Lima Aktor Berjubah Superman
Pasca-Perang Dunia II hingga sekarang sudah lima aktor yang menyandang jubah Superman. Siapa yang paling difavoritkan para penggemarnya?
LEKUK-lekuk otot bak ukiran itu begitu mencolok dari balik bodysuit biru berlogo “S” di dada. Jubah merah yang menjuntai ke belakang ditambah paras maskulin rupawan melengkapi penggambaran sosok “alien” berkekuatan dahsyat: Superman. Karakter asal Planet Krypton beridentitas asli Kal-El tapi beralter-ego jurnalis bernama Clark Kent itu direncanakan comeback di semesta DC Cinematic Universe (DCEU).
Seperti halnya Batman, jagoan serba bisa yang merupakan “anak rohani” penulis Jerry Siegel dan seniman Joe Shuster itu jadi pujaan jutaan penggemarnya sejak muncul di Action Comics edisi perdana, 18 April 1938. Selain di wahana komik, animasi, dan video game, figur Superman acap dinanti di layar kaca maupun layar perak.
Terakhir, karakter Superman yang diperankan aktor tampan Henry Cavill menunjukkan batang hidungnya di pengujung film Black Adam (2022). Sang superhero muncul sebagai cameo di bagian mid-credit scene.
Namun, banyak yang kecewa lantaran rencana comeback sang “Man of Steel” di film berikutnya takkan lagi diperankan Cavill. Lewat unggahan di Instagram-nya medio Desember 2022 lalu, Cavill menyatakan takkan kembali membawakan karakter Superman di film-film DCEU.
Baca juga: Black Adam Memburu Dendam
Nakhoda baru DC Studios, James Gunn dan Peter Safran, belum lama ini memberi klarifikasi bahwa absennya Cavill bukan karena dipecat. Gunn yang sebelumnya sukses menggarap film dari semesta “tetangga”, Guardians of the Galaxy (2014) dan Guardians of the Galaxy Vol. 2 (2017), punya haluan baru untuk membereskan “kekacauan” storyline film-film DCEU dengan dibantu Safran. Duet Gunn-Safran mencanangkan permulaan baru DCEU dengan film The Batman Part II dan Superman: Legacy. Keduanya direncanakan rilis pada 2025. Tetapi sementara karakter Batman/Bruce Wayne berpotensi kembali diperankan Robert Pattinson, sosok Superman dipastikan takkan lagi diisi Cavill.
“Kami tidak memecat Henry (Cavill). Henry memang tak pernah di-casting. Lagipula hak saya terkait siapa yang ingin saya dan tim produksi untuk di-casting sebagai Superman. Dan bagi saya untuk cerita (Superman: Legacy) ini, bukanlah Henry. Saya suka dengan Henry. Dia pribadi hebat. (Tetapi) Saya merasa dia sudah dipermainkan banyak orang, termasuk petinggi sebelumnya di perusahaan ini. Tetapi yang pasti dengan berbagai pertimbangan, Superman kali ini bukanlah Henry,” kata Gunn kepada The Hollywood Reporter, Selasa (31/1/2023).
Eliminasi Cavill sebagai Superman tentu disayangkan sejumlah penggemarnya. Terlebih Cavill sudah melekat pada karakter superhero itu. Sebelum dilepas DCEU, Cavill setidaknya muncul di empat film, termasuk sebagai cameo di Black Adam.
Cavill tercatat memerankan Kal-El/Superman/Clark Kent itu sejak debutnya di film Man of Steel (2013) garapan sineas Zack Snyder. Film yang diupayakan sebagai reboot film sebelumnya yang melempem di pasaran, Superman Returns (2006), mulanya ingin dihubungkan dengan karakter Batman di trilogi The Dark Knight racikan Christopher Nolan. Namun akhirnya semestanya tetap dipisahkan.
Baca juga: The Batman dan Sisi Kelam Kehidupan Nyata
Cavill sempat dua kali dipertimbangkan sebagai salah satu calon pemeran utamanya sebelum era Snyder dan Nolan. Sukses membawa serial The Tudors (2007-2010) memenangkan penghargaan Emmy 2008, nama Cavill sempat diajukan sineas Joseph McGinty “McG” Nichol untuk proyek film Superman: Flyby.
Tetapi ketika kemudian McG menarik diri, proyek yang dilanjutkan sutradara Bryan Singer itupun sempat pula meng-casting Cavill dengan sejumlah aktor lain. Namun kemudian Cavill kalah saing dan proyek Singer yang lantas berwujud Superman: Returns itu mengusung aktor Brandon Routh sebagai Superman.
