Masuk Daftar
My Getplus

Polonia, Tanah Tuan Kebun Polandia di Medan

Dari Polandia, Baron Michalsky membangun tanah Polonia di Medan. Dari tanah perkebunan tembakau yang subur kemudian menjadi bandara internasional, yang semua tinggal kenangan.

Oleh: Martin Sitompul | 22 Jul 2024
Rumah Baron Michalsky, tuan kebun asal Polandia di tanah perkebunannya yang disebut Polonia, pada 1870. Perkebunan tembakau Polonia terletak diantara Sungai Deli dan Sungai Babura yang menjadi bagian dari Kota Medan sekarang. Sumber: Tropen Museum.

SEBELUM pindah ke Kualanamu, Deliserdang, 11 tahun silam, Kota Medan punya bandar udara (bandara) bernama Polonia. Bandara Polonia terletak di Kecamatan Medan Polonia, sebelah selatan Kota Medan. Nama Polonia sendiri bukanlah lema dalam bahasa lokal, entah Melayu atau Batak, melainkan diserap dari satu nama negara di benua Eropa: Polandia.

“Seorang berbangsa Polandia, ia membuka kebon tembako dilapangan terbang GIA sekarang dan kebon itu dinamakan ‘Polonia’. Sebab itulah nama tersebut melekat sampai sekarang,” demikian dilansir Mingguan Istimewa, 26 April 1959.

Kampung Medan milik Kesultanan Deli kian menarik sejak pengusaha Belanda Jacobus Nienhuys menyulapnya jadi perkebunan tembakau. Begitu ekspor tembakau Deli laku keras di pasaran dunia, para pemodal Eropa dan Amerika kemudian berduyun-duyun ikut menanamkan modal ke Medan. Tidak terkecuali bagi Ludwik Baron Michalsky, seorang bangsawan rendahan asal Polandia, juga kepincut mendulang laba dari tembakau Deli di Medan.

Advertising
Advertising

Baca juga: Ketika Ibukota Kesultanan Deli Pindah ke Medan

Michalsky, menurut Lukasz Stach, sejarawan Polandia dari Jagiellonian University, dikutip dalam Kompas, 26 April 2024, tiba di Sumatra pada 1869. Dalam waktu singkat, Michalsky tak kesulitan menjalin relasi dengan Kesultanan Deli. Berbekal pengalamannya selama menjadi tentara Austria, dia menjadi teman baik sekaligus penasihat militer Sultan Deli saat itu, Sultan Mahmud Al Rasyid.

Sang Sultan kemudian memberikan konsesi sebidang tanah seluas 1100 hektare (11 km persegi) kepada Michalsky untuk dijadikan perkebunan tembakau. Kontrak konsesi ditandatangani pada 4 Desember 1869 berdurasi selama 75 tahun. Dengan demikian, hak Michalsky atas tanah konsesi itu berlaku hingga 1944.

Tanah konsesi milik Michalsky terletak di antara Sungai Deli dan Sungai Babura sehingga sangat subur. Orang-orang pribumi menyebutnya Kampung Baru, tapi Michalsky menamakan tanah perkebunannya itu “Polonia” yang berarti diaspora Polandia. Begitupun orang-orang Belanda, lebih suka menyebutnya Polonia. Jadilah nama Polonia semakin dikenal sejak 1872, sebagai salah satu perkebunan di tanah Deli. Selain membuka perkebunan, Michalsky juga membangun peternakan kuda di Polonia.

Baca juga: Helvetia, Tanah Tuan Kebun Swiss di Medan

Pada 1878, Perkebunan Polonia dengan jumlah pekerja sebanyak 250 buruh menghasilkan 87.500 kg tembakau. Angka produksi itu terbilang tinggi. Namun, bila dibandingkan perkebunan tembakau Belanda di bawah Deli Maatschappij yang rata-rata diatas 100.000 kg, produksi tembakau Polonia masih kalah. Pada 1883, menurut laporan arsip Verslag der Handelingen 1883—1884, terjadi peningkatan produksi mencapai 137.000 kg dengan penurunan jumlah pekerja yaitu 212 buruh.

