Jika hubungan Inggris dan Indonesia begitu tegang pada masa pemerintahan Sukarno. Lain cerita ketika Soeharto berkuasa. Pada masa pemerintahan Orde Baru, Ratu Elizabeth II disambut dengan hangat dalam kunjungannya pada Maret 1974.
Seperti diceritakan Wardiman Djojonegoro dalam Sepanjang Jalan Kenangan, persiapan untuk menyambut kedatangan Ratu Elizabeth II bahkan telah dilakukan enam bulan sebelumnya. Saat itu, bagian protokol Kedutaan Besar Inggris di Jakarta menghubungi Wardiman untuk menyusun acara selama kunjungan. Wardiman kala itu menjabat sebagai Kepala Biro II yang membawahkan Dinas Kehumasan dan Keprotokolan Provinsi DKI Jakarta.
“Setiap mata acara oleh protokol Inggris dibicarakan sangat detail. Bahkan sampai dihitung berapa menit waktu yang diperlukan dari satu acara ke acara yang lain, atau jika berjalan kaki dari satu tempat ke tempat yang lain,” kata Wardiman.
Baca juga: Kunjungan Ratu Elizabeth II ke Indonesia
Dua agenda akhirnya dipilih untuk Ratu Elizabeth II. Pertama berkunjung ke Museum Sejarah Kota Jakarta di Taman Fatahillah. Kedua, mengunjungi Pelabuhan Sunda Kelapa.
Wajah Inggris di mata Indonesia ternyata telah berubah sejak kejatuhan Sukarno. Jika slogan “Inggris kita linggis” gencar pada masa Sukarno, pemandangan berbeda terjadi pada masa Soeharto. Wardiman menyebut, Ratu Elizabeth sangat populer.
“Ketika rombongan berangkat dari lapangan terbang Halim menuju Gelanggang Olahraga Bulungan, sepanjang jalan rakyat mengelu-elukannya sampai tiga barisan di kedua sisi jalan,” tutur Wardiman.
Baca juga: Ratu Elizabeth II Mengundang Bung Karno Ke London
Di Museum Sejarah Jakarta, Ratu Elizabeth II menyaksikan lukisan “Pertempuran Sultan Agung dan Jan Pieterzoon Coen,” karya S. Sudjojono. Sudjojono tampaknya begitu bangga lukisan yang dikerjakannya selama tujuh bulan itu dilihat oleh orang nomor satu di Inggris.
“Kebetulan pada pembukaan museum baru ini, lukisan tersebut juga dilihat oleh Ratu Elizabeth dan suaminya, Pangeran Philip,” kenang Sudjojono dalam Cerita tentang Saya dan Orang-orang Sekitar Saya.
Tak hanya itu, sebelumnya, bersamaan dengan pesanan lukisan Sultan Agung, Gubernur Ali Sadikin ternyata juga memesan lukisan untuk Ratu Elizabeth II. Lukisan tersebut ialah lukisan pemandangan Pelabuhan Sunda Kelapa.
Baca juga: Ratu Elizabeth II Menyelamatkan Soebandrio
Hadiah ini ternyata diputuskan berdasarkan saran Kedutaan Besar Inggris dan diserahkan langsung oleh Gubernur Ali Sadikin di Museum Sejarah Jakarta.
“Ini diberikan juga sebagai kenang-kenangan pada orang Inggris, sebab di daerah ini kira-kira berhadapan dengan benteng Jan Pieterszoon Coen dahulu juga pernah terletak benteng mereka (di sebelah barat mulut Ciliwung dekat laut),” sebut Sudjojono.
Dari Museum Sejarah Jakarta, rombongan Ratu Elizabeth II kemudian mengunjungi Pelabuhan Sunda Kelapa yang dilukis Sudjojono itu. Ratu Elizabeth II menaiki kapal pinisi khas Bugis. Juga disuguhi tari-tarian untuk menghiburnya.
Lucunya, Lord Mountbatten sempat bertanya pada Wardiman mengenai air laut yang keruh hitam seperti tinta. “What is that?” tanya Lord Mountbatten. Wardiman tak bisa menjawab.