Empat Upaya Pembunuhan Hitler yang Gagal
Bak dilindungi malaikat, Hitler berulang-kali lolos dari percobaan pembunuhan? Berikut empat di antaranya.
UMUR adalah rahasia Tuhan. Berulangkali percobaan pembunuhan menghampirinya, nyawa Der Führer Adolf Hitler tetap selamat. Nyawa Hitler baru menguap di pengujung perang, 30 April 1945, atas keputusannya sendiri: bunuh diri di bunker-nya.
Sejarawan Inggris Roger Moorhouse dalam bukunya, Killing Hitler: The Plots, The Assassins, and the Dictator Who Cheated Death, mengungkapkan, setidaknya terjadi 42 kali usaha mengincar nyawa Hitler, baik sebelum ia jadi Kanselir Jerman pada 1933 maupun sudah mengobarkan Perang Dunia II. Hanya sekali jiwa Hitler benar-benar terancam, yakni kala komplotan Plot 20 Juli (1944) meledakkan bom koper yang bikin Hitler luka-luka.
Upaya pembunuhan Hitler juga pernah dilakukan salah satu kaki tangan terdekatnya, yakni Albert Speer. Speer merupakan arsitek cemerlang yang juga menteri Persenjataan dan Produksi Perang. Dia pernah mencoba membunuh Hitler dan upayanya jadi upaya terakhir sebelum Hitler bunuh diri.
Niatnya membunuh Hitler mulai muncul setelah pertemuan terakhirnya dengan Hitler di bunker-nya pada 23 April 1945. Niat itu disebabkan Speer tak rela melihat negerinya dibawa ke jurang kehancuran lebih dalam dengan perintah Hitler padanya untuk melakukan bumi hangus di Berlin.
“Rencananya adalah menyemprotkan gas beracun ke sistem ventilasi bunker. Dia mencari gas beracun dan menyelidiki sistem pengatur udara. Kemudian dia menemukan bahwa pipa masuk udara di taman dilindungi sebuah cerobong setinggi empat meter yang baru dipasang atas perintah Hitler untuk mengantisipasi sabotase,” tulis A. Pambudi dalam Kematian Adolf Hitler.
Baca juga: Hitler Menikah di Bunker
Sayangnya rencana itu tak pernah terjadi. Di hadapan sidang militer Nürnberg, sidang pengadilan penjahat perang, Speer menyatakan rencananya gagal setelah cerobong dan sistem ventilasi di bunker Hitler dijaga ketat pasukan Schutzstaffel (SS) sebagai imbas dari intensnya pemboman Sekutu dan kian mendekatnya ancaman Uni Soviet dalam Pertempuran Berlin (16 April-2 Mei 1945).
Rencana yang Speer itu hanya satu dari sekian upaya yang “layu sebelum berkembang” gegara “bantuan” Sekutu dan Soviet. Sebagian besar rencana dan upaya sebelumnya juga kandas akibat hal serupa, kecuali beberapa di antaranya di bawah ini:
Penembakan Munich Beer Hall
Percobaan pembunuhan pertamakali terhadap Hitler terjadi pada November 1921 di Bürgerbräukeller, Munich dalam reli politik di ajang beer hall dalam ketika Htiler mendaki kekuasaan lewat Partai Nazi. Menurut James P. Duffy dan Vincent L. Ricci dalam Target Hitler: The Plots to Kill Adolf Hitler, hingga sekarang masih gelap identitas pelakunya lantaran penembakan itu terjadi saat situasi tengah kacau.
“Di antara massa yang hadir terdapat sekitar 300 kelompok oposisi dari Partai Sosialis Independen, serta Partai Komunis Jerman. Saat pidato Hitler mulai memanas, meledaklah kerusuhan antarmassa dan dari kekacauan itu, sejumlah orang tak dikenal melepaskan tembakan ke arah Hitler yang tak satupun mengenai sasarannya,” ungkap Duffy dan Ricci.
Baca juga: Hitler Seniman Medioker
Kericuhan baru mereda setelah situasi dikendalikan pihak kepolisian yang dibantu 25 personel Sturmabteilung (SA), paramiliter Partai Nazi, cikal bakal Pasukan SS. Ratusan orang luka-luka tapi tak satupun yang dilaporkan meninggal, pun tak satu jua yang ditangkap.
