Masuk Daftar
My Getplus

Dion (Seolah) Diselamatkan Angka

Rasa lelah membuat kawan-kawannya ambil jalan pintas, sewa pesawat. Kendati terpilih naik pesawat itu, Dion urung naik karena ongkosnya mahal.

Oleh: Petrik Matanasi | 17 Jun 2024
Dion DiMucci dalam sebuah penampilan di New York. (Ronzoni/Wikipedia)

BRONX adalah bagian kemiskinan dari gemerlapnya kota New York. Acapkali kemiskinan di sana mendorong tindak kejahatan. Beberapa pesohor dunia hiburan dan olahraga pernah tinggal di Bronx. Petinju Jake LaMotta (1922-2017) pernah tinggal di sini dan setelah sangar di atas ring dia dijuluki The Bronx Bull. Pesohor keturunan Italia lain asal Bronx adalah pemusik Dion Francis DiMucci.

“Lahir di Bronx pada 18 Juli 1939, DiMucci pertama kali rekaman pada 1957 sebagai Dion & the Timberlanes di Mohawk Label,” catat Steve Sullivan dalam Encyclopedia of Great Popular Song Recordings  Volume 1.

Dion adalah nama panggungnya. Selain dalam Dion & the Timberlanes, pada 1958 dia pernah bergabung dalam band berisi tiga musisi baru asal Bronx, Dion & Belmonts. Boy band yang pernah rekaman di bawah label Laurie ini sohor dengan lagu “I Wonder Why”.  

Advertising
Advertising

Baca juga: Eric Carmen dan "All By Myself"

Selain Dion yang naik daun, akhir dekade 1950-an diwarnai musisi muda lain bernama Ritchie Vallens yang kelahiran 13 Mei 1941. Juga ada Buddy Holly yang kelahiran 7 September 1936. Sementara, Jiles Perry Richardson Jr alias The Big Bopper jauh lebih tua usianya, dia kelahiran 24 Oktober 1930.

“Saya mengenal Buddy Holly dengan cukup baik,” aku Dion yang terkesan dengan ketegasan Buddy Holly, kepada Jim Clash dalam wawancara berjudul “Rock Icon Dion Recalls 1959 Plane Crash That Killed Buddy Holly, Ritchie Valens And The Big Bopper“ di forbes.com, 14 Februari 2019.

Pada awal 1959, Dion dan bandnya ikut konser bersama Buddy Holly dan Ritchie Vallens. Mereka tur dari kota ke kota.

“Kami berlatih terlebih dahulu di Chicago.” Kenang Dion.

Rombongan tur itu menuju Milwaukee dengan bus sekolah gereja berwarna kuning. Bus  mereka itu cukup bermasalah karena berkali-kali mogok dalam perjalanan dua minggu itu. Sepanjang jalan, Dion bersama Vallens, Holly, dan Bopper duduk di kursi belakang sambil berbagi lagu. Itu mereku lakukan untuk menghabiskan waktu di perjalanan.

Baca juga: Lagu untuk Pattie Boyd

Pada 3 Februari 1959, mereka berada di Clear Lake, Iowa. Di sana, malamnya mereka tampil bergantian. Setelah konser dan perjalanan berhaari-hari, mereka merasa butuh istirahat. Mereka ingin tiba lebih dulu ke tempat manggung berikutnya, di Moorhead, Minnesota. Oleh karenanya, Buddy Holly pun menyewa pesawat dari Beechcraft Bonanza untuk menempuh jarak 400 mil. Agar bisa mandi dan tidur lebih dulu tanpa berlama-lama di bus.

Kala itu salju turun di jalur yang mereka lalui. Pesawat yang disewa bukan pesawat besar, melainkan pesawat mini.

“Dengar, hanya ada empat kursi di pesawat,” kata Buddy Holly seperti diingat Dion.

Mereka pun melakukan undian dengan koin. Dion terpilih untuk ikut terbang dan kemudian diberi tahu bahwa ongkosnya adalah US$36 (kini senilai US$382 atau sekitar Rp6.211.320) untuk penerbangan yang memakan waktu sekitar dua jam saja.

Bagi Dion, angka itu tidak hanya mahal tapi juga mengingatkannya pada kemiskinannya di masa lalu. Dion ingat, ayahnya tiap bulam harus mengeluarkan uang sebanyak US$36 itu untuk membayar sewa hunian mereka di Bronx.

Baca juga: God Bless di Mata Roy Jeconiah

Dion tak mau menghabiskan uang yang seharga sewa tempat tinggal keluarganya sebulan itu hanya untuk sebuah penerbangan singkat itu. Terlebih, Dion melihat Ritchie Vallens tampak tidak sehat. Dion merasa Ritchie yang jauh dari ibunya itu lebih butuh untuk segera sampai untuk beristirahat.

“Silahkan, kamu naik pesawat. Ambil mantelmu. Tetap hangat. Aku akan menjaga gitarmu,” kata Dion pada Ritchie.

“Perhatikan gitarku juga. Jagalah seperti kamu merawat buah zakarmu,” kata Buddy Holly sambil tertawa.

“OK,” kata Dion.

Big Bopper juga ikut pesawat yang dipiloti Roger Peterson itu. Sementara pesawat itu lepas landas pada tengah malam 3 Februari 1959, Dion naik bus lagi bersama musisi dan kru lain ke kota berikutnya.

Ketika Dion tiba di kota tujuan pada pagi berikutnya, hari terlihat cerah. Begitu turun dari bus, mereka masuk ke hotel dan menonton tv. Kala itu alat pengakses berita baru ada tv, koran, dan radio.

Baca juga: Pendiri Pink Floyd Peduli Palestina

Dari tv mereka dapat berita bahwa pesawat yang dinaiki Roger Peterson, Big Bopper, Buddy Holly dan Ritchie Vallen mengalami kecelakaan ketika baru lima menit lepas landas. Itulah hari duka bukan hanya buat Dion tapi juga dalam sejarah musik pop Amerika.

Sisa konser yang tinggal dua minggu itu harus tetap berjalan. Dion mau tak mau harus menyanyikan lagu-lagu yang seharusnya dibawakan oleh Buddy dan Ritchie.

Ketika Dion kembali ke Bronx, orangtua Dion tak membahas peristiwa kecelakaan Buddy Holly dkk. itu meski ketika mendengar berita itu pikiran ayahnya tak karuan seperti sedang operasi jantung. Joannie adik Dion bahkan tak menyelesaikan roti sandwich selai kacang yang sedang dibuatnya karena dia langsung berlutut ketika mendengar berita kecelakaan tiga musisi pop itu.

Dion yang dapat titipan gitar Buddy Holly dan Ritchie Vallens belakangan sempat terusik oleh aksi  Peter Townshend, gitaris The Who, mematahkan gitar Fender di atas panggung. 

“Saya pikir itu adalah penistaan. Gitar itu seperti emas bagi kami,” kata Dion yang kemudian bersolo karier namun gagal secara komersil meski musiknya penuh terobosan dan dipuji beberapa musisi sohor.*

TAG

musik

ARTIKEL TERKAIT

Yok Koeswoyo Bicara Sukarno Yok Koeswoyo yang Tinggal dari Koes Plus Moonlight Sonata dan Kisah Cinta Tak Sampai Ludwig van Beethoven Muslim Penting dalam Musik Pop Kisah di Balik Alat Musik Kesayangan Squidward Sebelum Ahmad Albar Sukses di Indonesia Di Balik Lagu “Nuansa Bening” Papa T. Bob dan Lagu Anak Lima Konser Band yang Memekakkan Telinga Muhammadiyah dan Musik