Pasukan Teuku Umar yang sedianya memasuki kota Meulaboh pada malam 11 Februari 1899 dicegat pasukan Belanda di perbatasan.
Pasukan Belanda disiagakan di sana atas komando Jenderal Van Heutsz yang sebelumnya mendapat laporan intelijen. (Baca: Van Heutsz, Pahlawan di Belanda Penjahat di Aceh)
Pertempuran akhirnya pecah malam itu. Teuku Umar tertembak di bagian dada dan tak tertolong. Jenazah Teuku Umar kemudian dimakamkan di Masjid Kampung Mugo di hulu Sungai Meulaboh. Sepeninggalnya, perlawanan rakyat Aceh dilanjutkan istrinya, Tjoet Nyak Dhien.