Masuk Daftar
My Getplus

Persipura Mengalah di Vietnam

Seorang jenderal meminta Persipura mengalah dari tim nasional Vietnam Selatan.

Oleh: Randy Wirayudha | 09 Jul 2017
Trofi Quoc Khanh Cup atau Vietnam National Day tahun 1967. Sumber: Koleksi National Museum Australia.

Di tengah peperangan, Vietnam menggelar Quoc Khanh Cup atau Vietnam National Day Tournament, kompetisi invitasi yang bergulir sejak 1961 sampai 1974. Kompetisi yang selalu digelar di Saigon ini tidak diadakan pada 1963, 1964, 1968, dan 1969.

Tim nasional Indonesia berpartisipasi pada 1961, 1962 (runner up), dan 1970. Pada kompetisi tahun 1973, Indonesia diwakili oleh Persija Jakarta yang pulang membawa trofi setelah mengalahkan Malaysia 3-2.

Pada kompetisi terakhir tahun 1974, Indonesia diwakili oleh Persipura Jayapura. Rombongan tim dipimpin oleh Gubernur Irian Jaya Brigjen TNI (Purn.) Acub Zainal. Untuk biayanya, dia meminjam sebesar Rp30 juta dari uang tanah ulayat masyarakat adat Suku Wadi, Bano, Merabano, Nasadit dan Sem.

Advertising
Advertising

Acub memberangkatkan Persipura tanpa restu Menteri Dalam Negeri Amirmahmud. Persipura transit di Singapura sebelum ke Saigon untuk mengikuti turnamen yang digelar pada 1-10 November 1974.

“Saya nekat dan ngawur. Waktu saya memimpin Irian, bola adalah alat untuk kebanggaan Irian. Suatu saat kita mau bawa ke Bangkok, saya minta izin pada Pak Menteri Amir Machmud. Jawabannya: ‘Ada apa nih, si Acub? Masak gubernur bawa (tim) bola ke Bangkok?’" kenang Acub dalam biografinya, Acub Zainal: I Love the Army.

“Buat saya ini pertama kali membawa nama bangsa. Zonder (tanpa) izin dari Yang Mulia Menteri, saya berangkat. Saya berhenti dulu di Singapura satu malam, menyesuaikan diri,” imbuh Acub.

Di Singapura, Acub bertemu dengan Jenderal TNI Surono Reksodimedjo, wakil panglima ABRI. Surono meminta kepada Acub agar Persipura mengalah. Bukan untuk uang melainkan atas nama solidaritas sesama bangsa Asia Tenggara yang tengah dilanda perang.

“Keadaan Vietnam sedang gawat. Pak Soerono minta kalau bisa kesebelasan yang saya bawa jangan sampai menang. Berikan kesempatan pada mereka (Vietnam) untuk bergembira. Saya dapat perintah begitu,” ungkap Acub.

Persipura datang dengan tim terbaik asuhan pelatih asal Singapura, Choi Song On, dengan kiper Suharsoyo yang diboyong dari Persema Malang. Persipura tak pernah kalah di babak penyisihan grup. Menang 3-1 melawan timnas Khmer (kini Kamboja) dan imbang 1-1 melawan timnas Thailand. Persipura jadi juara Grup B.

Di semifinal pada 9 November 1974, Persipura mengalahkan timnas Taiwan 2-0. Di laga final, Persipura melawan tuan rumah timnas Vietnam Selatan pada 10 November. Acub teringat permintaan Surono agar tidak juara.

“Di final akhirnya saya kalahkan. Kita cuma jadi juara dua, bukan juara pertama,” tandas mantan Panglima Kodam Cendrawasih Irian Jaya itu.

Persipura harus rela menjadi runner up setelah kalah 0-2 dari Vietnam Selatan. Persipura urung menyamai Persija Jakarta yang menjuarai turnamen itu setahun sebelumnya. Inilah harga dari solidaritas antarbangsa Asia Tenggara.

TAG

ARTIKEL TERKAIT

Cerita di Balik Keriuk Keripik Kentang Jalan Radius Prawiro Sebagai Pengikut Jesus Bohl Tuan Tanah Senayan dan Matraman Tionghoa Nasionalis di Gelanggang Bulutangkis Peran Radius Prawiro dalam Lobi-lobi Internasional Ketika Jepang Tertipu Mata-mata Palsu Radius Prawiro Hapuskan SIAP yang Menghambat Pembangunan Lebih Dekat Mengenal Batik dari Kota Batik (Bagian I) Jejak Radius Prawiro dalam Reformasi Pajak Presiden Korea Selatan Park Chung Hee Ditembak Kepala Intelnya Sendiri