Masuk Daftar
My Getplus

Alkisah Bing Slamet

Bing Slamet seniman serba bisa. Jago menyanyi, melawak, dan berakting. Semua dilakoninya dengan serius.

Oleh: Budi Setiyono | 14 Des 2023
Bing Slamet menyanyi di RRI. (Perpusnas RI).

BING SLAMET menimba sumur seni sejak remaja. Guru seninya banyak. Hidupnya berpindah-pindah. Tujuannya satu: mengabdi seni untuk kemanusiaan. Lama tak pulang ke rumah, Bing pernah ditangkap tentara Jepang dan Belanda. Tapi dilepaskan karena statusnya sebagai seniman.

Memasuki 1950-an, usaha Bing berbuah. Dia merengkuh gelar “Bintang Pelawak” pada 1953.

Dua tahun kemudian, gelar “Bintang Radio” disabetnya. Bing beroleh peran utama dalam film. Honornya mahal. Namun Bing tak lantas jemawa. Hidup bersahaja dengan rumah sederhana dekat Pasar Senen.

Advertising
Advertising

Baca juga: Benyamin Sueb Penyambung Lidah Orang Betawi

Bing laksana cahaya, banyak orang merubungnya. Tangan Bing selalu terbuka. Sejumlah nama beken pernah dibimbingnya. Sebutlah sedikit nama: Titiek Puspa, Kris Biantoro, dan Benyamin Sueb.

Tapi Bing bukan tanpa kritik. Pernah lawakannya dianggap membosankan. Meski begitu, Bing tetap dicintai. Saat wafat, iring-iringan pelayatnya mencapai empat kilometer. Jasadnya mungkin lapuk, tapi jasanya awet dikenang.

Tiada Bing lagi. Hingga kini tempatnya belum tergantikan.

Berikut ini laporan khusus Bing Slamet:

Anak Kolong dari Cilegon

Kisah Penyanyi Pengelana

Pejuang Penghibur

Musisi Sosial

Bing Sang Bintang

Melawak Tanpa Babak

Kesenian Kelas Jongos

Bing Slamet Menebus Dosa

Pesta Penghabisan

Dinasti Bing Slamet

TAG

film musik lawak premium

ARTIKEL TERKAIT

Musik Rock pada Masa Orde Lama dan Orde Baru Waktu The Tielman Brothers Masih di Indonesia Jalan Perjuangan Tak Berujung dalam Perang Kota Apotek yang Melahirkan Band Rock Legendaris Indonesia Empat Film Korea Selatan yang Menggambarkan Darurat Militer Senna Si Raja Lintasan Basah The Children’s Train dan Nasib Anak-anak Korban Perang di Italia Berkah Ditolak Jadi Tentara Mengenal Tang Soo Do dari Cobra Kai Munculnya Si Doel (Bagian III – Habis)