Masuk Daftar
My Getplus

Pemerasan Jemaah Haji Indonesia

Mengapa jemaah haji Indonesia kerap diperas pada masa kolonial?

Oleh: Martin Sitompul | 11 Jul 2017
Jemaah haji dari Jepara. Foto: Snouck Hurgronje/British Museum.

Jemaah haji asal Indonesia pada abad ke-19 hingga abad ke-20 acapkali diperdaya penduduk Arab. Mereka kerap diperas, baik oleh syekh, mutawif, maupun pedagang tanpa ampun.

Biasanya, para jemaah disuruh melakukan bermacam ziarah yang aneh, mahal, dan melelahkan karena mereka tak tahu ritus-ritus yang dijalankan dalam ibadah haji. Sasaran utamanya adalah jemaah haji asal Jawa. Orang Arab bahkan menyematkan julukan bernada menghina sebagai sebutan terhadap orang Jawa: farukha (ayam itik) dan Baqar (hewan ternak).

Menurut Islamolog terkemuka Snouck Hurgronje, dikutip Henri Chambert-Loir dalam Naik Haji Masa Silam 1482-1890, peziarah Nusantara menjadi sasaran empuk karena umumnya tak menguasai bahasa Arab dan tak tahu rukun, kewajiban, dan sunah haji.

Advertising
Advertising

“Mereka cenderung mengagumi segala sesuatu yang berbau Arab; meyakini diri mereka berasal dari suatu peradaban yang hina dan menganggap perlu membersihkan diri dari berbagai kenistaan itu,” tulis Chambert-Loir.

Tipu muslihat ini terus berlangsung dari waktu ke waktu hingga berdirinya Kerajaan Arab Saudi yang kemudian menerapkan regulasi.

TAG

ARTIKEL TERKAIT

Mimpi Pilkada Langsung Jurus Devaluasi dan Deregulasi Radius Prawiro Mobil yang Digandrungi Presiden Habibie Jenderal Belanda Tewas di Lombok Jusuf Muda Dalam Terpuruk di Ujung Orde Radius Prawiro Arsitek Ekonomi Orde Baru Hilangnya Pusaka Sang Pangeran Cerita Presiden RI dan Mobil Mercy-nya Keluarga Jerman di Balik Serangan Jepang ke Pearl Harbor Tanujiwa Pendiri Cipinang dan Bogor