ADA beragam nama unik yang diberikan kepada hewan peliharaan. Salah satunya yang dilakukan oleh Henk Sneevliet pada anjing kesayangannya. Ellen Santen, 75 tahun, cucu Henk Sneevliet menunjukkan selembar foto bergambar kakeknya yang sedang bercengkrama dengan anjing kesayangannya.
Dalam gambar, terlihat anjing jenis English Springer Spaniel itu sedang berdiri memanjat tubuh tuannya. Foto yang dibuat sekitar tahun 1939 itu masih tersimpan rapi dan terawat baik oleh keluarga Ellen.
“Anjing ini diberi nama Toedjoe, ya si Toedjoe, seperti nama kapal Zeven Provincien yang dibelanya,” ujar Ellen kepada Historia di rumahnya di Amsterdam.
Seperti tercatat dalam sejarah, pada 4 Februari 1933, awak kapal Zeven Provincien melakukan pemberontakan, menguasai kapal perang milik Angkatan Laut Kerajaan Belanda yang berada di perairan timur Sumatera. Dalam siaran yang disebarkan dalam tiga bahasa: Indonesia, Inggris dan Belanda itu para kelasi berbangsa Indonesia menyatakan dukungan mereka pada aksi mogok yang dilakukan rekan-rekan mereka di Surabaya.
Baca juga: Sukarno dan Anjingnya
Pemogokan yang dimulai pada Januari 1933 itu menolak pemotongan gaji para pelaut dan buruh pelabuhan bumiputera. Pemberontakan kapal Zeven Provincien berakhir tragis. Ketika tiba di perairan Selat Sunda, kapal tersebut dibombardir. Puluhan awak kapal bangsa Indonesia tewas akibat pemboman itu. Inilah yang membuat Henk Sneevliet melancarkan protesnya yang berujung kepada pemenjaraannya selama lima bulan sejak 21 Februari – 21 Juli 1933.
Bob de Wilde, 91 tahun, suami Ellen, pernah menjadi saksi kala tokoh revolusioner Belanda itu dibebaskan dari penjara.
“Ketika dia dibebaskan dari penjara, saya waktu itu berusia 9 tahun datang untuk menyambutnya bersama ibu saya. Waktu itu Henk berpidato tentang pentingnya mendukung usaha pembebasan negeri kolonial seperti Hindia Belanda,” ujar Bob de Wilde, 91 tahun, suami Ellen Santen.
Baca juga: Asal Usul Anjing Sahabat Manusia
Menurut Bob, dari sekian banyak politikus Belanda yang mencalonkan diri sebagai anggota parlemen Belanda saat itu, hanya Henk Sneevliet yang lantang menyuarakan rakyat Hindia Belanda yang sedang dijajah. “Setahu saya, cuma Henk Sneevliet yang berani menyuarakan pembebasan bangsa Indonesia saat itu. Tak banyak politikus yang seberani dia,” kata Bob.
Menurut Ellen, selain peduli pada nasib kaum buruh, Sneevliet juga seorang penyayang binatang. Tak hanya berfoto dengan anjingnya, salah satu foto juga memperlihatkan Henk sedang berpose dengan seekor sapi. “Sayang sekali saya tidak tahu siapa nama sapi ini,” kata Ellen terkekeh.
Sepanjang hidupnya, Sneevliet memperjuangkan pembebasan negeri-negeri terjajah, termasuk Indonesia. Ketika Belanda diduduki Jerman pada 1940, dia kembali melawan namun akhirnya tertangkap polisi rahasia Nazi, Gestapo dan dieksekusi mati pada 12 April 1942. Lantas bagaimana nasib anjingnya?
“Anjing itu tetap dipelihara oleh keluarga kami, tapi saya lupa kapan anjing itu mati,” pungkas Ellen.