HARI itu, 4 Januari 1887, sebuah kapal uap merapat di Pelabuhan San Francisco, Amerika Serikat. Kerumunan orang di pelabuhan seketika bersorak ketika penumpang yang paling dinanti, Thomas ‘Tom’ Stevens, turun dari kapal dengan menenteng sepedanya.
Stevens menjawabnya dengan lambaian tangan. Segala lelah yang bersemayam di tubuh dan pikirannya buyar saat melihat semaraknya sambutan untuknya dari masyarakat dan para anggota San Francisco Bicycle Club. Stevens baru saja merampungkan perjalanan bersepeda keliling dunia.
“Setelah kepulangannya di San Francisco, sebuah pesta makan malam besar dihelat di Hotel Baldwin untuk merayakan kesuksesannya mengelilingi dunia,” tulis Kevin J. Hayes dalam American Cycling Odyssey, 1887.
Petualangan itu jadi pengalaman terbaik sepanjang hidupnya. Sosok kelahiran Berkhamsted, Inggris pada 24 Desember 1854 itu sebelumnya hanya sekadar imigran yang membuka peternakan di Kansas. Seiring booming sepeda di kota-kota besar Amerika pada pertengahan abad ke-19 itu, Steven ikut jatuh hati pada kendaraan roda dua tersebut ketika mulai pindah ke San Francisco.
Di kota itulah Stevens berkecimpung di San Francisco Bicycle Club hingga kemudian mendapat sponsor dari majalah olahraga Outing untuk melakoni petualangannya. Lepas sukses mengelilingi dunia, Stevens menuangkan semua lika-liku pengalamannya melintasi Eropa hingga Asia lewat bukunya yang diterbitkan dalam dua volume, Around the World on a Bicycle (1887).
Baca juga: Keliling Dunia dengan Sepeda dan Gitar
Ditangkap di Afghanistan, Diancam Massa di China
Dengan disponsori Outing, Stevens mulanya berniat bertualang lintas Amerika semata dari pesisir barat ke timur. Niatnya didorong rasa penasarannya lantaran tak pernah “cuci mata” ke wilayah timur Amerika.
Stevens berangkat dari San Francisco pada pukul 8 pagi 22 April 1884 dengan menunggangi sepeda penny-farthing atau sepeda roda besar Pope Manufacturing Company tipe Columbia Standard 50 inci. Ia hanya membawa perbekalan seadanya dengan tas yang diikatkan di stang dan lengannya berupa beberapa kaus kaki, satu stel kemeja, sebuah jas hujan yang bisa difungsikan menjadi tenda dan kantung tidur, serta sepucuk revolver saku British Bull Dog.
Kota pertama yang disinggahinya adalah Sacramento, lalu melintasi jalur Pegunungan Sierra Nevada menuju kota Utah dan kota Laramie di Wyoming, di mana dia disambut komunitas League of American Wheelman. Lantas ia melanjutkan perjalanan dengan mengayuh sepeda kadang berjalan kaki menenteng sepedanya melintasi trek kereta kuda, jalur keretaapi, jalur kanal, dan jalan raya sejauh 3.700 mil (5.950 kilometer/km), hingga akhirnya tiba di Boston, Massachusetts pada 4 Agustus 1884.
“Lebih dari sepertiga rute dilalui Tuan Stevens dengan berjalan kaki. Sepanjang 83 hari ditambah 20 hari beristirahat karena cuaca basah dan sebagainya, membuat total 103 hari dilalui untuk mencapai Boston dengan jarak tempuh 3.700 mil. Ia mengikuti trek lama California melewati pegunungan, bertemu suku-suku Indian dan sejumlah petualangan menarik,” kata laporan majalah mingguan Harper’s edisi 30 Agustus 1884.
Baca juga: Yang Muda yang Keliling Dunia (1)
Niat Stevens melintasi Amerika sudah terpenuhi. Akan tetapi saat menghabiskan musim dingin di New York, ia mengajukan usul kepada Outing untuk melanjutkan petualangan lintas benua. Usulnya disetujui dengan syarat ia berperjalanan merangkap koresponden istimewa dan berangkat dengan kapal uap SS City of Chicago menuju kota pelabuhan Liverpool di Inggris.
Stevens tiba di Liverpool pada 9 April 1885. Dengan dibantu seorang penerjemah dari kedutaan China di London, Stevens menggali banyak hal tentang kondisi Asia. Lantas dari halaman Gereja Edge Hill, Stevens memulai lagi perjalanannya pada 4 Mei tahun itu.
“Lautan kecil manusia melambaikan topi; sebuah riak aplaus dilayangkan 500 warga Inggris seiring saya menunggangi sepeda saya; dan dengan dibantu beberapa polisi, 25 pesepeda Liverpool, melepas saya melewati kerumunan sampai keluar batas kota Liverpool,” tulis Stevens.
