SETELAH Ahmad Dhani dan Vidi Aldiano membawakannya kembali, lagu “Nuansa Bening” kembali hits tahun 2024 ini. Di sosial media, lagu ini sering dimunculkan orang.
Belasan tahun silam, Vidi Aldiano juga membawakannya dan hits. Pada 2008, Vidi membawakan “Nuansa Bening” yang termuat dalam album Pelangi di Malam Hari itu. Vidi sendiri bukan orang pertama yang membawakan lagu tersebut.
Tiga puluh tahun sebelum Vidi, Keenan Nasution yang membawakannya. “Nuansa Bening” muncul dalam album solo Di Batas Angan-angan (1978). Lantaran dianggap lagu bagus di tahun itu, penyanyi-penyanyi lain menyanyikannya kemudian. Antara lain, Eddie Sillitonga yang menyanyikan lagu ini dalam albumnya Bahana Perdamaian (1979) dan Fariz RM berduet dengan Andi Meriam Mattalata memperdengarkan lagu ini pada 1990.
Meski tampak sederhana, lirik “Nuansa Bening” punya makna dalam jika diresapi. Keenan Nasution menulisnya bersama Rudy Pekerti. Rudy menyebut “Nuansa Bening” tentang putus cinta, namun Keenan menyebut liriknya terkait dengan hubungan manusia dengan Tuhan.
Dalam proses penggarapannya, tak hanya Rudy dan Keenan saja yang terlibat. Addie Muljadi Sumaatmadja, yang beken sebagai Addie MS, juga terlibat sebagai penata musiknya.
“Saat album tersebut dirilis, Addie baru berumur 18 tahun dan lagu Nuansa Bening aransemen pertama Addie yang masuk dalam sebuah album rekaman,” tulis Evariny Andriana dalam Addie MS.
Addie mahir memainkan piano. Intro piano pada “Nuansa Bening” agak mirip dengan solo piano tengah lagu “In My Life” (1965) milik Beatles. Jaringan kawan Keenan kerap terpengaruh band Inggris, baik Beatles maupun Genesis.
Ketika “Nuansa Bening” dibuat, Keenan memang jadi musisi yang kerap diajak band-band papan atas Indonesia. Band Gypsy tempatnya biasa bermain drum, meski kasetnya tak selaris Koes Plus, dianggap sebagai pelopor genre fusion di tanah air salah satu band terbaik dalam sejarah musik pop Indonesia. Gypsy, yang juga terdiri dari saudara-saudaranya dan tetangganya itu, pernah berkolaborasi dengan Guruh Sukarnoputra dalam album Guruh Gypsy. Di dalamnya ada musik rock yang dipadukan dengan gamelan Bali.
Dalam album itu Christian Rahadi, tetangga Keenan, menjadi vokalisnya. Chris merupakan kawan lama Keenan. Mereka main band sejak akhir 1960-an dalam Sabda Nada lalu Gypsy pada era 1970-an, baik ketika manggung di Jakarta atau restoran Ramayana New York.
Keenan pernah ikut Badai Band, setelah film dan album musik Badai Pasti Berlalu meledak. Lagu-lagu dalam album itu juga dinyanyikan Christian Rahadi. Lagu-lagu itu ditulis Eros Djarot dan musiknya ditata Yocky Suryoprayogo.
Jadi, dalam jejaring musisi, Keenan kondang sebagai pembuat karya-karya musik bagus namun kurang pasaran. Keenan pernah pula menjadi pemain drum God Bless, setelah Fuad Hasan meninggal dunia di sekitar Pancoran. Pernah pula Keenan di Gang Pegangsaan. Jadi sebelum merilis album solo, putra Saidi Hasjim Nasution yang dulu tinggal di Pegangsaan Barat ini sudah malang-melintang di band-band dengan musik yang ciamik.
“Nuansa Bening” karya Keenan berada di urutan 27 dalam jajaran 150 Lagu Terbaik versi majalah Rolling Stones Indonesia tahun 2009. Bersama lagu-lagu lain dalam album Di Batas Angan-angan seperti “Jamrud Khatulistiwa”, “Nuansa Bening” membuat Keenan Nasution makin diperhitungkan dalam dunia musik pop Indonesia. Keduanya termasuk evergreen bagi penikmat musik pop Indonesia.