Masuk Daftar
My Getplus

Dari Kalibakung ke Sarangan lalu Mabes TNI AL

Latihan Opsir Kalibakung dan Special Operation di Sarangan terbukti mencetak perwira penting TNI AL. Bahkan di antaranya menjadi KSAL.

Oleh: Petrik Matanasi | 30 Mar 2023
KSAL Laksamana Sudomo menyambut KSAL Malaysia Datuk Thanabalasingam di Bandara Kemayoran Jakarta, 3 Oktober 1970. (Yayasan Idayu/Perpusnas RI).

SUDOMO (1926–2012) salah satu peserta pelatihan Special Operation di Sarangan, Plaosan, Magetan, Jawa Timur. Ia sebangku dengan Josaphat Sudarso, yang disebut pelaut asal pedalaman, karena ia lahir di Salatiga, wilayah perbukitan di lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah.

Mulanya pelatihan Special Operation diselenggarakan oleh Bagian V (KP-V), badan intelijen Kementerian Pertahanan. Setelah Bagian V dibubarkan, pelatihan dilanjutkan di bawah Angkatan Laut. Peserta pelatihan 31 orang bekas siswa Latihan Opsir Kalibakung dan tiga orang dari Kementerian Pertahanan.

Julius Pour dalam biografi Laksamana Sudomo Mengatasi Gelombang Kehidupan menyebut setelah menyelesaikan pelatihan, Sudomo ditempatkan di Markas Besar Angkatan Laut di Gondokusuman. Kawan-kawannya disebar ke tempat lain. Ada yang kemudian bergerilya di pergunungan melawan tentara Belanda, ada pula yang masih berjuang di bidang kelautan. Seperti Sudomo memimpin training station di Aceh.

Advertising
Advertising

Baca juga: Bekas Kampung Jerman di Sarangan

Setelah Yogyakarta diserbu tentara Belanda, para perwira Markas Besar Angkatan Laut di Yogyakarta bergerak ke Imogori, selatan Yogyakarta. Jos Sudarso termasuk perwira yang ikut bergerilya di daerah yang dikenal sebagai tempat makam raja-raja Jawa itu.

Ada pula perwira yang masih berada di Sarangan pada akhir 1948, yakni Letnan Fritz Suak. Perwira berdarah Minahasa ini, menurut catatan Urip Subyanto dalam Bunga Rampai Perjuangan dan Pengorbanan II, memimpin pasukan tempur yang disegani tentara Belanda di sana. Belakangan perwira kelahiran Bandung, 2 April 1923 ini pernah menjadi komandan KRI Irian, yang di zaman Sudomo jadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), dihilangkan oleh negara dari daftar inventaris negara. Konon karena negara tidak sanggup mengongkosi.

Sebelum Belanda datang, ada siswa Special Operation yang terluka ketika operasi pembersihan kelompok kiri dalam Peristiwa Madiun 1948, yakni Letnan Kusumobroto yang tertembak di tangan dan dada serta Letnan Sumarsono yang separuh badannya terluka.

Baca juga: Latihan Melawan Belanda di Sarangan

Kebanyakan lulusan Special Operation kemudian meneruskan kariernya di Angkatan Laut. Awal dekade 1960-an terjadi kenaikan pangkat besar-besaran di Angkatan Laut. Ada yang masih kapten pada 1959, setelah 1960 tidak hanya menjadi mayor tapi juga kolonel atau komodor. Di antaranya mereka yang berasal dari perwira pelatihan Special Operation.

Kala itu, KSAL dijabat Laksamana Raden Eddy Martadinata, bekas kepala pendidikan Special Operation. Salah satu muridnya Jos Sudarso menjadi deputi operasi KSAL dengan pangkat komodor. Dengan keberaniannya, Jos Sudarso pergi ke Irian Barat menggunakan kapal yang persenjataannya lemah. Ia gugur dalam Pertempuran Laut Aru pada 15 Januari 1962 dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Setelah Laksamana Madya R.E. Martadinata meninggal dunia pada 6 Oktober 1966 dalam kecelakaan helikopter, posisi KSAL diisi oleh Laksamana Madya Muljadi (1924–1972). Seperti Jos Sudarso, Muljadi juga siswa Special Operation. Ia menjadi KSAL hanya sampai 1969, setelahnya ia menjabat duta besar untuk Uni Soviet. KSAL lalu dijabat oleh Laksamana Sudomo juga murid Latihan Opsir Kalibakung dan Special Operation.

Baca juga: Latihan Opsir Kalibakung

Sudomo menjadi KSAL dari 1969 hingga 1973. Ia lalu menjadi wakil panglima Kopkamtib (Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban). Setelahnya ia pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja dan ketua Dewan Pertimbangan Agung.

Pengganti Sudomo sebagai KSAL adalah Laksamana Richardus Subono (1927–1992), yang juga sama-sama peserta Latihan Opsir Kalibakung dan Special Operation. Ia didikan Special Operation terakhir yang menjadi KSAL, meski hanya menjabat setahun.

Sementara itu, alumni Special Operation lain yang mencapai bintang di antaranya Laksamana Pertama Urip Subyanto dan Laksamana Pertama Fritz Suak.*

TAG

tni al sarangan

ARTIKEL TERKAIT

Sekolah Jerman di Sarangan Latihan Melawan Belanda di Sarangan Perang Tiga Abad tanpa Pertumpahan Darah Ibnu Sutowo dan Para Panglima Jawa di Sriwijaya Serdadu Ambon Gelisah di Bandung M Jusuf "Jalan-jalan" ke Manado Saat Brigjen Djasmin Dikata Pengkhianat Thomas Nussy versus Anak Cik Di Tiro Kopral Roeman Melawan Teungku Leman Ledakan di Selatan Jakarta