Ketika Snyder dan Nolan mulai menakhodai DC sejak kegagalan reboot Superman, Cavill dipilih sebagai Superman pada 2011 mengalahkan beberapa aktor lain seperti Jon Hamm, Matthew Goode, Armie Hammer, dan Joe Manganiello. Dari semuanya, aku Snyder, hanya Manganiello dan Cavill sama-sama punya penampilan fisik dan paras rupawan dan pas untuk sosok Superman.
Yang jadi pembeda, Cavill lebih punya watak dan kepribadian polos ketimbang Manganiello. Snyder butuh aura innocence itu karena sosok Clark Kent yang jadi alter ego Superman di film dibesarkan di pedesaan Kansas yang jauh dari riuhnya kehidupan kota-kota metropolitan.
“Di jajaran tertinggi para pahlawan super, Superman adalah karakter yang paling kondang dan dipuja sepanjang masa, dan saya merasa terhormat menjadi bagian kembalinya karakter ini di layar lebar. Seperti halnya dengan Warner Bros., Legendary, dan para produser, kami sangat antusias memilih Henry. Dia pilihan yang sempurna untuk menyandang jubah dan perisai S itu,” kata Snyder, dikutip Screent Rant, 30 Januari 2011.
Baca juga: Lika-liku Harley Quinn dalam Birds of Prey
Cavill yang tersanjung atas pemilihan dirinya memerankan Superman membuktikan dedikasinya dengan melakoni diet ketat dan latihan keras untuk mentransformasikan bentuk tubuh yang prima. Jelang syuting, Cavill disiplin mengonsumsi lima ribu kalori per hari, menambah asupan protein, dan latihan fisik selama dua jam saban hari.
“Dan karena karakter ini tidak datang dari film atau acara televisi, saya juga banyak membaca komiknya karena karakter di film ini berasal dari komik. Saya punya bertumpuk-tumpuk komik untuk saya baca, baca, dan baca. Saya tidak menggali pencarian karakternya dari material televisi atau film sebelumnya karena itu interpretasi orang lain,” ungkap Cavill kepada majalah Total Film edisi 3 Agustus 2011.
Man of Steel yang rilis medio Juni 2013 itu pun meledak di pasaran. Di box office, film ber-budget 225 juta dolar itu meraup untung hingga 668 juta dolar. Syahdan, Cavill tetap muncul sebagai Superman di dua film DCEU berikutnya. Ia dipertemukan dengan pentolan DC lain, Batman dan Wonder Woman di film Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) dan Justice League (2017).
Walau muncul ekspektasi tinggi atas comeback-nya gegara cameo di film Black Adam (2022), pada akhirnya DC melepas Cavill. Padahal, DC Studios juga belum menentukan siapa pengganti Cavill di Superman Legacy.
Toh, Cavill setidaknya pernah mewarnai jagat DC sebagai salah satu pemeran Superman paling dikenang, terutama di layar lebar. Cavill merupakan pemeran Superman kelima sejak karakter itu dialihwahanakan dari komik. Berikut empat pemeran Superman sebelum Cavill:
Kirk Alyn (1948-1950)
Lahir di New Jersey pada 8 Oktober 1910 dengan nama John Feggo Jr., Kirk Alyn meniti kariernya di dunia peran sejak 1930-an lewat teater-teater Broadway. Nama Alyn makin melejit di layar perak selepas merampungkan tugasnya sebagai personel Angkatan Laut Amerika di Perang Dunia II.
Tubuhnya tegap dan parasnya tampan. Tak ayal banyak orang menyandingkan kemiripan tampilan fisiknya dengan penggambaran Clark Kent/Superman di komik.
Ketika produser Sam Katzman mendapatkan hak karakter Superman untuk versi live-action pada 1947, ia memilih Alyn untuk memainkan sosok Superman. Sebelumnya, Katzman hanya mendasarkan opsi meng-casting Alyn dari foto di sebuah katalog para aktor.
Baca juga: Wajah Joker dalam Lima Aktor
Dalam obituary harian The New York Times terbitan 20 Maret 1999 atau enam hari pasca-Alyn wafat, disebutkan bahwa mulanya Alyn tak percaya karakter Superman bakal difilmkan. Oleh karenanya ketika Katzman memanggilnya untuk casting, ia merasa itu seperti pepesan kosong belaka.
“Mereka bahkan membawa orang-orang dari DC Comics dan mereka bilang, ‘hei, dia mirip dengan Clark Kent.’ Lalu mereka meminta saya membuka baju dan saya memamerkan otot saya. Lantas seorang pria meminta saya buka celana. Saya bilang, ‘sebentar dulu.’ Usia saya saat itu 37 tahun,” ungkap Alyn.