“Sebelum jadi kanselir, pada 1923 juga dua kali Hitler lolos dari percobaan pembunuhan. Yakni saat mobilnya ditembaki orang tak dikenal di Thuringia dan di Leipzig. Ditambah pada 1929 seorang anggota SS yang bertugas di Sportpalast dilaporkan menanam bom di bawah podium panggung pidato Hitler. Anehnya jelang Hitler berpidato, ia terpaksa buang air ke toilet dan sialnya ia terkunci. Ia lupa memicu bom waktu itu hingga lagi-lagi Hitler lolos dari maut,” sambungnya.
Percobaan Maurice Bavaud
Setelah Hitler naik menjadi kanselir, upaya percobaan pembunuhan terhadapnya kian intens. Satu yang paling “viral” kala itu adalah upaya dari Bavaud, pelajar asal Swiss di sekolah teologi di Seminari St. Ilan. Rencananya membunuh Hitler dipicu oleh pengaruh gagasan komplotan anti-komunis Compagnie du Mystère pimpinan Marcel Gerbohay yang menganggap bahwa selain orang-orang komunis, Hitler juga seorang anti-Kristus dan reinkarnasi dari iblis yang mengancam Gereja Katolik.
Diungkapkan Peter Hoffmann dalam German Resistance to Hitler, Bavaud datang ke Munich pada 9 November 1938 kala Hitler menghadiri peringatan Beer Hall Putsch atau momen kudeta Nazi yang gagal 15 tahun sebelumnya. Bavaud memanfaatkan penyamarannya sebagai wartawan asal Swiss agar bisa mendapat tempat di barisan depan. Ia sudah menyelipkan sepucuk pistol semi-otomatis Haenel Schmeisser kaliber 6,35mm di saku dalam mantelnya.
Baca juga: Rekayasa Hoax Mengelabui Hitler
“Saat yang dinanti tiba. Hitler tampak datang mendekat tapi sialnya sejumlah pasukan SA berbaris di depan Bavaud untuk melakukan salam Nazi. Pandangan Bavaud pun terhalang. Ia terpaksa mengurungkan niatnya tetap berusaha terus menguntit aktivitas Hitler,” tulis Hoffmann.
Sayangnya upaya Bavaud terus menguntit Hitler hingga Desember 1939 terbentur menipisnya dana. Saat di keretaapi hendak melarikan diri ke Paris, ia dicokok Gestapo (polisi rahasia). Setelah melalui interogasi mengerikan, ia membongkar niatnya membunuh Hitler. Upaya diplomasi pemerintah Swiss untuk mengampuninya ditolak. Ia disidang di Pengadilan Rakyat (Volksgerichthof) dan divonis mati. Ia dieksekusi dengan guillotine di Penjara Berlin-Plötzensee, 14 Mei 1941.
Pemboman Bürgerbräukeller
Johann Georg Elser, seorang tukang kayu cum kader Roter Frontkämpferbund (RFB), onderbouw Partai Komunis Jerman, berupaya membunuh Hitler lewat pemboman di Aula Burgerbräukeller di Munich pada 8 November 1939. Hitler ketika itu hadir dalam rangka peringatan Beer Hall Putsch.
Sebagaimana dikisahkan Hellmut G. Haasis dalam Bombing Hitler: The Story of the Man Who Almost Assassinated the Führer, Elser dengan seksama mengendap-endap menanam sejumlah bom waktu di pilar-pilar aula yang bakal jadi tempat Hitler berpidato pada malam 1 November hingga dini hari 2 November. Setelah mengetahui jadwal kedatangan Hitler, yakni pukul 20.00, dan jadwal pidatonya selama dua jam, ia pada 6 November malam kembali menyusup ke dalam aula untuk mengatur detonator agar meledak pada pukul 21.20 tanggal 8 November.
“Sehari sebelum hari-H Hitler berpidato, Elser yang sudah mengatur waktu ledakan segera melarikan diri dengan keretaapi dari Munich menuju Friedrichshafen. Dilanjutkan berangkat dengan kapal uap menuju Konstanz,” ungkap Haasis.
