Pesan Menteri Kondom

Kalau mudik, jangan lupa bawa pil dan kondom. Begitu kata Menteri Haryono Suyono.

Oleh: Martin Sitompul | 29 Jan 2025
Pesan Menteri Kondom
Haryono Suyono, kepala BKKBN semasa Orde Baru, menteri negara kependudukan, dan Menkokesra-Taskin. Dikenal sebagai "Menteri Kondom". (Departemen Penerangan)

LIBUR telah tiba... libur telah tiba... hatiku gembira. Begitu lirik lagu yang dulu dinyanyikan mantan penyanyi cilik Tasya Kamila bila menyambut hari libur. Waktu liburan seperti ini biasanya dimanfaatkan orang untuk berbagai kegiatan. Apakah itu jalan-jalan, berwisata, atau berkumpul bersama keluarga. Bahkan kalau libur panjang, seperti menjelang hari lebaran, sudah jadi tradisi bagi kebanyakan orang Indonesia untuk mudik alias pulang ke kampung halaman.

Pada 1996, Menteri Negara Kependudukan/Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Haryono Suyono menyampaikan pesan bernada nyeleneh bagi masyarakat yang akan mudik berlebaran di kampung. Sang menteri mengingatkan bagi pasangan suami-istri supaya senantiasa memakai alat kontrasepsi.

“Kalau mudik, jangan lupa bawa pil dan kondom,” begitu kata Menteri Haryono seperti diberitakan dalam Berita Yudha, 27 Januari 1996.

Advertising
Advertising

Baca juga: Asal-Usul Kondom

Pesan dari Menteri Haryono itu bukan berarti menjurus ke hal-hal yang bersifat asusila. Hal itu disampaikannya dalam rapat pembahasan “Kampanye Pembangunan Keluarga Modern” melalui kegiatan wisata wartawan di Gedung BKKBN Halim Perdanakusuma, Jakarta, 26 Januari 1996. Sebagai menteri yang bertugas mengawal demografi Indonesia, Haryono memang dikenal dengan julukan “Menteri Kondom”. Tak jarang dia berkunjung ke daerah sambil membawa alat kontrasepsi untuk diperagakan cara pemakaiannya.

Haryono sudah mengepalai BKKBN sejak 1983. Pada posisi puncak di BKKBN tersebut, namanya melambung seiring dengan semakin berhasilnya program KB yang dikawal oleh lembaga yang dipimpinnya. Saat itu program KB menjadi program unggulan pemerintah yang terus dipantau oleh lembaga-lembaga kependudukan internasional.

Pada 1986, Haryono mengklaim program KB sejak 1970 telah berhasil mengajak sekitar 15,3 juta pasangan usia subur menjadi peserta KB. Dari jumlah tersebut, kata Haryono seperti dilansir Majalah Parlementaria, No. 120, 16 Januari 1986, sekitar 12 juta dapat digolongkan mempunyai disiplin pribadi atau disiplin keluarga yang cukup tinggi dalam menggunakan kontrasepsinya. Dalam berbagai imbauannya, Haryono menekankan agar para suami turut ambil bagian untuk menyukseskan program KB dengan rajin menggunakan kondom saat berhubungan intim suami-istri. Haryono juga menginsiasi program Pendidikan KB untuk generasi muda di tingkat sekolah.

Baca juga: Pesta Seks Tukar Pasangan Tempo Dulu

Setelah 10 tahun menjabat kepala BKKBN, Haryono diangkat sebagai menteri negara kependudukan pada 1993. Jabatan kepala BKKBN masih diemban Haryono. Dengan demikian, dia disebut menteri negara kependudukan/kepala BKKBN dalam Kabinet Pembangunan VI. Menurut penulis biografinya, rangkap jabatan itu menunjukkan bahwa Haryono Suyono merupakan sosok yang mumpuni dalam bidang kependudukan dan keluarga berencana. Kepakarannya dalam bidang itu dibuktikan dalam tulisan-tulisannya yang tersebar di berbagai suratkabar, majalah, dan jurnal.

“Haryono Suyono saat itu bahkan sempat dijuluki secara berkelakar sebagai 'Bapak Kondom' atau 'Bapak Spiral', sebuah julukan yang menunjukkan betapa lekatnya posisinya dalam program Keluarga Berencana Nasional,” ungkap Joko Indro Cahyono dalam Mr. Harry: Dari Sopir Oplet sampai Presiden KB Dunia.

Dalam berbagai kesempatan, Haryono tak pernah alpa mengkampanyekan program keluarga berencana, baik dalam kapasitas sebagai Kepala BKKBN maupun menteri. Semasa menjabat Kepala BKKBN, Haryono menggenjot BKKBN untuk memasarkan sebanyak 100.000 gross atau 14,4 juta buah kondom. Haryono bahkan berkebijakan untuk menyubsidi dan menggratiskan kondom bagi para suami yang berminat keluarga berencana.

“Penggalakan penggunaan kondom dimaksudkan agar pencegahan kehamilan menjadi pula tanggung jawab kaum bapak,” kata Haryono dalam Majalah Maesan, No.5, April 1986. “Sekarang digratiskan saja orang masih ada yang belum mau ikut KB, apalagi kalau langsung disuruh membayar.”

Baca juga: Keluarga Berencana ala Bung Karno

Menurut Haryono, 95 persen akseptor KB adalah para ibu. Mayoritas dari mereka menggunakan spiral, pil KB, atau suntikan. Walaupun efektivitas ketiga jenis kontrasepsi ini untuk mencegah kehamilan cukup besar, tetap ada potensi kegagalan, yaitu sekitar 10 persen. Spiral paling aman, karena tingkat kegagalannya cuma empat persen. Karenanya kaum ibu perlu dibantu para suami dengan penggunaan kondom, untuk menghindarkan kemungkinan si istri lupa minum pil KB.

Penyuluhan dan edukasi tentang program KB juga masih menjadi agenda kerja Haryono sewaktu jadi menteri. Dia selalu menyampaikan pentingnya hal ini kepada publik. Tak terkecuali kepada para pemudik yang bakal berlebaran di kampung halaman, agar jangan lupa dengan program KB.

“Kalaupun masyarakat lupa bawa pil dan kondom, kami sediakan pos emergensi di tempat-tempat strategis yang ditunjuk,” demikian pesan Menteri Haryono dikutip Berita Yudha.

Baca juga: Tarik Ulur Karet KB

Pada periode terakhir kekuasaan Presiden Soeharto, Haryono ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan (Menkokesra dan Taskin). Di saat yang sama, Haryono masih merangkap kepala BKKBN pada Kabinet Pembangunan VII. Keberhasilan menggawangi program KB telah mengantarkan Haryono menerima Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Soeharto.

TAG

keluarga berencana kondom haryono suyono

ARTIKEL TERKAIT

Asal-Usul Kondom Jejak Arung Palakka, Es Batu hingga Persija di Kampung Petojo Kota NICA Jadi Kampung Harapan Papanggo Kampung Serdadu Kampung Melayu Makassar Tempo Dulu Awal Sejarah Polisi Singapura Rumah Jengki dan Spirit Kebebasan Agar Si Jago Merah Tak Lagi Marah Alcázar, Istana yang Menginspirasi Kisah Snow White Pelacur Asing Zaman Kolonial