Masuk Daftar
My Getplus

Duo Trah Djiwandono Zaman Now

Dua dari trah Djiwandono, yang satu calon menteri keuangan, yang satu lagi calon gubernur Jakarta.

Oleh: Petrik Matanasi | 19 Jul 2024
Presiden Joko Widodo melantik tiga wakil menteri di kabinetnya. Salah satunya Thomas Djiwandono sebagai wakil menteri keuangan. (setneg.go.id).

PRESIDEN Joko Widodo melantik tiga pejabat baru di kabinetnya kemarin, Kamis (18/7/2024). Salah satu nama yang dilantik adalah Thomas Djiwandono. Bendahara Umum Partai Gerindra itu ditunjuk presiden menjadi wakil menteri keuangan.

Thomas merupakan putra pasangan Soedrajad Djiwandoono dan Biantiningsih Djojohadikusumo, putri begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo yang merupakan ayah presiden terpilih Prabowo Subianto. Soedrajad sendiri merupakan salah satu orang kepercayaan mantan Presiden Soeharto di bidang keuangan, hingga dipercaya menduduki beberapa jabatan dalam Kabinet Pembangunan pemerintahan Orde Baru.

Soedrajad berasal dari lingkungan Keraton Yogyakarta. Ketika Sri Sultan Hamengkubuwono VIII bertakhta di era 1930-an, keraton punya banyak abdi dalem. Salah satunya Thomas Sastro Djiwandono.

Advertising
Advertising

 

Sastro memperistri Pariah. Pasangan ini punya banyak anak. Dari 12 anak mereka, hanya sembilan yang bertahan hidup setelah bayi. Di antaranya yang lahir pada 13 Oktober 1933, yang bernama panjang Johannes Baptista Soedjati Djiwandono. Anak paling bungsu lahir pada 17 Agustus 1938 dengan nama Joseph Soedrajad Djiwandono.

Baca juga: Kisah Bowo Anak Kebayoran

Kesembilan anak Sastro-Pariah tumbuh di tengah situasi politik yang bergonta-ganti dalam waktu relatif singkat, dari era kolonial Belanda lalu pendudukan Jepang dan diakhiri Perang Kemerdekaan Indonesia. Di masa Perang Kemerdekaan itulah, catat Dawam Rahardjo dalam Bank Indonesia dalam Kilasan Sejarah Bangsa, Sastro meninggal dunia ketika Soedrajad berusia 10 tahun.

Kendati begitu, kehidupan terus berlanjut. Setelah perang, anak Sastro dan Pariah tumbuh dewasa. Maria Etty dalam TS. Gerbang Rahmat mencatat, Soedjati setelah lulus Sekolah Guru Atas (SGA) sempat kursus B1 dan kursus bahasa Inggris di Universitas Wellington, Selandia Baru. Dia lalu kuliah politik dan bahasa Rusia di Universitas Otago dan mendapat gelar sarjananya di sana. Sekitar tahun 1966, Soedjati kembali ke Indonesia. Dia ikut Khalawat Sebul (Khasebul) di bawah bimbingan Pater Joseph Beek, pastur anti-komunis yang ikut mendorong berdirinya Orde Baru.

Soedjati kemudian bekerja di pusat kajian strategi internasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Dia sampai menjadi direktur eksekutif di sana. Soedjati kemudian melanjutkan sekolahnya di London School of Economics and Political Science (LSE) sejak 1977 dan mencapai gelar Doctor of Philosophy (PhD). Dia baru menikah pada usia 37 tahun. Dia menikah dengan Vonny Phoa.

Sementara, si bungsu Soedradjad pada 1963 berhasil jadi sarjana ekonomi setelah kuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Kemudian sejak 1964-1967, Soedrajad belajar di Universitas Winconsin dan setelah pulang ke Indonesia dia bekerja di bermacam instansi negara.

Baca juga: Darah Minahasa di Tubuh Prabowo

Pada 1971, Soedrajad menikah dengan Biantiningsih Miderawati Djojohadikusumo. Perempuan berdarah Jawa-Minahasa ini merupakan putri Menteri Perdagangan Sumitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar. Pasangan Soedrajad-Bianti, disebut Aristides Katoppo dkk. dalam Jejak Perlawanan Begawan Pejuang Sumitro Djojohadikusumo, hidup sebagai penganut Katolik. Pasangan ini dikaruniai dua anak: Thomas Aquinas Muliatna Djiwandono dan Gerardus Budisatrio Djiwandono.

