Masuk Daftar
My Getplus

Tipu-Tipu Dukun Dibongkar Pesulap

Harry Houdini menginspirasi banyak pesulap yang membongkar penipuan para dukun.

Oleh: Randy Wirayudha | 08 Agt 2022
Pesulap Merah alias Marcel Radhival dengan "Ilmu Merah-nya" membongkar trik-trik dukun (Youtube Marcel Radhival)

SOSOK berjas merah dengan wig berwarna senada itu mulai menggebu-gebu setelah memegang sebotol cairan bening di tangan kanan  dan mangkuk kaca transparan serta sebungkus tissue di tangan kirinya. Ia hendak memamerkan sebuah trik receh dalam dunia sulap.

Marcel Radhival, sosok tadi, yang kondang dengan nama panggung Pesulap Merah, menguraikan apa saja yang sedang ia genggam sebagai bagian dari triknya. Botol itu terisi cairan glisterin. Sementara di balik beberapa lembar tissue yang ia remas-remas hingga tak lagi berbentuk, sudah dituangkan sebuah zat kimia lain berbentuk bubuk.

“Piringnya (mangkuk) ini sudah ditetesin glisterin. Terus ‘dia’ meludah-meludah, kan? Itu hanya kamuflase biar orang enggak mikir ada cairan apa itu. Berikutnya tissue-nya dalamnya sudah ditaruh bubuk zat kimia. Ini trik dasarnya banget ya,” cetus Pesulap Merah dalam video yang diunggah di kanal Youtube-nya, Marcel Radhival.

Advertising
Advertising

Baca juga: Cerita Lama Pawang Hujan

Mangkuk lantas ditaruhnya di tanah. Kemudian tissue tadi ditekan-tekan ke dasar mangkuk agar cairan glisterinnya membasahi tissue yang sudah terdapat bubuk zat kimia yang tak bisa ia sebutkan namanya dengan alasan, agar tak ditiru “calon-calon” dukun berkedok agama lain. Hanya dalam hitungan detik, tissue yang sudah terdapat bubuk zat kimia dan terbasahi glisterin itu berasap disusul kobaran api. 

“Whuaaaah! Whuuuaaah! Balonku ada lima. Rupa-rupa warnanya, hijau-kuning-kelabu! Wuidih, nyala!” celetuknya dengan bergestur bak dukun.

Montase trik membakar tissue tanpa disulut api (Youtube Marcel Radhival)

Itu hanya satu dari sekian trik sulap untuk membakar sebuah benda tanpa disulut api yang dipamerkan Pesulap Merah. Ia membongkar trik itu menyusul trik serupa yang dilakoni Gus Samsudin alias Samsudin Jadab yang diduga melakoni praktik dukun berkedok agama dengan modus pembersihan santet.

Keduanya sempat “berbalas pantun” lewat Youtube masing-masing. Ketika Pesulap Merah mendatangi padepokan Gus Samsudin di Rejowinangun, Blitar, Jawa Timur, kunjungannya pun berubah jadi kericuhan.

Baca juga: Pawang Hujan dalam Peresmian TMII

Tujuan kunjungan itu disampaikan Pesulap Merah saat berbincang dengan maestro sulap Deddy Corbuzier di podcast-nya. Pesulap Merah mengaku niatnya mendatangi Gus Samsudin untuk minta pembuktian, apakah kesaktian Gus Samsudin benar atau rekayasa untuk merugikan masyarakat dengan membawa-bawa agama.

Pesulap Merah mengklaim niatnya adalah untuk memberitahu agar publik lebih mawas diri terhadap dugaan penipuan serupa oleh dukun-dukun berkedok agama selain Gus Samsudin. Pun ketika trik mereka dibungkus dalam kemasan edutainment.

Trik-trik manipulatif (ilusi) yang dilakukan para pesulap dilakukan hanya dalam ranah pertunjukan hiburan. Sedangkan dukun menggunakan trik-trik serupa untuk menipu orang dengan mengusung “intrik” gaib dicampur agama.