Baca juga: Yang Muda yang Keliling Dunia (2)
Stevens melakoni turingnya melewati kota kelahirannya, Berkhamsted, lalu Newhaven sebelum akhirnya menumpang kapal ferry ke Dieppe, Prancis. Di Eropa, Stevens melintasi rute Prancis-Jerman-Austria-Hungaria-Slavonia (kini Kroasia)-Serbia-Bulgaria-Rumelia (kini Makedonia), hingga akhirnya tiba di Konstantinopel atau Istanbul yang menjadi kota tujuan terakhir dalam rute Eropanya pada musim dingin 1885-1886.
“Pada musim semi 1886, ia melanjutkan perjalanannya menuju Persia (kini Iran) dan Afghanistan. Ia sudah menjalani jarak 800 mil sampai akhirnya ia tak mendapat izin masuk wilayah Afghanistan. Membuatnya harus kembali ke Konstantinopel dan mencari rute lain melewati Semenanjung Arab,” tulis suratkabar Daily Alta California, edisi 8 Januari 1887.
Sejatinya Stevens ingin melintasi Afghanistan untuk menuju Siberia di Rusia yang menurutnya menjadi rute tersingkat. Nahas menimpanya setelah dirinya dijamu Shah Iran, Naser al-Din di Teheran, Stevens ditangkap di Afghanistan medio Maret 1886.
Baca juga: Roda Kehidupan Legenda Balap Sepeda
Stevens menjadi tahanan rumah di sebuah vila selama beberapa hari. Ia kemudian dikawal kembali menuju Persia tapi mencoba kabur dengan sepedanya. Nahas, ia ditangkap lagi dan kali ini sepedanya dirusak. Ia mengalami beberapa saat penahanan kembali. Setelah bebas, Stevens menemukan seorang pandai besi di Afghanistan untuk memperbaiki bagian roda dan jari-jari sepedanya.
Stevens kemudian terpaksa kembali via Baku (Azerbaijan) dan Batoum (Georgia) dengan keretaapi, dilanjutkan dengan kapal uap ke Istanbul. Dari Istanbul, Stevens restart perjalanannya menumpang kapal uap menuju India. Di India, Stevens mengayuh sepedanya melintasi jalur Grand Trunk Road hingga akhirnya singgah lagi di Kalkuta, sebelum menyambung perjalanannya lagi dengan kapal uap menuju China Selatan via Singapura dan Semenanjung Malaka.
“Saya tiba di Kanton 11 Oktober 1886 dengan kapal uap dari Kalkuta dan melanjutkan perjalanan di sepanjang jalur Sungai Ki Kiang di Provinsi Quang Tung. Mulanya masyarakat sekitar yang menguntit saya tidaklah mengganggu tapi sesampainya di Ta Ho, saya sampai harus dikawal dua tentara yang mengantar saya sampai ke Kingan Foo,” sambung Stevens.
Baca juga: Aturan Bersepeda pada Masa Lampau
Di China selatan itulah nyawa Stevens paling terancam. Pasalnya masyarakat setempat sedang dilanda sentimen anti-Barat pasca-Perang Tonkin atau Perang Sino-Prancis (1884-1885) antara Dinasti Qing kontra Prancis. Ia sampai selalu dikawal tentara Dinasti Qing dan Dinasti Nguyen serta singgah secara sembunyi-sembunyi di kediaman pejabat setempat.
Dari wilayah selatan China, Stevens bertolak menuju Shanghai. Dari Shanghai, Stevens kembali menumpang kapal uap sampai Tokyo. Dari Tokyo, Stevens kembali mengayuh sepedanya melewati pedesaan di Jepang hingga tiba di Yokohama pada 17 Desember 1886.
“Di situlah (Yokohama) Stevens mengakhiri perjalanannya dengan sepeda. Ia telah melintasi India, Singapura, Hong Kong. Usai pengalaman pahit di selatan China, akhirnya ia tiba di Jepang untuk mencatatkan rekor (perjalanan) sepeda pertama keliling dunia. Jarak tempuh (bersepeda) yang dilalui 13.500 mil (22.000 km) selama tiga setengah tahun sejak berangkat dari San Francisco,” ungkap Giles Belbin dalam A Ride Through the Greatest Cycling Stories.
Dari Yokohama, Stevens pulang ke San Francisco dengan kapal uap dan tiba pada 4 Januari 1887. Sebagai bentuk apresiasi, pabrikan The Pope Company mengabadikan sepeda Stevens, kendati pada Perang Dunia II sepedanya disumbangkan untuk dibongkar besi-besinya demi keperluan industri perang.
Baca juga: Berlayar Mengelilingi Dunia dan Tak Kembali