ALLAH telah menitahkan bahwa tempat suci Makkah akan dikunjungi gelombang manusia yang tak akan pernah surut. Di sana, ada Ka’bah yang menjadi kiblat salat umat Islam. Karena itu, setiap muslim mendambakan dapat menunaikan rukun Islam kelima (berhaji) ke Makkah. Tak terkecuali umat Islam Indonesia.
Praktik berhaji muslim Nusantara telah tercatat sejak abad ke-16. Semangat berhaji terus meningkat pada masa kolonial Belanda, sekalipun dibatasi berbagai peraturan. Semangat menggebu membuat mereka melakukan apa saja: ada yang menabung bertahun-tahun, menggadaikan harta benda, sampai bekerja di Singapura untuk membayar utang demi bisa memenuhi panggilan Ilahi.
Pengorbanan mereka tak sampai di situ. Perjalanan ke Makkah menggunakan kapal memakan waktu lama, di mana ganasnya gelombang dapat saja mengkaramkan kapal. Saat beralih ke pesawat, kecelakaan pun pernah terjadi. Namun, semua itu adalah ujian dan kematian di jalan Allah adalah tujuan. Maka, jangan heran jika banyak jemaah haji dari Indonesia yang tua renta: menutup hidup dengan berhaji.*
Berikut ini laporan khusus sejarah haji muslim Indonesia.