Katzman dan beberapa perwakilan DC Comics plus pihak rumah produksi Columbia Pictures pun terkesan. Alyn mendapatkan peran itu di film seri Superman (1948) garapan sutradara Spencer Gordon Bennet dan Thomas Carr. Meski masih hitam-putih, serial yang ditayangkan pada 5 Januari 1948 lewat 15 part itu mendapat sambutan positif para penggemar komik Superman.
Berangsur-angsur Alyn jadi langganan film-film DC Columbia Pictures. Selain kembali memerankan Superman di sekuel Atom Man vs Superman (1950), ia mendapat peran karakter Blackhawk yang juga berasal dari karakter DC Comics di serial Blackhawk (1952). Lalu, pada 1978 ia memerankan ayah dari Lois Lane, karakter kekasih Superman film Superman.
George Reeves (1951-1958)
Era 1940-an sampai 1950-an jadi era keemasan DC Comics beserta karakter-karakternya. Superman paling digandrungi. Produsen makanan sereal Kellogg’s sampai rela merogoh koceknya untuk mengongkosi proyek kerjasama dengan rumah produksi National Comics Publications dalam serial televisi yang mengangkat kisah Superman, Adventures of Superman (1951).
Dari sejumlah pilihan aktor, sineas Whitney Ellsworth dan Robert J. Maxwell menjatuhkan pilihan pada George Reeves. Hampir berbarengan dengan produksi serialnya pada 1951, Reeves kembali tampil di film independen berbudget minim garapan Robert L. Rippert, Superman and the Mole Men (1951).
Baca juga: Para Pemeran di Balik Topeng Batman
Film ini tercatat sebagai film layar lebar pertama yang mengangkat karakter DC Comics. Di dua versi itu, Reeves beradu akting dengan Noel Neill yang memerankan karakter Lois Lane, wartawati cum kekasih Superman. Neill sebelumnya memainkan karakter yang sama di serial pertama Superman (1948) saat karakter utamanya masih dimainkan Kirk Alyn.
“Kirk sangat atletis tapi saya pikir George aktor yang lebih baik. Dia sangat bagus dalam akting dan bermain di beberapa film besar sebelum serial ini. Saya rasa itu yang jadi pembeda utamanya,” kata Neill, dikutip Joseph McCabe dan Mark Waid dalam 100 Things Superman Fans Should Know & Do Before They Die.
Serialnya pun sukses, berlanjut sampai 104 episode pada 1958. Namun serial itu terpaksa diakhiri setelah Reeves ditemukan tewas di kediamannya dengan luka tembak di kepala pada 16 Juni 1959 dalam usia 45 tahun. Meski catatan kepolisian menyatakan Reeves bunuh diri, beberapa rumor mengatakan ia dibunuh atau setidaknya jadi korban penembakan yang tidak disengaja.
“Reeves punya affair dengan Toni Mannix, istri manajer umum MGM Eddie Mannix. Setelah putus pada 1958, Reeves juga berpacaran dengan sosialita Leonore Lemmon. Spekulasi pun berkembang soal siapa yang menembak Reeves sampai tewas. Beberapa orang meyakini pelakunya Lemmon atau pembunuh bayaran yang disewa Eddie Mannix,” tandas McCabe dan Waid.
Christopher Reeve (1978-1987)
Sebelum Cavill yang jadi pujaan banyak fans Superman muncul, aktor yang memerankan Superman dan lebih dulu populer adalah Christopher Reeve. Aktor kelahiran New York, 25 September 1952 itu membuka lebar pintu karier di perfilman dengan lebih dulu melanglang buana di Broadway pada 1970-an.
Ketika produser Ilya Salkind mendapatkan hak memfilmkan Superman dari DC Comics pada 1973, ia pun merancang proyek ber-budget besar di bawah naungan rumah produksi Dovemead Ltd. Proyek ini bercita-cita merekrut aktor-aktor kondang dan sutradara Steven Spielberg.
Setelah Spielberg urung ikutan proyek itu dan pilihan sutradara jatuh kepada Richard Donner, tim produksi mulai bergerilya menawarkan proposal pada para aktor top saat itu, terutama untuk peran Superman. Robert Redford, Sylvester Stallone, Burt Reynolds, Paul Newman, James Caan, Arnold Schwarzenegger, Christopher Walken, Jon Voight, hingga Charles Bronson merupakan nama-nama yang dipilih. Namun semua nama di atas menolak. Tim produksi terpaksa meng-casting lebih dari 200 aktor lain. Aktor “medioker” seperti Reeve ikut menjajal peruntungannya.
