Kurt Russell dari Bisbol ke Hollywood
Aktor kawakan yang mencintai akting dan bisbol. Dikagumi Elvis Presley hingga jadi “anak emas” Walt Disney.
KARIERNYA merentang dari 1962 hingga 59 tahun berselang. Tidak kurang dari 101 film layar lebar maupun film serial dibintanginya. Nama Kurt Vogel Russell hingga kini masih bertahan sebagai aktor kawakan papan atas Hollywood lintas genre dan karakter. Yang terbaru, Russell kembali beradu akting dengan Vin Diesel dan John Cena di film waralaba F9 (Fast & Furious 9) yang dikabarkan baru akan rilis pada 25 Juni 2021.
Kala berkisah dalam Mola Living Live, Jumat (21/5/2021) malam, pria kelahiran Springfield, Massachusetts, Amerika Serikat pada 17 Maret 1951 itu mengaku darah seninya diturunkan dari kedua orangtuanya, Louise Julia Crone yang seorang penari dan Neil Oliver ‘Bing’ Russell yang juga seorang aktor.
Russell juga hobi bermain bisbol sebagaimana ayahnya yang pernah berkarier sebagai atlet bisbol profesional di Minor League Baseball. Russell mulai menseriusi bisbol di usia sembilan tahun dengan masuk tim California Angels. Setelah pindah ke Bend Rainbows, Russell masuk tim Walla Walla Islanders, El Paso Sun Kings, hingga terakhir Portland Mavericks –tim yang salah satu pemilik dan pendirinya adalah ayah Russell sendiri. Tetapi Russell terpaksa pensiun pada 1973 akibat cedera bahu.
“Sedari kecil saya sudah menjalani dua hal, bisbol sejak usia sembilan dan akting di usia 10. Saya hanya ingin punya kesempatan menjalani keduanya selama mungkin. Ketika saya cedera di bisbol, saya mulai melihat bisnis layar lebar bisa jadi jalan hidup lain,” ujar Russell.
Baca juga: Sharon Stone dalam Bayang-bayang Simbol Seks
Elvis Presley, Siapa Dia?
Memiliki ayah yang sudah punya nama di dunia akting memudahkan Russell mengenal lebih dekat industri film di Hollywood. Russell memulai debut aktingnya sebagai aktor pendukung di drama komedi Dennis the Menace (1962). Debutnya di layar lebar dimulainya sebagai figuran di film musikal It Happened at the World’s Fair (1963) yang dibintangi Elvis Presley.
Meski Elvis sudah punya nama besar di panggung musik global, Russell saat itu mengaku sempat tak mengenalnya. Dalam syuting film itulah ia baru bertemu seorang selebritis yang levelnya sudah mencapai stardom.
“Dulu saya tak mengenalnya. Saya tidak mendengarkan musiknya. Usia saya baru 10 dan saya sibuk main bisbol sampai tak memerhatikan hal lain. Dia selebritis sungguhan dan orang terkenal pertama yang saya temui. Saya ingat hari pertama dia datang ke lokasi syuting, ada 300-400 gadis yang mengerubunginya. Saya sampai keheranan dan kru tata suara bilang pada saya: ‘Well, itulah Elvis’,” imbuhnya.
Baca juga: Lantai Dansa John Travolta
Russell kemudian mengagumi Elvis lantaran popularitasnya tak menjadikannya bintang arogan dan sombong. Russell justru melihat Elvis sebagai sosok yang ramah, humble, dan menyenangkan.
Russell tak menduga bahwa Elvis nge-fans ayah Russell hingga meniru cara memakai topi koboi Bing Russell di film-film atau drama seri bertema western yang dibintanginya, semisal Wagon Train (1957), Johnny Ringo (1959), atau Death Valley Days (1963). Dalam aktingnya, Bing Russell acap mengenakan topi dengan melipat tepinya ke atas.
“Suatu waktu ayah mengajak saya ke MGM Studios dan Elvis mengenali ayah saya. Dia suka dengan cara ayah saya mengenakan topi koboinya. Dia (Elvis) menegur saya: ‘Apakah dia ayahmu? Bisakah saya bertemu dengannya?’ Saya bilang: ‘Ya, tentu saja.’ Saya kemudian memperkenalkan keduanya dan Elvis bilang: ‘Tuan Russell, saya suka dengan cara Anda mengenakan topi Anda. Jika saya main di film western, apakah Anda keberatan jika saya menirunya?’ Ayah saya terkesan dan tak keberatan. Seramah itulah Elvis,” kenang Russell.
