

Untuk mempercantik Bandara Kemayoran, Sukarno yang memang menyukai seni berpikir tentang perlunya tambahan ornamen khas bangsa Indonesia di bandara itu. Akhirnya pada 1957, Sukarno memerintahkan para seniman yang tergabung dalam organisasi Seniman Indonesia Muda atau SIM yang bermarkas di Yogyakarta untuk membuat berbagai karya relief di Bandara Kemayoran. 

 Berbagai karya seni yang masih ada di bekas Bandara Kemayoran Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).
 Berbagai karya seni yang masih ada di bekas Bandara Kemayoran Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).
 Berbagai karya seni yang masih ada di bekas Bandara Kemayoran Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).
 Berbagai karya seni yang masih ada di bekas Bandara Kemayoran Jakarta. (Fernando Randy/Historia.id).

Bandara Kemayoran mulai jarang digunakan ketika Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng beroperasi pada 1982. Bandara Kemayoran resmi ditutup pada 1985. Setelah itu, kondisi bandara kian memprihatinkan. Dari luar pagar saja terlihat jelas bahwa bangunan ini sudah tidak terurus. Cat mengelupas dan sejumlah ruangan hancur hingga terkesan angker.

Baca juga: Jejak Cinta yang Terpahat di Bandara Kemayoran

“Beberapa kali yang datang kesini kesurupan, memang sekarang serem apalagi kalau malam, mangkanya kalo kesini harus permisi atau jangan melakukan hal yang aneh-aneh," ujar Ahmad (43), pekerja Dinas Kebersihan yang sudah puluhan tahun bekerja di daerah bandara. Menjelang Idul Adha, bandara menjadi tempat tempat penampunan hewan kurban seperti sapi dan kambing. 

Bekas Bandara Kemayoran yang dipenuhi hewan kurban. (Fernando Randy/Historia.id).
Bangunan yang rusak menimbulkan kesan angker. (Fernando Randy/Historia.id).
Berbagai sisi ruangan bandara yang sudah rusak dan tak terawat, sehingga terkesan menyeramkan. (Fernando Randy/Historia.id).
Berbagai bangunan gedung yang hancur dan tak terawat di bekas Bandara Kemayoran. (Fernando Randy/Historia.id).
Seorang anak bermain sepeda di lapangan parkir bekas Bandara Kemayoran. (Fernando Randy/Historia.id).

 

TAG

bandara kemayoran

ARTIKEL TERKAIT

Sri Nasti Mencoba Melepas Trauma 1965 dengan Suara Pesona dari Desa Penglipuran Menelusuri Jejak Chairil Anwar di Ibukota Blok M Mal Dulu Hiruk Pikuk Kini Mati Suri Getirnya Perjalanan Tuba Menghapus Stigma 1965 Menemukan Kembali Peradaban yang Hilang dengan Lidar Menjelajahi Era Jepang di Nusantara dalam Pameran Sakura di Khatulistiwa Ketika Perayaan HUT RI Marak Lagi di Jakarta Merekam Dua Sisi Pematangsiantar Kisah Sukarno dan Planetarium