Baca juga: Pesona Wonder Woman dalam Empat Wajah
Dari ratusan aktor itu, direktur casting Lynn Stalmaster terkesan dengan sosok Reeve. Stalmaster lalu menyarankan agar Donner memilih Reeve. Berulangkali pula Stalmaster meletakkan berkas biodata Reeve ke tumpukan teratas berkas calon aktor di meja Donner kendati Donner setiap kali langsung membuangnya. Donner beralasan bahwa penampilan fisik Reeve terlalu muda dan terlampau kurus. Tetapi Stalmaster belum menyerah hingga akhirnya Donner memberi kesempatan suatu screen test pada medio Februari 1977.
“Akting Reeve memukau sutradara dan para produser. Tetapi dia diharuskan meningkatkan otot-otot pada fisiknya karena ia harus mengenakan ‘muscle suit’,” tulis Stalmaster dalam Superman: Screen Tests.
Reeve pun mendapat peran Kal-El/Superman/Clark Kent dengan syarat lebih dulu harus latihan fisik keras untuk meningkatkan bobot hingga 11 kilogram serta membentuk otot-ototnya. Reeve memainkan karakternya dengan penuh dedikasi walaupun bayarannya bak langit dan bumi jika dibandingkan para aktor lain di film Superman yang kemudian rilis pada 1978 Desember 1978. Marlon Brando yang memerankan Jor-El alias ayah biologis Superman, misalnya, diguyur upah sebesar 3,7 juta dolar. Lalu, Gene Hackman yang memainkan karakter antagonis Lex Luthor, dibayar 2 juta dolar. Sementara, Reeve yang menjadi pemeran utama hanya dibayar 250 ribu dolar.
“Tetapi (film) Superman membawa banyak kesempatan baru bagi saya ketimbang pintu yang tertutup di muka saya,” kenang Reeve saat diwawancara AOL, 1 Mei 2001.
Hingga hampir satu dekade berselang, Reeve tetap dipercaya untuk memerankan sang manusia baja itu di sekuel Superman II (1980), Superman III (1983), dan Superman VI: The Quest for Peace (1987).
Brandon Routh (2006)
Setelah McG urung merealisasikan proyek film Superman: Flyby pada 2004, Warner Bros beralih pada Bryan Singer yang sebelumnya menggarap film superhero Marvel, X2 (2003). Pasalnya selagi mengerjakan X2, Singer pernah bertukar pikiran dengan Donner sang sutradara Superman (1978) tentang storyline baru sosok Superman yang kembali ke bumi.
Setelah mendapat tanggapan positif Donner, Singer menatap positif tawaran dari Warner Bros. Dengan anggaran wah, sekira 223 juta dolar, para produser berharap bisa menggaet nama-nama tenar macam Nicolas Cage, Josh Hartnett, Brendan Fraser, Will Smith, Keanu Reeves, hingga Ashton Kutcher untuk memerankan Superman. Namun, Singer akhirnya menjatuhkan pilihan pada Routh.
Routh pernah audisi untuk proyek McG yang gugur pada 2004. Ketika Singer menyaksikan rekaman audisi Routh itu, ia langsung jatuh hati. Singer punya keinginan berbeda, yakni mengusung aktor yang belum tenar ketimbang pilihan para produser di atas.
“Para aktor yang saya lihat hanya memainkan peran; Brandon melampaui hal itu. Dia berakting tapi dia juga menjadi karakter itu. Itu luar biasa. Saat mencoba kostumnya saya merasa, inilah Superman,” ungkap Singer kepada Movie Hole, 3 Juli 2006.
Baca juga: Enam Wajah di Balik Topeng Spider-Man
Jadilah Routh aktor keempat yang menyandang jubah merah legendaris lewat film Superman Returns yang rilis pada 28 Juni 2006. Baik film maupun akting Routh tak mengecewakan. Hanya saja, menurut sejumlah kritikus, tidak ada yang spesial, baik dari alur cerita maupun penampilan Routh.
“Penampilan Routh dan Kate Bosworth (pemeran Lois Lane, red.) seperti mati rasa atau sangat biasa. Tidak ada yang istimewa. Justru karakter Lex Luthor sepertinya ditulis dan diperankan dengan bagus oleh Kevin Spacey,” ungkap kritikus Joe Morgernstern di kolom The Wall Street Journal, 28 Juni 2016.
Kendati sempat ada prospek untuk Routh melanjutkan perannya dalam sekuel yang digagas Singer, hal itu musnah setelah Singer mundur akibat konflik dengan para petinggi Warner Bros. Singer menganggap filmnya cukup sukses karena mendapat banyak tanggapan positif, tapi Warner Bros berpendapat sebaliknya karena tak mendapat keuntungan sesuai ekspektasi di box office.
Tambahkan komentar
Belum ada komentar