Masuk Daftar
My Getplus

Ketika Fasisme Muncul di Muka Bumi

Impian Benito Mussolini mengulangi kejayaan kekaisaran Romawi melahirkan ideologi paling berbahaya di abad modern.

Oleh: Martin Sitompul | 23 Mar 2019
Benito Mussolini, pemimpin Partai Fasis Italia dan Adolf Hitler, pemimpin Partai Nazi di Jerman. (Wikimedia Commons).

Di sepanjang kota Milan, pria berkemeja hitam berjejal memadati jalanan. Dengan gaya khas, mereka mengacungkan tangan kanan ke udara. Sang pemimpin, Benito Mussolini, mendeklarasikan berdirinya Fasci di Combattimento yang kelak dikenal sebagai Partai Fasis, 23 Maret 1919, tepat hari ini seabad lalu.

“Kita adalah manusia-manusia yang mendorong negara ke kancah peperangan dan meraih kemenangan,” seru Mussolini.

Fasisme lahir ketika Italia mengalami krisis ekonomi pasca Perang Dunia pertama. Sebagai negara pemenang perang, Italia gagal mendapatkan pembagian wilayah di Afrika Utara. Hutang negara bertumpuk sementara ratusan ribu rakyat Italia menganggur. Mussolini, tokoh Partai Sosialis dan pemimpin redaksi koran Avanti datang menawarkan perubahan.

Advertising
Advertising

Rezim Il Duce

Semula, gerakan Fasis dibawah Mussolini hanyalah kelompok aksi ultranasionalis. Gerakan ini dinamakan Fasci d’ Azione Rivoluzionarea (kelompok pemuda yang ingin perang). Simbol mereka adalah Fasces, tongkat kayu bermata kapak, diadaptasi dari zaman Romawi kuno yang melambagkan hukum dan kekuatan. Salamnya diambil dari gaya legiun Roma, legiun d’ Annunzio, yaitu lengan kanan naik dengan tangan kanan.

Mussolini mengusung kampanye Italia Raya seperti masa jaya Imperium Romawi yang tercetus dalam konsep Italia la Prima. Dalam romantika masa lalu, wilayah Italia terbentang dari Negara Italia, Laut Mediterania, Afrika Utara, sampai Ethiopia. Propaganda ini cukup laris termakan rakyat. Pada 1921, tercatat dalam Compendio di Statistica Ellettorale, Partai Fasis berhasil memasuki parlemen dengan raihan 35 kursi di parlemen.

Baca juga: Menang atau Mati! Ancaman Mussolini untuk Tim Azzurri

“Metode Mussolini kemudian, adalah menyusun Fasis-nya sebagai angkatan perang politik yang privat. Ia beroperasi di luar parlemen, meraih kekuasaan dengan rally jalanan dan mengintimidasi lawan,” tulis Hugh Purcell dalam Fascism: People and Politics.

Dalam sepak terjangnya, Partai Fasis disokong oleh kalangan industrialis yang anti-komunis. Partai ini juga mengandalkan unit pasukan khusus bernama Squadirsti. Mereka tak segan menghancurkan lawan politiknya dengan cara berkelahi, bikin rusuh, hingga membunuh.

Pertumbuhan Fasis yang pesat membuktikan bahwa Mussolini cakap dalam mengorganisasi. Pada 31 Oktober 1922, dalam usia 39 tahun, Mussolini dilantik menjadi Perdana Mentri termuda Italia dan menandai dimulainya pemerintahan Fasis. Mussolini pun mendapatkan gelar kehormatan dari rakyatnya, Il Duce yang berarti sang pemimpin.

Politik Agresif

Dalam Today’s Isms, William Ebenstein menyebutkan, Mussolini memerintah secara totaliter dengan ciri: sangat nasionalis chauvinistik, rasialis, militeris, dan imperialis. Dengan tangan besi, perlahan Italia menjadi negara yang stabil. Selama Fasis berkuasa, tiada ditemui unjuk rasa atau mogok kerja. Ketertiban umum harus dibayar dengan kehilangan kebebasan berpendapat.

Demi menghasilkan generasi baru Italia, pertumbuhan penduduk digenjot. Bagi Mussolini, pengaruh suatu bangsa amat bergantung pada kekuatan demografi.

“Apa artinya 40 juta orang Italia dibandingkan dengan 90 juta orang Jerman dan 200 juta orang Slavia? Apa artinya 40 juta orang Italia dibandingkan dengan 40 juta orang Prancis, ditambah 90 juta penduduk koloni mereka, atau 46 juta orang Inggris ditambah 450 juta orang yang tinggal di koloni mereka?” kata Mussolini dilansir Il Popolo d’Italia, 26 May 1927.

