HJALMAR Schacht pernah menjabat presiden bank sentral Reichsbank dan menteri ekonomi pada masa Kanselir Adolf Hitler. Dia dikenal dunia karena berhasil menjinakkan hiperinflasi yang melumpuhkan Jerman, menstabilkan mark (mata uang Jerman), dan memotong angka pengangguran. Usai perang, dia menjadi konsultan ekonomi dan keuangan untuk negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia.
Schacht tiba di Jakarta pada 3 Agustus 1951. Sumitro Djojohadikusumo, penasihat Menteri Keuangan Jusuf Wibisono, kendati membantahnya, punya andil dalam mendatangkan Schacht. Setelah tiga bulan mempelajari bahan-bahan yang didapatkan dari sejumlah kementerian, berdiskusi dengan banyak pihak, dan mengunjungi beberapa daerah, Schacht menyelesaikan laporannya pada 9 Oktober 1951.
Berikut ini resep ekonomi dan moneter dari Schacht.
Valuta
- Memenuhi kewajiban utang dengan memperhatikan neraca pembayaran luar negeri; dan jika ada kesulitan devisen hendaknya diadakan penangguhan.
- Untuk memelihara keseimbangan dalam neraca pembayaran, impor tidak boleh melebihi jumlah hasil dari ekspor (devisen).
- Untuk menjaga keseimbangan dalam neraca pembayaran, perlu adanya pengawasan devisen oleh suatu dewan menteri.
- Perlu suatu armada kecil yang terdiri dari kapal-kapal polisi cepat untuk memberantas penyelundupan.
- Ciptakan ketertiban dan keamanan guna menghindarkan pelarian modal.
- Tiap-tiap bank peredaran harus dimasukkan ke dalam politik negara seluruhnya.
Keuangan Negara
- Memelihara keseimbangan antara pengeluaran dan penghasilan negara.
- Pembukuan di Kementerian Keuangan harus diperbaiki.
- Politik pajak terutama bersandar pada perdagangan dan industri di kota-kota besar, hasil bumi, dan perkebunan.
Baca juga: Hjalmar Schacht Melawan Hitler
Perdagangan dan Perusahaan Bank
- Pedagang eceran perlu menjalin kerjasama guna mengadakan pembelian bersama-sama.
- Pertahankan firma-firma dagang Jerman dan Belanda.
- Bank industri harus mengembangkan diri, teurtama memusatkan perhatian pada pemberian kredit koperasi.
- Sistem Benteng masih dapat diteruskan, dengan perbaikan.
- Perlu suntikan modal pemerintah untuk berdirinya bank negara yang memberikan kredit perdagangan.
- Hapus sistem lisensi impor dan sistem sertifikat devisa.
- Campur tangan pemerintah terhadap Javasche Bank, yang dinasionalisasi, sebagai bank peredaran. Javasche Bank melepaskan usaha komersialnya.
- Efisiensi dan efektivitas birokrasi perdagangan.
- Pengusaha bumiputra mesti mempelajari teknik-teknik modern.
- Dirikan kamar-kamar dagang.
Dasar-dasar Ekonomi
Pertanian: Tingkatkan penanaman padi untuk kebutuhan dalam negeri; perluas sistem koperasi dan kredit petani; penangguhan pelunasan utang dan pengurangan bunga untuk petani.
Pertukangan/Perburuhan: Perluasan sekolah dan kursus-kursus vak (keterampilan); dirikan balai-balai pertukangan; undang-undang perburuhan yang baik.
Industri: Dorong investasi asing untuk mengolah bahan-bahan mentah.
Perimbangan Ekspor dan Impor: Bentuk suatu panitia perancang yang menetapkan prioritas impor dan meningkatkan ekspor.
Transportasi/Pengangkutan: Buat jalan-jalan raya; perluas tempat bongkar muat peti kemas; jalin kerjasama dengan perusahaan pelayaran Belanda; bentuk armada dagang sendiri.
Transmigrasi: Dorong masyarakat bertransmigrasi dari Jawa ke Sumtara, Kalimantan, dan Sulawesi.
Urbanisasi: Buat kota-kota penyangga dengan perhubungan yang teratur dan pabrik-pabrik.
Listrik: Tingkatkan produksi listrik; adakan tenaga listrik baru, misalnya tenaga air; gunakan bis sebagai pengganti trem; undang perusahaan listrik asing.*
Berikut ini laporan khusus Hjalmar Schacht: