Masuk Daftar
My Getplus

Jhonny Iskandar dan Dangdut Natal

Jhonny Iskandar bersama OM PMR membuat album pertama mendangdutkan lagu-lagu Natal. Dinilai kurang dangdut karena takut menyimpang dari melodi dan irama asal.

Oleh: Hendri F. Isnaeni | 11 Mei 2024
Konser Jhonny Iskandar dan OM PMR pada 2019. (Youtube Sounds From The Corner).

JHONNY Iskandar meninggal dunia pada 10 Mei 2024, menyusul kawannya, Boedi Padukone (5 Oktober 2020) dan Yuri Mahippal (10 Februari 2021). Jhonny yang lahir di Gresik, Jawa Timur pada 20 Oktober 1959, merupakan penyanyi dangdut senior yang populer pada 1980–1990-an, sebagai penyanyi solo maupun vokalis grup musik dangdut jenaka, OM PMR. 

Sebagai penyanyi solo, Jhonny terkenal dengan lagu “Bukan Pengemis Cinta”. Sementara bersama OM PMR, lagu hitnya adalah “Judul-judulan” (1987) dan “Ada Enggak Ada” (1991). Setelah lama vakum, OM PMR kembali pada 2014 dengan album Orkeslah Kalau Bergitar

Kejenakaan grup musik ini terlihat dari namanya. OM yang dalam sejarah grup musik artinya Orkes Melayu, diplesetkan menjadi Orkes Muda kemudian Orkes Moral. Sedangkan PMR kependekan dari Pengantar Minum Racun. Bahkan, ketika didirikan namanya Orkes Kurang Gizi. 

Advertising
Advertising

Baca juga: Riwayat Pedangdut Nyentrik Jhonny Iskandar

Mengutip , 10 Juli 2017, OM PMR dibentuk pada 27 Oktober 1977. Grup musik ini salah satu yang paling terkenal untuk genre dangdut komedi. OM PMR ditemukan bakatnya oleh penyiar radio Prambors, Wre Munindra atas suruhan pelawak Kasino. Kasino pula yang menamai grup ini dan memberikan nama tambahan berbau India ke setiap personelnya: Jhonny Madumathikutu (vokalis), Boedi Padukone (gitar), Yuri Mahippal (mandolin), Imma Maranaan (bass), Ajie Cetti Bahadur Syah (tamborin, perkusi), dan Harri Muke Kapoor (gendang). 

, 26 Oktober 2015, menyebut OM PMR melejit berkat album penuh mereka berjudul Judul-judulan yang rilis sepuluh tahun setelah berdiri. Album Judul-judulan dikabarkan menembus angka penjualan dua juta kopi, dan hit mereka dengan judul yang sama merajai tangga lagu radio seluruh Indonesia selama berbulan-bulan.  

Baca juga: Akar Sejarah Pohon Natal

Christmas Dangdut, album pertama OM PMR. (Shopee).

Sebelum album Judul-judulan, OM PMR merekam tiga album Christmas Dangdut, Hajat Nyunatin, dan Astaga. Album pertama Christmas Dangdut (1980) mendapat ulasan dari sastrawan dan redaktur majalah Tempo, Yudhistira ANM Massardi. 

“Sekelompok pemusik remaja yang menamakan dirinya Orkes Muda Pengantar Minum Racun (PMR) menyajikan 14 lagu ‘Natal bergoyang’ dalam kasetnya yang diberi judul Christmas Dangdut,” tulis Yudhistira dalam “Damai di Dangdut” di majalah Tempo, 27 Desember 1980. 

Baca juga: Cerita di Balik Lagu Jingle Bells

Semua lagunya memang sudah dikenal di mana-mana: White Christmas, Jingle Bells, Malam Kudus (yang ternyata tak didangdutkan), Candle Light (instrumental), Pohon Terang, Selamat Hari Natal. Syair lagu yang Inggris tetap dibiarkan dan ini cukup unik. 

Namun, Yudhistira menganggap semangat anak-anak PMR berbeda dari yang tampak pada kelompok sejenis (OM PSP atau Orkes Moral Pancaran Sinar Petromaks) yang muncul lebih dulu yang menjadi kekuatannya. Pada PMR, tak jelas benar definisinya. Kalau dilihat dari pengantar Arwah Setiawan, ketua Lembaga Humor Indonesia, dan keterangan yang ditulis pada sampul kaset, terkesan keinginan main-main. “Nyatanya tidak, mereka serius, dan kelihatan takut menyimpang –apalagi meninggalkan– melodi dan irama asal,” tulis Yudhistira. 

Baca juga: Elvis Menyanyi Dangdut

Yudhistira membandingkan dengan cara PSP menyajikan "Kidung Abadi". Lagu Chrisye itu mereka rusak sedemikian sedap dan norak. PSP sudah mendangdutkan segala macam lagu sampai ke simfoni Beethoven. Sementara warna dan cengkok suara para penyanyi PMR sama sekali jauh dari dangdut. Kecuali sedikit pada Jhonny Iskandar. Maka, inilah dangdut permukaan: ada gendang, suling, dan mandolin. Bahkan, tak didangdutkannya "Malam Kudus" hanya membikin tanda tanya: apa mereka tiba-tiba begitu takut berdosa? 

“Alasan Indra, pemimpin PMR yang mengaku sebagai pemilik ide mendangdutkan lagu Natal, tak begitu jelas. Katanya itu untuk memasyarakatkan nyanyian kegembiraan menyambut kedatangan Sang Penebus. Dengan kata lain, tentunya, ‘menurunkan’ lagu Natal dari kalangan pop gedongan ke kalangan jembel. Jangan risih-risih, kalau memang sudah mau merakyat sambil berdakwah,” tulis Yudhistira yang meninggal pada 2 April 2024.* 

TAG

dangdut musik

ARTIKEL TERKAIT

Apotek yang Melahirkan Band Rock Legendaris Indonesia Berkah Ditolak Jadi Tentara Yok Koeswoyo Bicara Sukarno Yok Koeswoyo yang Tinggal dari Koes Plus Moonlight Sonata dan Kisah Cinta Tak Sampai Ludwig van Beethoven Muslim Penting dalam Musik Pop Kisah di Balik Alat Musik Kesayangan Squidward Sebelum Ahmad Albar Sukses di Indonesia Di Balik Lagu “Nuansa Bening” Papa T. Bob dan Lagu Anak