Baca juga: Erwin Rommel "Dipaksa" Hitler Bunuh Diri
Elser pergi dengan keyakinan bomnya bakal memusnahkan sang pentolan Nazi. Namun harapannya meleset. Cuaca berkabut membuat Hitler memilih jalan darat untuk kembali ke Berlin. Agar bisa pulang dari Munich ke Berlin di malam yang sama, jadwal keretaapinya pun dimajukan. Perubahan jadwal itu berpengaruh pada durasi pidato Hitler dari dua jam menjadi satu jam saja. Alhasil Hitler sudah meninggalkan podium pada pukul 21.07 atau 13 menit sebelum detonator itu meledak.
Bom itu akhirnya meledak pada jam 21.20, meruntuhkan atap aula dan tembok bagian luar. Delapan orang tewas dan 62 lainnya terluka. Elser kemudian diciduk di Konstanz, dekat perbatasan dengan Swiss. Nasibnya berakhir di Kamp Konsentrasi Dachau. Elser menemui ajalnya setelah dieksekusi pada 9 April 1945 atau beberapa pekan sebelum Kapitulasi Jerman.
“Seorang pria punya keberuntungannya sendiri. Sekarang saya bisa tenang! Kepergian saya yang lebih cepat dari biasanya menjadi bukti bahwa Tuhan ingin saya mencapai kesuksesan saya,” ujar Hitler yang baru tahu sebuah bom telah meledak ketika keretaapinya baru sampai di Nürnberg, dikutip Haasis.
Pemboman Plot 20 Juli
Sudah beberapakali Generalmajor Henning von Tresckow mengotaki upaya pembunuhan Hitler. Pada 1941, ia turut dalam sebuah komplotan berisi para politikus oposisi dan sejumlah perwira tinggi AD Jerman anti-Nazi. Tetapi upaya itu baru terlaksana pada 20 Juli 1944 lewat bom koper yang dibawa Kolonel Claus von Stauffenberg saat Hitler tengah rapat di Rastenburg.
Setelah merancang Operasi Valkyrie untuk merebut kekuasaan dari Nazi demi menertibkan situasi dan kondisi, Tresckow menyerahkan pelaksanaan pembomannya pada Stauffenberg lantaran ia sendiri mendapat tugas ke medan perang Eropa Timur.
Baca juga: Stauffenberg, Opsir "Judas" Kepercayaan Hitler
“Pembunuhan harus dilakukan. Bahkan jika upayanya gagal, kita tetap harus ambil tindakan di Berlin (via Operasi Valkyrie). Dengan begitu kita tunjukkan pada dunia bahwa rezim Hitler dan bangsa Jerman tidaklah sama dan tak semua orang Jerman mendukung rezimnya,” tutur Tresckow sebelum mempercayakan pelaksanaannya pada Stauffenberg, dikutip Joseph Howard Tyson dalam The Surreal Reich.
Sesuai rencana, Stauffenberg ditemani ajudannya, Letnan Werner von Haeften, datang ke Wolfsschanze, markas Hitler di Rastenburg, tempat konferensi militer dengan sejumlah perwiranya digelar pada 20 Juli 1944. Dengan hati-hati, Stauffenberg meletakkan bom waktu itu di bawah meja sedekat mungkin dengan Hitler. Setelahnya, diam-diam ia dan ajudannya meninggalkan lokasi.
Baca juga: Akhir Hidup Si Pemeran Hitler
Boom! Ledakan terlihat dari kejauhan pukul 12.42 ketika Stauffenberg sudah dalam perjalanan melarikan diri. Ia yakin bom itu menghabisi nyawa Hitler.
Namun, ia tak tahu koper berisi bom itu sempat dipindahkan Kolonel Heinz Brandt menjauhi posisi Hitler. Alhasil, Hitler selamat meski kepala dan tangannya terluka. Para konspirator anti-Nazi itu pun lantas diburu. Stauffenberg dan sejumlah perwira AD Jerman yang terlibat dieksekusi mati di halaman Bendlerblock (markas AD Jerman). Tresckow yang mendengar kabar upaya itu gagal, memilih bunuh diri di dekat markas komandonya di Białystok, sehari setelahnya.
Tambahkan komentar
Belum ada komentar