Masuk Daftar
My Getplus

Ida Sang Legenda

Mengawali karier sebagai penyanyi country dan berpenampilan fungky, bintang Ida justru melejit ketika duet bareng Benyamin menyanyikan lagu-lagu Betawi.

Oleh: Nur Janti | 21 Mar 2018
Ida Royani dan Benyamin Sueb/Foto: Iramanusantara.org. Repro: Gun Gun Gunadi.

IDA Royani, aktris top 1970-an, tak pernah lupa suatu hari di tahun 1965 ketika sedang rekaman sebuah lagu anak-anak di Studio Remaco. Semangatnya langsung berganti kekesalan lantaran produsernya tiba-tiba memintanya mengganti lagu. Dia berarti harus memulai dari awal.

Kekesalan Ida makin bertambah karena pencipta lagu penggantinya, yang diperkenalkan produser kepadanya, merupakan orang yang menyebalkan. “Kampungan,” kata Ida mengisahkan kesan pertamanya bertemu dengan Benyamin Sueb, kepada Historia.

Lahir di Jakarta pada 24 Maret 1953, Ida sejak kecil hobi menyanyi. Keriernya dimulai dari penyanyi cilik. Pada 1960-an, Ida juga menjadi bintang iklan.

Advertising
Advertising

Menginjak remaja, Ida mulai menyanyikan country. Penampilan Ida pun berganti menjadi funky: sepatu boots, baju trendy, dan rambut warna-warni. Ida dikenal sebagai penyanyi remaja yang funky dan fashionable. Gaya pakaian Ida kerap kali jadi panutan anak muda kala itu.

Kepopuleran Ida bertambah ketika kerap sepanggung bersama Benyamin. “Sekitar 1968-1969 Ida mulai sering satu panggung dengan Ben, meski belum duet,” tulis Wahyuni dalam Kompor Mleduk Benyamin S: Perjalanan Karya Legenda Pop Indonesia.

Merasa cocok, Ben lalu mengajak Ida berduet menyanyikan lagu Betawi. Ida menerimanya. "Aku lulus SMA tahun 1972. Waktu itu aku sudah nyanyi sama Benyamin," kata Ida.

Meski awalnya Ida kerap mendapat ejekan publik karena melakukan hal berkebalikan dari citranya yang fungky, album perdana Ida-Benyamin, Tukang Kridit, sukses di pasaran. Orang-orang yang awalnya mengejek Ida malah berbalik menjadi pembeli kasetnya dan menjadi penggemar.

Duet Ida-Benyamin menjadi salahsatu artis paling terkenal pada 1970. Beberapa hits mereka seperti “Begini-Begitu, Di Sini Aje, Hujan Gerimis, Lampu Merah, Nimang Anak, Dipatil Ikan Sembilang, atau Tukang Kriditamat familiar di telinga masyarakat. “Waktu terkenal-terkenalnya Benyamin waktu nyanyi sama aku,” kata Ida.

Menurut Wahyuni, kesuksesan duet Ida-Ben disebabkan karena kemampuan Ida mengimbangi Benyamin. Bahkan Ida yang terkenal fashionable, pernah nyanyi mengenakan sandal jepit, kain, dan kebaya. Tak ada pasangan duet Benyamin yang bisa menyaingi Ida. Ketenaran mereka membuat Ida dan Ben dikenal sebagai pasangan legendaris.

Namun, Benyamin bukan satu-satunya pasangan Ida. Ida pernah duet bareng Frans Daromes pada 1971. Ketika itu, Ida jarang tampil bareng Benyamin. Duet Ida-Benyamin memang beberapa kali putus-sambung.

Usai duet dengan Frans, Ida kembali duet dengan Benyamin di acara Jakarta Fair. “Tahun 1975-1976 aku ke London. Tadinya mau belajar desain tapi aku cuma belajar modeling dan bahasa,” kata Ida.

Duet mereka kembali bubar setelah Ida menikah dengan Pangeran Tengku Aziz dan pindah ke Malaysia tahun 1976. Tapi tahun 1978 Ida dan Benyamin kembali berduet di acara ulang tahun TVRI menyanyikan lagu “Tuak Asem”.

Dari hasil duetnya dengan Benyamin, Ida mendapat penghasilan besar. “Aku dan Benyamin kan lagi populer-populernya. Dan nyanyi itu hasilnya nggak sedikit, tiap bulan beli mobil bisa,” kata Ida. “Aku sama Benyamin bayarannya sama.”

Tapi Ida dan Benyamin punya cara beda membelanjakan uang. “Aku nggak punya tanah yang berhektar-hektar, aku nggak punya gunung. Benyamin beli bukit, ditanami cengkih, aku nggak punya. Aku Cuma punya sepatu, tas, baju bermerek. Barang-barangku harganya hampir sama kayak tanahnya Benyamin.”

Selain menyanyi, Ida juga bermain dalam 15 judul film dari 1970-1978. Di film pertamanya, Di Balik Pintu Dosa, Ida beradu peran dengan aktris Fifi Young. Ida juga beradu peran dengan Rhoma Irama dan menyanyi bersamanya di film itu.

Tapi, dari 15 judul film yang dimainkan Ida, 10 di antaranya merupakan adu peran Ida dengan Benyamin. Keduanya bermain bareng antara lain di Benyamin Biang Kerok (1972), Ratu Amplop (1974), dan Tarsan Pensiunan (1976). Film Benyamin-Ida paling banyak diproduksi tahun 1974, mencapai 5 judul film.

Ketika memutuskan berjilbab (1978), Ida mengurangi show dan akhirnya mundur dari dunia tarik suara. Namun, dia sempat membintangi sinetron Mat Beken di TPI yang naskahnya ditulis Benyamin. Keduanya juga menyanyikan lagu “Si Mirah Jande Merunde” yang jadi bagian sinetron itu. Duet keduanya bubar ketika Ida mundur dari dunia hiburan dan terjun ke dunia bisnis pakaian muslim.

TAG

ARTIKEL TERKAIT

Tionghoa Nasionalis di Gelanggang Bulutangkis Peran Radius Prawiro dalam Lobi-lobi Internasional Ketika Jepang Tertipu Mata-mata Palsu Radius Prawiro Hapuskan SIAP yang Menghambat Pembangunan Lebih Dekat Mengenal Batik dari Kota Batik (Bagian I) Jejak Radius Prawiro dalam Reformasi Pajak Presiden Korea Selatan Park Chung Hee Ditembak Kepala Intelnya Sendiri Pengungsi Basque yang Memetik Bintang di Negeri Tirai Besi Warisan Budaya Terkini Diresmikan Menteri Kebudayaan Aksi Spionase Jepang Sebelum Menyerang Pearl Harbor