“Justru yang kayak gitu mencemarkan nama baik agama. Makanya saya bongkar rahasianya. Tujuan saya edukasi. Kita pesulap berusaha menghibur (namun, red.) kurang dihormati, tapi ketika dukun berusaha nipu dengan trik receh kok dihormati? Malah rela keluar uang ratusan juta. Itu yang mirisnya di Indonesia. Lebih baik juga kembali percaya pada Tuhan daripada perdukunan,” tukasnya.

Houdini vs Barisan Dukun

Fenomena pesulap kontra dukun sejatinya bukan barang baru. Kendati tak sama, “perang” Pesulap Merah vs Gus Samsudin pernah terjadi lebih dari seabad lalu di London.

Pada medio 1914, panggung Empire Theatre, London, bergemuruh dengan tepuk tangan penonton yang terpukau oleh trik menembus dinding yang dilakoni pesulap kondang Harry Houdini (diperankan Adrien Brody). Saking kagumnya, sastrawan pencipta kisah-kisah detektif Sherlock Holmes, Sir Arthur Conan Doyle (David Calder), bersama istrinya, Lady Doyle (Linda Marlowe), memuji langsung di belakang panggung. Sir Arthur menyatakan Houdini memiliki kekuatan supranatural kendati Houdini bersikeras itu hanya trik belaka.

Itu jadi pertemuan perdana Houdini dengan Sir Arthur yang tergambar di biopik Houdini. Film garapan sutradara Uli Edel dengan format miniseri yang terbagi dalam dua part itu ditayangkan di jaringan televisi History pada 1-2 September 2014. Momen itu pula yang membawa pertemanan sekaligus pertikaian antara Houdini dan Sir Arthur berkalang perdukunan. Pasalnya, Lady Doyle mengaku sebagai cenayang yang mampu jadi perantara komunikasi antara seseorang dengan kerabat yang sudah almarhum, di mana dalam hal ini Houdini dengan mendiang ibunya.

Baca juga: Trik Sulap Houdini Berujung Maut

Kendati Houdini tak pernah percaya perdukunan, Sir Arthur dan Lady Doyle mencoba meyakinkan sebaliknya ketika Houdini diajak ke sebuah ruangan gelap hanya bercahayakan lilin. Houdini sempat tercengang dan matanya berkaca-kaca ketika Lady Doyle tetiba seperti kerasukan. Berbekal sebatang pensil dan selembar kertas, Lady Doyle yang kesurupan mencorat-coret kertasnya dengan beberapa lema abstrak. Alih-alih “termakan” Houdini justru geram.

“Istrimu penipu! Ibuku tak bisa berbahasa Inggris sepatah katapun. Dan malam itu adalah ulangtahunku dan ibuku tak pernah lupa ulangtahunku. Tidak pernah! Istri Anda penipu!” kata Houdini menghardik, yang dijawab Sir Arthur dengan pukulan ke perut Houdini.

Dua adegan Harry Houdini yang menuduh Lady Doyle penipu (History Channel)

Usai melabrak Sir Arhur dan Lady Doyle itu, Houdini menyatakan di radio perang terhadap para cenayang, paranormal, dan dukun palsu. Ia bersumpah selama dia hidup akan terus membongkar kepalsuan para dukun di muka publik. Ia juga menantang pembuktian bagi siapapun yang benar-benar mampu jadi perantara ia dan mendiang ibunya, dengan imbalan 2.500 dolar.

Meski biopik itu diselingi banyak hal yang didramatisir, setidaknya itu menggambarkan fakta bahwa Houdini selain terus mendongkrak namanya sebagai seniman sulap dengan trik-trik menantang maut (escape artist), juga mempelopori pesulap yang punya passion membongkar penipuan dukun. Sosok bernama asli Erik Weisz itu menginspirasi pesulap lain seperti The Amazing Randi, Dorothy Dietrich, Penn & Teler, dan Dick Brookz yang acap membongkar tipu-tipu dukun.