Bertahun-tahun kemudian, Russell dua kali memerankan sosok Elvis Presley. Pertama, dalam drama biopik Elvis (1979) di mana ia menerima nominasi Emmy Awards dan kedua, sebagai figuran di Forrest Gump (1994).
Wasiat Walt Disney?
Seiring memasuki usia remaja, Russell sempat dihadapkan pada pilihan antara bisbol dan Hollywood. Di medio 1960-an Russell masih berusaha membagi waktu di antara keduanya. Terlebih di usia 14 tahun Russell tinggal beberapa langkah lagi beranjak dari kompetisi amatir ke level pro. Tetapi, cedera bahu yang dialami Russell pada 1973 pada akhirnya mempermudahnya memilih.
“Sulit bagi saya untuk memilih satu karena keduanya sama-sama konyol. Para pemiliknya idiot dengan membeli pemain mahal. Di sisi lain mustahil meyakinkan publik bahwa bisbol adalah kerja keras dan tentu saja jadi tantangan mental untuk menampilkan performa terbaik dalam 162 pertandingan. Tetapi bayaran kami lumayan. Tidak sedikit pemain yang mendapatkan gaji besar,” tutur Russell dikutip suratkabar Youngstown Vindicator edisi 2 Agustus 1981.
Baca juga: Layar Kehidupan Robert De Niro
Saat masih tampil di level amatir, Russell sudah menyambi di dunia akting. Dia sudah main di 10 film di bawah naungan The Walt Disney Company (WDC).
Bos besar WDC, Walter Elias ‘Walt’ Disney perlahan kagum pada Russell kecil. Russell disebut “anak emas” karena sejak usia 13 tahun sudah sangat akrab dengan Walt Disney. Seringkali ketika datang ke lokasi syuting, Walt menghampiri dan menyapa sampai mengajak Russell main tenis meja setiap jam makan siang.
Baca juga: Warna-warni Kehidupan Sean Connery
Russell mengaku tak pernah terintimidasi dengan besarnya nama Walt Disney. Dia justru merasa nyaman berada di dekatnya karena Walt Disney mengingatkannya pada sosok sang kakek dari garis ayah, Warren Oliver Russell.
“Kakek saya pilot yang hebat dan dia seorang inovator yang kreatif. Sangat menyenangkan berada di dekatnya. Saya menemukan perasaan itu pada Tuan Disney. Baik saat main tenis meja, membicarakan film, atau mengajak saya jalan-jalan ke departemen lain di studio. Itu jadi bagian besar dari edukasi awal saya dalam bisnis (film) ini,” sambung ayah dua anak tersebut.
Maka menjelang Russell masuk bisbol profesional, Disney melakoni beragam cara persuasif untuk menjadikan Russell bintang tetap Disney dengan tawaran kontrak berdurasi 10 tahun. Disney tak mau “anak emasnya” memilih bisbol sebagai jalan hidup satu-satunya dengan meninggalkan dunia akting.
“Yang paling saya kenang adalah attitude-nya. Dia banyak melakukan hal luar biasa dalam hidup saya ketika itu meski saya juga sedang menseriusi bisbol karena tinggal beberapa tahun lagi sebelum saya bermain di level profesional. Dia tidak berusaha mendesak saya tapi mencoba sabar. Bahkan ketika saya bermain dia ikut datang menonton. Setelah menang ia mendatangi kamar ganti dan saya ingat dia bilang: ‘Saya dengar kita punya seorang pemain juara. Attaboy!’ Dia sosok yang sangat bijak,” tambah Russell.
Baca juga: Kirk Douglas, Pelaut Penakluk Hollywood
Tetapi saat kontrak itu belum ditandatangani, Walt Disney wafat pada 15 Desember 1966 akibat kanker paru-paru. Tak lama setelahnya Russell membubuhkan tanda tangannya di kontrak berdurasi 10 tahun yang “dimitoskan” sebagai wasiat terakhir Walt Disney. Banyak yang percaya pada “mitos” yang menyebutkan bahwa kata terakhir yang dituliskan Walt Disney di atas secarik memo di kantornya sebelum wafat adalah nama Kurt Russell.
Russell sendiri, dikutip Amy Boothe Green dan Howard E. Green dalam Remembering Walt: Favorite Memories of Walt Disney, sedang syuting dengan rumah produksi Universal Studios saat menerima kabar meninggalnya Walt Disney.