Setelah bekerja di Departemen Keuangan dan Departemen Perdagangan, pada 1972 Soedrajad bekerja pada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di bawah ekonom Widjojo Nitisastro.

“Saya diminta Pak Widjojo untuk bekerja di Bappenas, pada waktu itu untuk mempersiapkan penyusunan Repelita II,” kenang Soedrajad dalam “Guru dan Mentor Saya” di buku Kesan Para Sahabat Tentang Widjojo Nitisastro.

Baca juga: Widjojo Nitisastro Perancang Ekonomi Orde Baru

Di Bappenas, karier Soedrajad terus menanjak. Dia sampai menjadi kepala biro. Dia juga pernah menjadi staf ahli menteri perdagangan.

Pada 1988, di usia yang hampir 50 tahun, Soedrajad diangkat Presiden Soeharto menjadi menteri muda perdagangan dalam Kabinet Pembangunan V. Pada 1993, Soedrajad dipercaya menjadi gubernur Bank Indonesia dalam Kebinet Pembangunan VI.

Di tahun terakhir masa jabatannya di Bank Indonesia, adik ipar Soedrajad juga sedang naik daun di militer. Brigadir Jenderal TNI Prabowo Subianto, adik ipar itu yang juga sebagai menantu daripada Presiden Soeharto, adalah Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) yang kemudian diangkat menjadi panglima Kostrad.

Namun, berbeda dari Prabowo, Soedrajad dan Soedjati kakaknya punya sikap kritis di akhir pemerintahan Soeharto. Bahkan, kekritisan mereka merugikan kolega Soeharto.

“Gubernur Bank Sentral Indonesia Dr. Sudrajat Djiwandono, yang menutup bank-bank relasi Soeharto tahun 1997, akhirnya diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Soeharto pertengahan 1998,” tulis George Aditjondro dalam Korupsi Kepresidenan.

 

Soedrajad, kata Aristides dkk., “menolak keinginan Soeharto untuk menerapkan Currency Board System (CBS).”

Baca juga: Kala Prabowo Mempersunting Putri Soeharto

Prabowo sendiri kemudian berpisah dengan putri Soeharto. Setelah tinggal beberapa waktu di Yordania, dia kemudian pulang dan terjun ke dunia politik. Berkali-kali kalah dalam pemilihan presiden, Prabowo akhirnya berhasil terpilih sebagai presiden lewat Pemilu 2024 didampingi anak bekas lawan yang mengalahkannya dalam dua pemilihan calon presiden sebelumnya.

Di partai yang didirikan Prabowo, Gerindra, itulah putra Soedrajad, Thomas Djiwandono, menjadi bendahara umum partai. Namanya bahkan disebut-sebut dalam bursa calon menteri keuangan. Selain dirinya, adiknya, Budi Djiwandono, juga disebut-sebut namanya dalam bursa calon gubernur Jakarta.

Keluarga Djiwandono tak hanya bagian dari keluarga besar Djojohadikusumo, tapi juga bagian dari Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo, ipar Soedrajat itu.

Kini, Thomas mewakili trah Djiwandono-Djojohadikusumo menjadi bagian dari kabinet. Ia dilantik presiden menjadi wakil menteri keuangan pada Kamis, 18 Juli 2024 sore kemarin, ketika acara Kamisan digelar –untuk menagih janji presiden yang pernah berjanji akan menyelesaikan kasus-kasus HAM– di depan Istana Merdeka, Jakarta.*

TAG

kabinet orba kementerian keuangan reformasi

ARTIKEL TERKAIT

Nisan dan Tengkorak dalam Peringatan Reformasi PPP Partai Islam Impian Orde Baru Soeyono Apes Setelah Kudatuli Di Balik Jatuhnya Kabinet Sjahrir Saksi Bisu Kerusuhan Mei 1998 di Glodok Perlawanan dari Gejayan Bumi Manusia Dilarang Kejaksaan, Dikagumi Ibu Tien Soeharto Menganggapnya Musuh Terselubung Cak Roeslan, Yang Bertahan di Dua Zaman Atas Nama Ideologi Negara