Untuk memperoleh bonus demografi, Mussolini menetapkan pajak bagi bujangan serta tunjangan bagi para ibu. Hasilnya, data kependudukan menunjukan dari 93 wanita melahirkan sekitar 1300 orang anak. Kualitas sumber daya manusia Italia meningkat. Di bidang olahraga, Italia muncul sebagai kekuatan baru meski para atlitnya bermain di bawah bayang-bayang ancaman.   

Baca juga: Tentang Bahaya Fasisme

Setelah kuat di dalam negeri, pemerintahan Fasisme mulai melancarkan politik ekspansi. Langkah pertama adalah dengan menginvasi Ethiopia. Alasan penaklukkan Ethiopia karena negara tersebut termasuk ke dalam mandala Italia Irredenta. Di samping itu, Italia membutuhkan ruang hidup bagi populasi penduduknya yang kian bertambah. Dari segi ekonomi, Italia juga membutuhkan Ethiopia sebagai negeri penghasil bahan mentah.

Dalam kurun waktu tujuh bulan, tepatnya 5 Mei 1936 , Italia menaklukkan Ethiopia sepenuhnya di bawah komando Marsekal Badoglio. Invasi itu membuat pemimpin Ethiopia, Kaisar Haile Salassie melarikan diri ke Inggris. Liga Bangsa-Bangsa menegur agresi tersebut yang langsung di jawab Italia dengan keluar dari keanggotaan organisasi.

Baca juga: Spanyol 1936

Untuk membesarkan pengaruhnya di Eropa, Italia juga melibatkan diri dalam perang saudara di Spanyol. Italia menyokong tokoh fasis Jenderal Francisco Franco yang ingin melakukan pemberontakan terhadap pemerintah yang dipimpin oleh Manuel Azana dari Partai Komunis. Alasan Italia turut campur dalam kisruh politik Spanyol untuk mencari sekutu Fasis sekaligus langkah awal untuk mem-Fasiskan seluruh Eropa. Di balik itu, terselubung motif kekuasaan. Letak Spanyol yang strategis ingin dijadikan Mussolini sebagai Laut Italia sebagaimana halnya zaman Imperium Romawi.

Keok

Keberhasilan Mussolini, menginspirasi Adolf Hitler yang kelak mendirikan Partai Nasionalis Sosialis, Nazi di Jerman. Pada 1939, Italia tergabung dalam blok Poros bersama Jerman dan Jepang menggelorakan Perang Dunia Kedua. Lawan yang dihadapi adalah blok Sekutu terdiri dari Inggris, Prancis, Uni Soviet, Amerika Serikat dan negara lainnya.

Pengalaman memenangkan perang kecil di Ethiopia membuat Mussolini jemawa. Italia sendiri sebenarnya belum siap untuk menghadapi perang besar. Menjelang pecah perang Italia hanya mengandalkan persenjataan sisa Perang Dunia I. Senapan yang digunakan adalah buatan tahun 1891. Persenjataan itupun tidak diganti hingga akhir Perang Dunia II.

Di awal perang, Jerman mampu memenangi berbagai front pertempuran di Eropa. Pun demikian dengan Jepang yang digdaya di Asia Timur Raya. Namun, Italia yang terjun di front Balkan dan Afrika Utara justru keok dimana-mana. Pada 9 Juli 1943, Sekutu berhasil memasuki Italia melalui Pulau Sisilia. Pengaruh Mussolini goyah dan berada di ambang kejatuhan. Hingga pada akhirnya, blok Poros kalah total dari Sekutu.

Baca juga: Neraka Hitler

Pada 28 April 1945, Mussolini yang hendak melarikan diri ke Swiss dengan menyamar, berhasil dikenali dan ditangkap kaum partisan komunis. Dia dihukum mati didepan regu tembak. Mayatnya beserta mayat kekasihnya Clara Pettaci dibawa ke Milan.

Sesampainya ditengah kota, mayat Mussolini digantung dengan posisi kepala dibawah. Di tempat itu pula ia pernah meneriakkan kalimat berapi-api dihadapan lautan massa yang memuja kejayaan Fasisme. Berakhirnya hidup Mussolini menandai berakhir pula rezim Fasisme di Italia.  

TAG

fasisme italia benito mussolini

ARTIKEL TERKAIT

Rossoblù Jawara dari Masa Lalu Hari-Hari Terakhir Mussolini Nasib Nahas Kapten Mussolini Portiere Flamboyan Itu Bernama Walter Zenga Penantian Partenopei dan Memori Maradona Keberuntungan Italia di Piala Eropa Fasisme Kontra Komunisme di Final Euro Roma Harga Mati bagi Francesco Totti Senjakala "Raja Roma" dalam One Captain Mengenang La Grande Inter