“Saya sedang disyuting dengan kamera close-up dan menyadari kegemparan terjadi di belakang kamera. Lalu semua orang terdiam. Mereka menatap saya dan seorang kru mengatakan: ‘Dengan menyesal saya harus memberi tahu Anda, Kurt, tetapi Walt Disney sudah meninggal’,” tutur Russell di biografi keluaran 1999 itu.
Russell juga baru mengetahui “mitos” wasiat Walt Disney itu beberapa tahun kemudian. Memo itu sendiri baru ditemukan staf arsip di meja kerja Walt Disney pada 1970 dalam rangka mendokumentasikan dan menginventarisir barang-barang sang mendiang.
“Saya berasumsi, sebagaimana orang lain, bahwa saat itu ia sedang memikirkan tentang film yang berpotensi untuk saya bintangi. Beberapa tahun setelah ia meninggal, para petinggi Disney memanggil saya dan mantan sekretarisnya menunjukkan memo itu dan mengatakan itu hal terakhir yang dia (Walt Disney) tuliskan,” lanjutnya.
Baca juga: Layar Lebar Chadwick Boseman
Beberapa pihak tidak percaya sepenuhnya bahwa hanya nama Kurt Russell yang jadi tulisan terakhir Disney sebelum meninggal. Salah satunya sejarawan dan kritikus Jim Korkis, yang menuliskan pendapatnya di kolomnya di Mouse Planet edisi 7 September 2011. Argumen Korkis berangkat dari fakta bahwa Disney tidak hanya punya satu melainkan dua ruang kerja. Korkis pun ragu dari ruang kerja mana memo yang hanya bertuliskan nama Kurt Russell dan tanpa tanggal itu berasal. Pasalnya, di ruang kerja lain juga terdapat sebuah memo dengan tanggal yang spesifik, 8 September 1966. Memo itu bertuliskan: TV Projects In Production: Ready for Production or Possible for Escalation and Story. Di memo itu juga tertera tulisan: “Ron Miller– ; 2 Way Down Cellar; 2 Kirt (sp) Russell; 3 CIA–Mobley.”
“Ron Miller adalah nama menantu Walt yang juga produser di beberapa film. Way Down Cellar kemudian jadi acara televisi mingguan yang dimulai Januari 1968. Nama Kurt Russell ditulis dengan ejaan yang salah dan di bawahnya adalah referensi aktor muda Roger Mobley yang sebelumnya tampil di serial petualangan Adventures of Gallegher (1964). Jadi yang pasti nama ‘Kurt Russell’ bukanlah satu-satunya hal terakhir yang dituliskan Walt,” ungkap Korkis.
Terlepas dari kesimpangsiuran mitos tersebut, Russell kemudian naik daun setelah menandatangani kontrak 10 tahun dengan The Walt Disney Company. Walau beberapa kali gagal meraih Piala Oscar maupun Golden Globe, Russell tetap jadi aktor yang disegani karena piawai memainkan banyak karakter berbeda.
“Saya senang memainkan banyak karakter karena saya juga senang memperhatikan orang lain. Kemudian saya mencoba menirukan sebagian gaya mereka dan mengombinasikannya dengan imajinasi saya sampai akhirnya saya menciptakan karakter orang itu dengan cara saya sendiri,” sambung Russell.
Selain karena disegani sebagai aktor serba bisa, Russell juga mampu bertahan di belantika Hollywood lantaran tak satu dekade pun sejak 1962 ia pernah vakum tanpa tawaran main film atau drama seri. Russell menyatakan, salah satu faktornya adalah keberuntungan. Faktor lain adalah karena ia menerapkan mentalitas yang sama ketika ia masih bermain bisbol.
“Saya selalu menjadi team-player setiap kali masuk ke lapangan. Saya harus melebur jadi satu tim dengan rekan-rekan untuk mendapatkan kemenangan, membuat saya menjadi bernilai bagi tim. Attitude saya sama di dunia hiburan. Ketika saya tampil di sebuah show, saya harus membuatnya berhasil, membuat saya menjadi bernilai bagi tim produksi, bagi pertunjukannya, bagi film, bagi aktor-aktor lain, bagi sutradara dan para krunya,” tukas Russell.
Baca juga: Enam Aktor Asia Pemilik Piala Oscar
Tambahkan komentar
Belum ada komentar