PADA akhir 1945, seorang pemuda tiba di Yogyakarta. Dia mantan pegawai perkebunan karet. Namanya Rais Abin. Dia pernah sebentar bergabung sebagai anggota laskar Pesindo. Dia menyaksikan beberapa pemuda menyandang pistol di sana.
Di Yogyakarta, Rais Abin berkawan dengan Satar, Abubakar, dan Sutopo. Mereka berempat pemuda terpelajar. Di tahun itu, masih banyak pemuda yang buta huruf.
Keempat pemuda itu beruntung berada di Yogyakarta pada akhir 1945. Ada dua pemuda lain yang menampung mereka, yakni Yusuf Sofyan dan Roestam Moenaf. Roestam dan Yusuf bahkan menampung keempat pemuda tadi di kamar nomor 16 sebuah hotel yang cukup terkenal di Yogyakarta, Hotel Merdeka.
Roestam dan Yusuf adalah penghuni resmi, sedangkan keempat pemuda tadi pengungsi yang mencari jatidiri di Yogyakarta dengan ikut revolusi. Jika Roestam dan Yusuf dapat jatah makan di hotel, keempat pemuda tadi rela keluar hotel untuk mendapatkan makanan murah. Roestam sudah punya pekerjaan ketika keempatnya datang.
“Roestam Moenaf sudah aktif di Markas Besar Tentara,” aku Rais Abin dalam biografinya yang disusun Rusman Pandjaitan dan disunting Ed Zoelverdi, Rais Abin: Dari Ngarai Ke Gurun Sinai.
Baca juga: Eks Pesindo Sukses
Keempat pemuda tadi lalu mendaftar ke Markas Besar Tentara (MBT) untuk berperan dalam revolusi kemerdekaan Indonesia. Rais Abin diterima di bagian intelijen. Ia ditugasi menangani penyelundupan senjata (untuk perjuangan RI) dari Singapura, di bawah komando Letnan Kolonel Iskandar alias Yakub yang berasal dari Malaya.
Setelah perang Indonesia-Belanda selesai pada 1950, Rais Abin meneruskan kariernya di militer. Sementara, Roestam berhenti dari militer.
Roestam terjun ke dunia bisnis. Bersama Soedarpo Sastrosatomo, James Panglaykim, Ali Boediardjo dan beberapa tokoh lain, pria asal Sumpur, Sumatra Barat itu pada 1955 terlibat dalam pendirian Bank Niaga dan Asuransi Bintang. Selain itu, seperti dicatat Fuad Nazar dalam Jejak Pengabdian Ulama: Pelopor Penasihatan Perkawinan, Roestam adalah pengusaha perkapalan dalam perusahaan bernama Indonesian Marine alias Indomarine. Perusahaan yang berdiri pada 1954 itu juga melibatkan Daan Yahya, mantan panglima Siliwangi.
Baca juga: Rosihan Anwar Jatuh Bangun Koran Kiblik
Keterlibatan dalam perusahaan yang sama itu membuat Daan karib dengan Roestam. Kekariban itu ternyata berguna di kemudian hari. Ketika koran Pedoman yang –dicap koran Partai Sosialis Indonesia (PSI) dan dianggap berseberangan dengan rezim Sukarno– dieditori Rosihan Anwar dibredel pada 1961, Rosihan Anwar kehilangan pekerjaan. Daan Yahya pun berusaha menolong Rosihan yang menganggur itu.
“Kau gabung pada Roestam Moenaf di perusahaan Indomarine agar kau punya income,” kata Daan Jahja kepada Rosian Anwar, seperti dicatat Rosihan dalam Belahan Jiwa: Memoar Kasih Sayang Percintaan Rosihan Anwar dan Zuraida Sanawi.
Rosihan pun menurutinya. Maka sang jurnalis sejak zaman perang itu bekerja di Indomarine dari 1963 hingga 1968.
Sementara Roestam menjadi pengusaha terkenal di Indonesia, beberapa kawan yang ditampungnya di Hotel Merdeka dulu berprofesi macam-macam. Ada yang menjadi pegawai tinggi di Kementerian Perdagangan, yakni Satar. Sementara, Rais Abin yang terus menjadi tentara akhirnya mencapai pangkat jenderal. Rais Abin pernah menjadi komandan Pasukan Perdamaian PBB di Gurun Sinai (1976-1979) dan sempat pula menjadi duta besar RI di Singapura dan Malaysia.
Baca juga: Rais Abin, Panglima Perdamaian Dunia
Semasa hidupnya, Roestam menikah dengan seorang perempuan Indo Belanda-Betawi bernama Anna Reijnenberg. Perkawinan itu menghasilkan beberapa anak. Yakni Andy Rustam Munaf, yang lama aktif di dunia penyiaran radio dan pernah menjadi direktur administrasi dan support service di Asuransi Bintang. Lalu, Reza Rustam Munaf, yang pernah aktif di Indomarine.
Putra Anna dan Roestam yang paling tenar adalah Fariz Rustam Munaf alias Fariz RM. Fariz merupakan musisi serba-bisa namun dikenal sebagai penyanyi pop –selain pionir genre fusion– di Indonesia. Lagu ciptaannya yang paling terkenal yakni “Barcelona” dan “Sakura”.
Selain anak-anak, ada pula keponakan Roestam yang juga terkenal sejak muda, yakni Sherina Munaf. Sherina merupakan anak Triawan Munaf, yang –pernah menjadi kepala Badan Ekonomi Kreatif RI– anak kakak Roestam yang bernama Bahar Moenaf. Bahar dan Roestam adalah anak dari Abdoel Moenaf dan Djamaliah. Di masa mudanya, Triawan adalah pemain keyboard band progresif rock The Giant Steps.*