Baca juga: Mahaguru Investasi Tipu-tipu

Arthur Moses dalam Houdini Speaks Out!: “I Am Houdini! And You are a Fraud!” mencatat, lazimnya Houdini di sela-sela kesibukannya akan menugaskan asistennya, Rose Mackenberg, untuk mengintai sejumlah cenayang di kota-kota yang akan didatangi Houdini. Rose akan menyamar sebagai seorang ibu yang baru ditinggal mati anaknya dan meminta bantuan si dukun sekaligus memata-matai metode-metode penipuannya.

“Setelahnya Houdini juga menyamar, mengingat ia mudah dikenali sebagai publik figur. Houdini juga sering mengundang polisi (berpakaian preman) dan wartawan untuk ikut menyaksikan penipuannya. Dan ketika ia sukses membongkar penipuannya, ia akan menembakkan senternya ke muka si dukun dan dengan lantang menyatakan: ‘Saya Houdini! Dan Anda adalah penipu!’,” ungkap Moses.

Harry Houdini alias Erik Weisz yang diapit ibunya, Cecilia Steiner Weisz (kiri) dan istrinya, Wilhelmina Beatrice 'Bess' Houdini (loc.gov)

Kendati mulai dibenci kalangan spiritual dan supranatural, Houdini tak pernah gentar. Ia bahkan masuk ke anggota komite jurnal sains The Scientific American Magazine sejak 1922, untuk mempublikasikan setiap tantangannya. Dalam banyak selebaran yang diterbitkan, umumnya Houdini akan memberikan hadiah 2.500 sampai 10 ribu dolar jika si dukun mampu memperlihatkan tiga kali kemampuan atau metode yang tak bisa dijelaskan dengan nalar dan logika Houdini.

Salah satu yang menjajal tantangan itu adalah cenayang asal Boston Madam Margery alias Margery Mina Crandon. Di hadapan komite, Margery yang tampil dengan kostum minim untuk mengalihkan perhatian mata para anggota komite, memperlihatkan kekuatan paranormalnya dengan membunyikan bel dan membuat beberapa benda mengapung di sebuah ruangan yang remang-remang.

Baca juga: Benarkah Westerling Sakti Mandraguna?

“Houdini yang kebetulan tidak hadir, menginvestigasinya sendiri dengan mengatur uji kemampuan sang cenayang lagi. Setelah mengetahui metode-metodenya, Houdini diam-diam mampu membongkar beberapa alat sang cenayang yang dinamakan ‘The Margery Box’. Alhasil, tak satupun keajaiban Margery yang bisa ditunjukkan sebagaimana sebelumnya,” lanjut Moses.

Paranormal era 1920-an lain yang –di kemudian hari ia mengaku penipu– menjajal tantangan itu adalah Nico Pecoraro. Ia mengaku bisa menggerakkan beberapa benda dengan tangan dan kaki terikat menggunakan metode kerasukan arwah mendiang cenayang legendaris Eusapia Palladino. Padahal, metode trik-trik Palladino sudah sering dibongkar Houdini pada akhir 1918.

“Palladino menipu di Cambridge, di l’Aguélas, dan dia juga menipu di New York dan setiap kali ia tepergok menipu, kalangan spiritualis tetap memaafkannya, memakluminya. Logika mereka benar-benar berada di ambang batas lelucon,” kata Houdini dalam buku yang ditulisnya bersama Clifford Martin Eddy Jr., A Magician Among the Spirits.

Selain mempublikasikan tantangan, Houdini acap muncul dengan penyamarannya (Repro: Houdini Speaks Out!)

Aksi-aksi Pecoraro sendiri “di-endorse” kalangan spiritualis ternama, di antaranya Sir Arthur dan peneliti cenayang Hereward Carrington. Biasanya Pecoraro akan diikat di kursi dengan tali sepanjang 60 kaki, lantas tubuhnya ditutup kain. Setelah mengklaim kerasukan arwah Palladino, Pecoraro yang bertindak sebagai mediator mampu menggerakkan atau membunyikan beberapa benda yang diletakkan di atas meja di sebelahnya.

