TERIK mentari Minggu (16/6/2019) siang membakar semangat Mandrake. Di tepi Sungai Hooghly, Kalkuta, India, pesulap cum ilusionis bernama asli Chanchal Lahiri itu sesaat lagi akan melakukan sebuah aksi meloloskan diri dari maut.
Sekujur tubuhnya sudah diikat rantai dan digembok oleh para asistennya. Tubuhnya kemudian diangkat menggunakan crane untuk ditenggelamkam ke dasar sungai. Beberapa kali ia masih mencoba mengangkat kepalanya saat tubuhnya mulai menyentuh air.
Itulah momen terakhir Mandrake terlihat dalam keadaan hidup yang diabadikan lewat rekaman video. Yang terjadi selanjutnya adalah petaka. Ia gagal lolos dari maut. Escape trick ala legenda Harry Houdini yang dilakukan Mandrake gagal total. Setelah dinanti 10 menit, Mandrake tak jua muncul ke permukaan sebagaimana rencananya.
Aparat setempat pun mencari ke dasar sungai tetapi baru Senin (17/6/2019) jasad Mandrake ditemukan sekira 1 kilometer dari lokasi kejadian. Kepolisian Kalkuta sampai kini masih menginvetigasi terus kasusnya.
Tewasnya Mandrake menambah panjang daftar pesulap gagal dan menemui maut setelah mencoba meniru trik-trik Houdini, pesulap legendaris Amerika Serikat berdarah Hungaria yang tenar dengan trik-trik menantang malaikat kematian.
Trik-trik Houdini
Lahir dari keluarga Yahudi pada 24 Maret 1874, Erik Weisz melejitkan nama panggungnya, Houdini, sejak kesuksesannya di London pada 17 Maret 1904. Kala itu ia melakoni aksi meloloskan diri dari sebuah borgol khusus. Aksi itu berawal dari tantangan suratkabar Daily Mirror bahwa tiada yang bisa meloloskan diri dari sebuah borgol buatan Nathaniel Hart yang butuh lima tahun pembuatannya.
Houdini menjawab tantangan “Handcuff Act” itu di Teater Hippodrome London. Diungkapkan William Kalush dan Larry Sloman dalam The Secret Life of Houdini, triknya dilakukan di atas panggung dan namun di balik sebuah tirai. Butuh satu jam 10 menit bagi Houdini untuk bisa melepaskan diri dari belenggu baja itu.
Banyak orang meragukan dan merasa bahwa Houdini curang. Mereka mengasumsikan Bess, istri Houdini, mengoper kunci tersembunyi di mulutnya kala mencium Houdini di panggung sebelum tirainya ditutup. Meski misteri trik ini belum terpecahkan, Houdini tetap keluar gedung dengan riuh tepuk-tangan penonton. Houdini pun menganggap trik itu yang tersulit sepanjang kariernya.
Baca juga: John Mulholland, Pesulap Pertama CIA
Setidaknya ada 10 trik sohor dalam sepakterjang Houdini yang kian membuat harum namanya sebagai pesulap dan escape artist. Selain “Handcuff Act”, Houdini juga sohor lewat trik-trik Naked Test Prison Escape, Overboard Box Escape, Vanishing Elephant, Needle Trick, Walking through a Brick Wall, Metamorphosis, Milk Can Escape, Chinese Water Torture Cell, dan Straitjacket Escape.
Sejumlah penggemar Houdini yang turut mengikuti jejaknya, kadang mengombinasi beberapa trik Houdini. Namun tidak semua mampu. Beberapa di antaranya tinggal nama, sebagaimana Lahiri di India. Triknya seolah menduplikasi trik Overboard Box Escape minus peti. Aslinya trik ini dilakukan Houdini di East River, New York pada 7 Juli 1912.
“Houdini dibelenggu dengan borgol di tangan dan kakinya, kemudian direbahkan ke dalam peti yang dipaku. Lalu petinya diturunkan ke air. Dia meloloskan diri hanya dalam waktu 57 detik,” singkap Doug Henning dalam Houdini: His Legend and His Magic.
Seperti disebutkan di atas, Lahiri menambah daftar peniru Houdini yang berakhir tewas. Jauh sebelum itu, ada Genesta alias Royden Joseph Gilbert Raison de la Genesta. Ia tewas saat mengimitasi trik Milk Can Escape –yang sukses dilakoni Houdini pada 1908, di mana tangannya diborgol dan tubuhnya dimasukkan ke tong susu berisi air– pada 9 November 1930 di Teater Vaudevill di kota Frankfort, Kentucky, AS.
Sampai waktu yang ditentukan, Genesta tak jua menampakkan diri. Para asistennya yang panik segera membuka segel tong kaleng susu secara paksa. Genesta pun dilarikan ke rumahsakit tapi nyawanya tak tertolong. Dari penyelidikan akhir, dikatakan, penyebab kematian adalah salah satu bagian tong bengkok, membuatnya tak punya ruang untuk berupaya meloloskan diri.
Baca juga: Tipu-Tipu Dukun Dibongkar Pesulap
Modifikasi trik Houdini juga mendatangkan ajal buat Karr the Magician. Pesulap bernama asli Charles Rowen itu mencoba meniru trik Straitjacket Houdini di Afrika Selatan. Mulanya Rowan diikat dengan straitjacket atau baju pengekang dan akan meloloskan diri sebelum dirinya ditabrak mobil dari jarak 180 meter dengan kecepatan 72 kilometer per jam. Hitungan matematis memberikan Rowan waktu 10-15 detik untuk meloloskan diri.
Sayang, kenyataannya maut tak dapat dibendung kala Rowan mempertunjukkannya ke publik di Balai Kota Springfontein. James D. Robenalt dalam Linking Rings: William W. Durbin and the Magic and Mystery of America mengatakan, sang peniru Houdini itu justru gagal melepaskan diri dari baju pengekang tepat waktu. Tubuhnya keburu terpental mobil yang menabraknya.
Pesulap lain yang gagal dalam meniru trik Houdini dan menemui ajalnya adalah Joseph W. Burrus atau Amazing Joe. Dia tewas justru saat mengadakan pertunjukan untuk memperingati 64 tahun kematian Houdini di sebuah malam Halloween 1990.
Mengutip laporan suratkabar Los Angeles Times, 1 November 1990, Joe melakoni triknya di taman hiburan Blackbeard’s Family Fun Center dan sebelum beraksi, dengan pede-nya ia mengklaim dirinya lebih hebat dari Houdini. “Saya adalah ahli ilusi dan meloloskan diri. Saya percaya bahwa saya adalah Houdini berikutnya dan akan jadi lebih hebat darinya,” kata Joe.
Joe melakoni trik Buried Alive. Dalam trik itu, ia akan berbaring di peti mati dalam keadaan tangan diborgol dan kaki dirantai. Peti itu lantas dimasukkan ke dalam sebuah lubang dan diuruk semen basah dan tanah seberat sembilan ton. Nahas, saat semen cair dituangkan, terdengar bunyi retakan peti. Saat para kru menyelamatkan Joe, semuanya sudah terlambat.*