Masuk Daftar
My Getplus

Saat Jakarta Sunyi karena Pendemi

Jakarta yang terbiasa dengan hingar-bingar kini takluk oleh pendemi Covid-19. Virus yang sudah mewabah di ratusan negara ini membuat Jakarta seakan berhenti berdetak.

Oleh: Fernando Randy | 24 Mei 2020
Seorang warga di tengah sunyi pertokoan yang tutup karena Covid-19 di Jakarta. (Fernando Randy/Historia).

Dalam catatan sejarah, negeri ini tak sekali ini menerima pandemi. Tahun 1918 Indonesia –dulu Hindia Belanda- dilanda oleh flu Spanyol yang menyebabkan kematian hingga 1,5 juta jiwa. Tahun sebelumnya, wabah penyakit pes sudah lebih dulu meluluhlantakkan mengganas di seantero Jawa.

Jalan Sudirman yang sepi saat pendemi Covid-19. (Fernando Randy/Historia).
Toko-toko yang tutup di kawasan Senen Jakarta. (Fernando Randy/Historia).
Suasana sepi tempat berjualan pakaian di kawasan Jakarta. (Fernando Randy/Historia).

Sejak virus corona atau Covid-19 mulai masuk ke Indonesia, dampaknya langsung terasa ke seluruh kota, terutama Jakarta. Jakarta hingga saat ini masih menjadi daerah dengan kasus tertinggi. Mengacu dari laman corona-jakarta.co.id hampir 4 ribu orang terjangkit virus yang menyerang saluran pernapasan ini.

Toko perabotan di Jakarta yang tutup saat pendemi Covid-19. (Fernando Randy/Historia).
Seorang pegawai toko tampak lesu saat tokonya tutup karena pendemi. (Fernando Randy/Historia).
Kawasan Sarinah yang terpaksa tutup saat pendemi. (Fernando Randy/Historia).
Seorang warga melintas ditengah tutupnya food court di Sarinah. (Fernando Randy/Historia).

Dengan makin meluasnya penyebaran virus korona akhirnya Presiden Joko Widodo mengeluarkan himbauan untuk mengkarantina diri. Mulai dari sekolah yang diliburkan hingga para pekerja yang diharapkan untuk bekerja dari rumah. Dengan kondisi tersebut banyak perubahan yang terlihat pada kota metropolitan seperti Jakarta. Kota yang biasanya hampir tidak pernah tidur, kini seakan berhenti berdetak.

Advertising
Advertising
Kawasan Kuningan Jakarta yang tampak kosong dan sepi. (Fernando Randy/Historia).
Kolam renang di Kuningan Jakarta yang tampak sepi. (Fernando Randy/Historia).
Lampu gedung perkantoran yang tidak hidup semua dikarenakan para karyawan kerja dari rumah. (Fernando Randy/Historia).
Kantor yang biasanya ramai di kawasan Sudirman, tampak sepi di tengah pendemi. (Fernando Randy/Historia).

Mall-mall yang biasa ramai oleh warga kota, kini sepi. Tidak lagi terlihat para pekerja sibuk menawarkan dagangan toko mereka, aktifitas pun hanya terbatas pada gerai yang menjual kebutuhan pokok makanan. Jalanan pun lenggang, terlihat wajah lusuh para ojek online yang tetap berusaha mencari nafkah. Kedai kopi yang saban hari selalu penuh oleh pekerja Jakarta untuk memenuhi asupan kafein mereka kini melompong.

Mal di Jakarta yang tutup karena pendemi Covid-19. (Fernando Randy/Historia).
Sangking sepinya bahkan seorang pengunjung tidak malu untuk tertidur di mall. (Fernando Randy/Historia).
Covid-19 membuat para pedangang merugi, tak jarang mereka hingga tertidur menunggu pembeli. (Fernando Randy/Historia).

Walaupun tanda-tanda pendemi ini belum akan berakhir, dampak dari berhentinya segala aktifitas warga Jakarta pun ada sisi positifnya. Salah satunya adalah menurunnya polusi udara di Jakarta. Pembatasan ruang gerak masyarakat dalam bertransportasi nyatanya berdampak baik untuk kualitas udara kota ini.

Makam Ereveld Menteng Pulo tampak sunyi dari kunjungan saat pendemi Covid-19. (Fernando Randy/Historia).

 

TAG

dki jakarta penyakit corona wabah psbb lockdown

ARTIKEL TERKAIT

Pemusnah Frambusia yang Dikenal Dunia Koloni Kusta di Teluk Jakarta Ketika Wabah Kusta Melanda Batavia Dari Bersin hingga Penyakit Kelamin Sukarno Sakit Ginjal Sebelum Bakteri Penyebab Maut Hitam Bermutasi Manuskrip-manuskrip tentang Pandemi di Dunia Islam Vaksin Wabah Penyakit Vaksin dan Harapan di Tengah Wabah Penyakit Dihantam Pandemi Bali bak Kota Mati