Pada 5 April 1964, pukul 23.00, KRI Dewa Ruci merapat di pelabuhan Djibouti, Somalia. Muncullah para pekerja pelabuhan. Mereka berdiri berkelompok memandangi tiang-tiang Dewa Ruci dan tali-temali yang memenuhi geladak. Mereka kemudian pergi ke haluan dan ramai memperdebatkan patung Dewa Ruci yang tepaku kokoh di bawah cocor.
Kemudian terjadi komunikasi dalam bahasa Inggris yang sangat kaku. Kemampuan bahasa Inggris awak Dewa Ruci memang belum begitu bagus, begitu pula dengan bahasa Inggris mereka tidak lebih baik. Kendati begitu, dengan isyarat tangan dan bahasa tubuh yang universal, komunikasi dapat berjalan secukupnya.
Baca juga: Rosenow, Pelaut Jerman, Komandan KRI Dewa Ruci Pertama
“Mereka tidak begitu hafal tentang Indonesia. Sewaktu kami menyebut Indonesia, mereka malah menyangka Indochina,” kata Corenlis Cowaas dalam Dewa Ruci: Pelayaran Pertama Menaklukkan Tujuh Samudra.
“Aaa, yes, Indochina, Saigon!” katanya. Indochina dan Saigon tentu saja amat populer bagi mereka karena Vietnam dan Somalia sama-sama dijajah Prancis.
“No no no, Indonesia, Jakarta!” kata Cornelis. “Kami berusaha menjelaskan. Tetapi tetap saja mereka tidak paham. Dan pada waktu kami menyebut nama Sukarno, barulah mereka terkejut.”
Baca juga: Orang Afrika Mempertanyakan Mengapa Sukarno Disingkirkan
Mendengar nama Sukarno, mereka dengan mata terbelalak dan muka berseri-seri serentak berteriak, “Sukarno? Yes, Sukarno! Good, Sukarno, oh yes, Indonesia!”
“Rupanya nama Sukarno lebih populer daripada Indonesia, atau boleh juga dikatakan bahwa Sukarno adalah Indonesia atau sebaliknya,” kata Cornelis.
Baca juga: Tanzania Tak Akui Soeharto sebagai Presiden setelah Sukarno Dijatuhkan
Mereka menganggap bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Sukarno merupakan model bangsa yang berjuang dengan kekuatan sendiri berhasil menghancurkan belenggu penjajahan dengan semangat merdeka atau mati. Dengan semangat tersebut, Sukarno menggalang kekuatan baru (The New Emerging Forces) untuk memerdekakan bangsa-bangsa yang masih berada dalam cengkeraman penjajah.
“Semangat tersebut kini sedang mengilhami mereka,” kata Cornelis, “terutama karena rakyat Somalia juga sedang berjuang menuntut kemerdekaan dari Prancis.” Republik Somalia merdeka pada 1 Juli 1960.