Masuk Daftar
My Getplus

Hikayat Lukisan Gatotkaca

Sukarno pernah meminta Basoeki Abdullah melukis sosok Gatotkaca untuknya

Oleh: Randy Wirayudha | 05 Agt 2017
Lukisan Gatotkaca karya Basoeki Abdullah. Foto: Randy Wirayudha/Historia.

Bung Karno (nama populis presiden pertama Republik Indonesia) dikenal sangat mencintai seni lukis dan dunia pewayangan. Tidak aneh, jika suatu hari di tahun 1950-an, dia pernah meminta Basoeki Abdullah (satu dari sekian pelukis kesayangannya) untuk membuatkan suatu karya lukisan bertemakan pewayangan.

“Mengapa tidak melukis legenda keluarga Bima, prajurit besar dari keluarga Pandawa?” ujarnya kepada Basoeki Abdullah, seperti dikutip Agus Dermawan T. dalam Bukit-Bukit Perhatian: Dari Seniman Politik, Lukisan Palsu Sampai Kosmologi Seni Bung Karno.

“Itu gampang, kapan-kapan,” demikian jawaban Basoeki.

Advertising
Advertising

“Mengapa tidak melukis Gatotkaca dengan dua isteri kembarnya, Pergiwa dan Pergiwati?” kata Bung Karno lagi.

Paham maksud Si Bung, Basoeki pun menggoreskan kuasnya di atas selembar kanvas yang ukurannya tidak biasa: 150x100 cm. Lukisan itu selesai dalam waktu beberapa hari. Setelah rampung, Basoeki lantas memberi lukisan bergaya realis-naturalisnya itu dengan tajuk “Gatutkaca dan Anak-Anak Arjuna Pergiwa-Pergiwati.”

Menurut Mikke Susanto, lukisan tersebut menggambarkan Gatotkaca (salah satu ksatria sebangsa Werkudara putra dari Bima) tengah terbang layaknya Superman. Mata sang ksatria menatap tajam penuh asmara, sementara si kembar cantik Pergiwa-Pergiwati yang digambarkan cukup molek, saling berbeda pandang terhadap keberadaan Gatotkaca.

“Basoeki Abdullah melukiskannya di atas kanvas dengan ukuran yang aneh. Sepertinya memang permintaan khusus untuk ditempatkan di satu bidang dinding yang kosong di Istana Merdeka. Dia pesan tiga. Dua lukisan tentang Jaka Tarub, satu lagi lukisan yang Gatotkaca itu,” ujar kurator pameran lukisan koleksi Istana Kepresidenan di Galeri Nasional tersebut.

Mengapa Gatotkaca? Itu karena karakter pewayangan yang disukai Si Bung ketika menonton pertunjukan wayang adalah Gatotkaca, sosok ksatria gagah perkasa yang dianggap mirip dirinya sendiri.

“Gatotkaca kan ksatria Pringgondani yang sakti. Dari segi visualnya sudah nampak personifikasi. Pembawaannya yang gagah, punya tatapan tajam dan berwibawa. Nah, Gatotkaca dianggap presentasi dari Bung Karno sendiri,” kata Mikke kepada Historia.

Sebagaimana lukisan Basoeki Abdullah yang menggambarkan Nyai Roro Kidul, lukisan si kembar cantik Pergiwa-Pergiwati pun butuh model. Sayangnya, sampai sekarang, Mikke belum bisa menemukan siapa perempuan cantik yang menjadi model dalam lukisan itu.

“Lukisan-lukisan Basoeki Abdullah kebanyakan butuh model untuk mengukur atau memperkirakan posisi wajah. Untuk lukisan Gatotkaca tersebut, memang belum diketahui siapa modelnya. Kemungkinan besar model itu satu orang, namun dibuat berbeda angle,” ujar Mikke.

TAG

ARTIKEL TERKAIT

Mobil yang Digandrungi Presiden Habibie Jenderal Belanda Tewas di Lombok Jusuf Muda Dalam Terpuruk di Ujung Orde Radius Prawiro Arsitek Ekonomi Orde Baru Hilangnya Pusaka Sang Pangeran Cerita Presiden RI dan Mobil Mercy-nya Keluarga Jerman di Balik Serangan Jepang ke Pearl Harbor Tanujiwa Pendiri Cipinang dan Bogor Riwayat NEC Nijmegen yang Menembus Imej Semenjana Jalan Radius Prawiro Menjadi Ekonom Orde Baru