Masuk Daftar
My Getplus

Pengawal Raja Charles Dilumpuhkan Orang Bali

Keduanya punya masa lalu berbeda. Namun akhirnya sama-sama membela Belanda.

Oleh: Petrik Matanasi | 22 Mar 2024
Penyerangan terhadap benteng bajak laut di Belitung, saat mana Roy dan Roger ikut di dalamnya (Repro "Orang Indonesia dan Orang Prancis")

Seorang muda masuk ke sebuah kamar perwira tentara kolonial yang belakangan dikenal sebagai Koninklijk Nederlandsch Indische Leger (KNIL) di Batavia. Tak lupa orang muda itu memberi hormat kepada perwira yang ada di dalamnya.

“Aku ini di bawah perintahmu, Kapten. Apa yang bisa saya bantu?” kata laki-laki itu.

“Pertama-tama saya ingin tahu nama Anda dan dari daerah Perancis mana Anda dilahirkan?” tanya Kapten Just Jean Étienne Roy (1794-1871).

Advertising
Advertising

“Nama saya Marcellin Roger; saya tidak lahir di provinsi, tetapi di Paris, Rue de la Roquette, Faubourg Saint-Antoine,” jawab laki-laki tersebut.

“Apakah Anda seorang tentara sebelum tahun 1830?

“Tidak, kapten, aku masih terlalu muda. Karena saya lahir pada tahun 1812, dan saya baru berusia delapan belas tahun. Saya pembuat lemari di Rue du Faubourg Saint-Antoine ketika Revolusi Juli pecah. Bos menutup bengkelnya, dan bilang ke kami bahwa kami harus ikut memperjuangkan piagam yang ingin dihancurkan oleh Polignac dan Charles X,” kata Roger.

Piagam yang dimaksud adalah Piagam 1814 atau konstitusi yang menjamin hak individu, kebebasan pers dan beragama serta penghapusan wajib militer. Roger mengaku tak tahu makna piagam tersebut namun dia suka menjadi bagian dari kelompok yang membela piagam tersebut.

“Saya tidak tidak begitu tahu apa piagam itu; tetapi ketika masalahnya adalah berperang melawan polisi, melawan sersan kota pengawal Swiss dan pengawal kerajaan, itu sangat cocok untukku. saya ambil jadi senapan, seperti teman-temanku, dan inilah aku selama tiga hari tiga malam melakukannya di belakang barikade. Saya adalah orang pertama yang memasuki Tuileries, dan sayalah yang mendapat kehormatan untuk mengibarkan bendera tiga warna di alun-alun,” kata Roger.

Roger menjadi terbiasa dengan bau mesiu dan dia merasa cocok dalam bertempur setelah Revolusi Juli tersebut. Kawan-kawan Roger merasa telah berjasa menaikkan Louis Phillipe menjadi raja Perancis. Setelah revolusi, sebagian pemuda macam Roger hendak dikirim ke Afrika untuk melawan orang-orang Badui untuk Perancis. Namun Roger tak ikut.

Roger memilih pergi ke Belgia yang sedang bergolak. Sekitar September 1830, Roger menjadi sersan dalam tentara Belgia. Enam bulan jadi sersan, pangkatnya naik lagi menjadi sersan mayor. Dia berharap akan menjadi perwira. Tapi jalan hidup berkata lain. Tahun berikutnya, Rogger berselisih dengan tentara Perancis. Roger kemudian pergi ke den Haag.

Setelah dua hari di Belanda, Roger mendaftar ke resimen tempat Roy berdinas juga. Kali ini Roger memulai dari nol. Roger awalnya kesulitan dalam berbahasa Belanda. Namun ketika dia mulai bisa berbahasa Belanda terbukti bisa menuliskan namanya sendiri, dia diangkat menjadi kopral. Sebelum akhirnya menjadi sersan.

“Awalnya saya takut padanya, dia adalah musuh politik,” catat Roy dalam Quinze Ans De Séjour À Java (1861).

Ketika revolusi 1830 tersebut, Kapten Roy juga sedang berada di Perancis. Waktu itu dia adalah anggota Resimen Pengawal Raja Charles X dari Perancis dan berpangkat Letnan Muda. Jadi mereka sama-sama orang Perancis namun beda kubu dalam Revolusi 1830. Namun Roy sedang berada di Normandia ketika Revolusi Juli. Jadi mereka tidak bertemu. 

Roy dan Roger kemudian ikut resimen tentara Belanda ke Hindia Belanda. Roger akhirnya tak dianggap membahayakan lagi bagi Roy. Bagi Roy, Roger hanya pemuda buta politik karena pendidikannya rendah. Roger adalah orang jujur di mata Roy.

Roger ikut dalam komando Mayor Roy ketika menumpas bajak laut di daerah Belitung sekitar tahun 1835. Dalam sebuah pertempuran, Roger menyelamatkan Roy. Buah darinya, Sersan Mayor Roger Marcellin dipromosikan Roy menjadi Letnan Muda. Impian Roger jadi perwira pun terwujud.

Roger dan Roy kemudian bareng ke Bali saat rakyat Bali bergolak dan menentang Hindia Belanda. KNIL dikerahkan untuk memadamkan perlawanan itu. Gedenkschrift Koninklijk Nederlands-Indisch Leger 1830-1950 (1995) menyebut KNIL mengirimkan tentara ke Bali pada 1846 dan 1848. Kali ini Letnan Kolonel Roy memimpin resimennya dan Letnan Roger menjadi salah satu bawahannya.

Pada 7 Juni 1846, pasukan Roy mendarat di Bali. Mereka tanpa perlawanan ketika berada di timur Sangsit.

Mayor Sorg kemudian diperintahkan merebut Bungkulan. Pertempuran berat terjadi. Seorang perwira dan tujuh serdadu KNIL tewas.

Bersama Letnan van Swieten, Letnan Roger kemudian memimpin serbuan dalam upaya merebut sebuah benteng orang Bali. Namun Roger terluka.

Di front lain, Roy juga terluka oleh gempuran para pejuang Bali. Orang Bali termasuk yang sulit dihadapi oleh tentara KNIL. Ketika Roger dievakuasi, Roy menemui bekas musuhnya itu dan mencoba menghibur. 

“Bicaralah, temanku, apa pun yang bisa aku lakukan untukmu, aku akan melakukannya,” kata Roger.

Ratusan prajurit KNIL yang terluka kemudian dibawa ke Surabaya. Dalam perjalanan, nyawa Roger tak tertolong. Sementara Roy harus istirahat 6 bulan sebelum akhirnya kembali ke Perancis.

TAG

knil sejarah-perang

ARTIKEL TERKAIT

Siapa Penembak Sisingamangaraja XII? Thomas Nussy versus Anak Cik Di Tiro Hukuman Penculik Anak Gadis Dulu Para Sersan Berserikat Pengawal Raja Charles Masuk KNIL Setelah Gerard van Daatselaar Ditawan Kombatan Minahasa dalam Serangan Umum Persahabatan Sersan KNIL Boenjamin dan dr. Soemarno Sejumput Kisah Sersan Baidin Pensiunan KNIL Menipu di Salatiga