Namun, pada 1884, Michaelsky menutup usaha perkebunannya. Perkebunan tembakau Polonia selanjutnya diakusisi sepenuhnya oleh Deli Maatschappij. Michalesky sendiri kembali ke Eropa melanjutkan kehidupannya.

Menurut Usman Pelly dalam Sejarah Sosial Daerah Sumatra Kotamadya Medan, Polonia di masa pemerintahan kolonial Belanda menjadi kawasan permukiman warga Eropa (European Wijk), pusat perkebunan, dan berbagai kantor pemerintahan. Kebanyakan rumah dinas pemerintah kolonial terletak di Kampung Polonia. Semakin pesatnya pertumbuhan Kota Medan memasuki abad ke-20, kebutuhan akan suatu bandara pun kian mendesak. Polonia dipersiapkan menjadi lokasi bandara di Medan.

Baca juga: Arsip Angkasa Pura Mengudara

Pada 1928, lapangan terbang Polonia resmi dibuka. Pada operasi perdananya, enam pesawat milik maskapai penerbangan Hindia Belanda (KNILM) mendarat pada landasan darurat yang masih berupa tanah yang dikeraskan. Pemerintah pusat di Batavia kemudian menyetujui pembangunan lapangan terbang Polonia pada 1 Januari 1931.

“Sehingga sejak 1931 itu hubungan Batavia-Singapura-Medan akan dilaksanakan dengan pesawat terbang darat,” catat sejarawan Deli Tengku Luckman Sinar dalam Sejarah Medan Tempo Dulu.

Selain tempat lapangan terbang, menurut Lukman Sinar, Polonia menjadi salah satu kawasan penopang Kota Medan, selain tanah perkampungan penduduk asli Melayu Deli, dan tanah konsesi perkebunan Mabar-Deli Tua. Dari ketiganya, Polonia jauh lebih maju karena lebih dekat ke inti kota. Penggunaan Bandara Polonia terus bertahan memasuki zaman Republik Indonesia.

Baca juga: Kota Medan dari Sarang Preman hingga Begal

Pada 1950, Bandara Polonia dikelola bersama oleh Maskapai Penerbangan Belanda (KLM) dan Garuda Indonesia. Baru pada 1959 bandara ini dikelola sepenuhnya oleh negara Indonesia, yakni melalui AURI dan Jawatan Penerbangan Sipil. Tidak lama berselang, pada 1966, status Bandara Polonia ditingkatkan menjadi bandara internasional.

Seiring waktu, kawasan Polonia semakin padat penduduk. Ia rapat dengan gedung-gedung dan bangunan menjulang yang ada di Medan. Keadaan demikian rentan mendatangkan celaka bagi pesawat yang lepas landas maupun tinggal landas. Selain itu, kapasitas Bandara Polonia telah melebihi batasnya. Setelah 85 tahun beroperasi, Bandara Polonia akhirnya dipindahkan ke Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang pada 2013.

Bandara Polonia kini tak lagi beroperasi. Ia dialihkan fungsinya dan bersalin nama menjadi Pangkalan Udara TNI-AU Soewondo. Kendati demikian, Polonia telah menjadi toponimi yang mengkhalayak bagi warga Medan. Nama Polonia melekat sebagai nama kecamatan, perumahan, penginapan, dan sebagainya. Di jantung Kota Medan ini pula berdiri sejumlah tempat penting, mulai dari rumah dinas gubernur Sumatra Utara, pusat perbelanjaan terbesar Sun Plaza, hingga beberapa konsulat negara asing, seperti Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, dan Belanda.

Baca juga: Medan Paris-nya Sumatra

TAG

polandia medan tembakau perkebunan bandara

ARTIKEL TERKAIT

Laskar Napindo dari Halilintar hingga Naga Terbang Kari Perjuangan Hamzah Abdullah Teror Darul Islam Mengintimidasi sampai ke Alam Mimpi Cara Kolonial Bangun IKN Kerajaan Karo Itu Ada Brigjen M. Noor Nasution di Panggung Seni Hiburan Westerling Nyaris Tewas di Tangan Hendrik Sihite Menculik Pacar Westerling T.D. Pardede Bandit Medan Berjuang dalam Perang Kemerdekaan