Houdini pun mengujinya sampai empat kali. Pada aksi keempat itulah Houdini meminta Pecoraro diikat di kursi dengan tali-tali yang pendek ketimbang tali yang panjang. Houdini sudah curiga Pecoraro merupakan escape artist juga. Di situlah tipuannya terbongkar. Dengan simpul tali-temali yang lebih pendek dan lebih ketat, Pecoraro gagal menampilkan “keajaibannya”. Pecoraro akhirnya mengakuinya pada 1931, lima tahun pasca-Houdini wafat.

“Mediator ternama dunia, Nico Pecoraro memberikan pengakuan bahwa aksi-aksinya adalah palsu. Meski Lady Doyle membantah, ia (Nico) menyatakan mereka (kalangan spiritualis) begitu mudah ditipu. Dalam wawancaranya dengan Empire News, Nico menyatakan kemampuannya dipelajari dari skill mendiang Harry Houdini,” tulis suratkabar Sunday Times, 28 Juni 1931.

Baca juga: Bruce Lee dalam 10 Fakta (Bagian I)

Meninggalnya Houdini pada 31 Oktober 1926 pun memantik aneka rumor. Mulai dari kena kutuk atau santet para dukun hingga ada orang sewaan kalangan spiritualis yang memukul perut Houdini dengan fatal. Perlu diingat, Houdini acap unjuk kekuatan di sela pertunjukannya dan mengaku tubuhnya tahan pukulan.

Rumor-rumor itu berlandaskan pengakuan beberapa saksi bahwa pada suatu malam di belakang panggung Princess Theatre di Montreal, Kanada, Houdini didatangi pemuda Jocelyn Gordon Whitehead, Jacques Price, dan Sam Smilovitz alias Sam Smiley. Ketiganya menantang jika Houdini percaya pada Alkitab, maka perutnya takkan kesakitan ketika dipukul.

Houdini mendemonstrasikan trik "Margery Box" (kiri) dan trik membunyikan bel (Repro: Houdini Speaks Out!)

Houdini, dengan ‘pede’ menyikap pakaiannya untuk mengumbar perutnya. Whitehead lantas melancarkan beberapa pukulan sampai Houdini tumbang ke sofa. Setelahnya, Houdini tetap tampil di atas panggung dengan rasa nyeri di perutnya. Sampai dua malam berikutnya rasa nyeri itu membuatnya tak bisa tidur. Ketika diperiksa dokter, Houdini mengalami demam tinggi hingga 39 derajat celcius.

Houdini mengabaikan saran dokter dan tetap tampil pada pertunjukan berikutnya di Garrick Theater, Detroit, 24 Oktober 1926. Saat pertunjukan dia sudah kena demam 40 derajat celcius. Ia pingsan di tengah pertunjukan lalu dilarikan ke Rumahsakit Grace Detroit. Houdini lantas dinyatakan meninggal pada 31 Oktober 1926 di usia 52 tahun dengan diagnosa appendicitis (usus buntu).

“Jawaban penyebab kematiannya cenderung kombinasi dari banyak faktor. Padatnya jadwal Houdini membuatnya kesulitan menemui dokter spesialis. Memang benar bahwa seorang penggemar memukul perutnya tapi pukulan itu bukan penyebab utama usus buntunya –trauma fisik tak bisa memicu usus buntu. Houdini sudah lama menderita usus buntu ketika ia kena pukul,” tandas Ira Rutkow dalam Seeking the Cure: A History of Medicine in America.

Baca juga: Bruce Lee dalam 10 Fakta (Bagian II – Habis)

Aneka trik menantang maut Harry Houdini (loc.gov)

TAG

sulap dukun santet

ARTIKEL TERKAIT

Mengintip Praktik Santet Trik Sulap Berujung Maut Usaha Belanda Menyingkirkan Dukun Beranak Komat Kamit Kisah Santet Genderuwo yang Suka Menakut-nakuti Maqluba Tak Sekadar Hidangan Khas Palestina Eric Carmen dan "All By Myself" Warrior, Prahara di Pecinan Rasa Bruce Lee Yusman Sang Maestro Patung dari Pasaman Menengok Tradisi Sadran di Dua Desa