Masuk Daftar
My Getplus

Pembersih Gigi Zaman Kuno

Temuan arkeologis terbaru memperlihatkan bahwa manusia kuno memiliki tingkat kebersihan gigi yang tinggi. Rahasianya: rumput teki.

Oleh: Rahadian Rundjan | 24 Jul 2014
Tengkorak terkubur di situs arkeologi Al-Khiday, dekat Sungai Nil di Sudan, dan usianya 6700 SM menunjukkan bahwa orang-orang prasejarah mengkonsumsi rumput teki. Foto: Donatella Usai/Centro Studi Sundanesi and Sub-Sahariani (CSSeS).

RUMPUT kadang menjadi masalah jika dibiarkan tumbuh liar, terutama jenis rumput yang dikenal sebagai rumput teki (Cyperus rotundus). Tanaman khas daerah tropis ini, yang juga mudah ditemui di berbagai wilayah Indonesia, merupakan salah satu rumput liar paling buruk untuk dikontrol karena persebarannya yang invasif.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa rumput teki berperan penting dalam kehidupan manusia di zaman kuno. Bak pasta gigi di zaman modern, rumput teki merupakan pembersih gigi yang ampuh.

Sebuah penelitian terhadap sisa-sisa tengkorak yang terkubur di situs arkeologi Al-Khiday, dekat Sungai Nil di Sudan, dan usianya dapat ditarik sampai tahun 6700 SM menunjukkan bahwa rumput teki sudah dikonsumsi orang-orang prasejarah.

Advertising
Advertising

Baca juga: Mengapa Manusia Prasejarah Menggambar di Gua?

Tengkorak-tengkorak tersebut, yang merupakan sisa-sisa jasad petani kuno, secara mengejutkan memiliki gigi yang sehat. Zat-zat antibakteria yang berasal dari rumput teki dianggap sebagai penyebabnya.

“Kebersihan mulut orang-orang di zaman dahulu masih lebih bagus daripada sekarang,” ujar Karen Hardy, ketua peneliti yang juga seorang profesor arkeologi prasejarah, seperti dikutip dari livescience.com (16/7/2014).

Manusia pada zaman berburu dan meramu cenderung memiliki kebersihan mulut yang lebih baik karena makanan masih terbatas pada daging. Ketika manusia mulai beralih ke masa bercocok tanam, jenis bakteri yang masuk ke mulut pun makin variatif. Karena itu, peneliti kerap menyimpulkan kebersihan mulut manusia di zaman bercocok tanam cenderung lebih buruk. Namun penelitian di Al-Khiday mementahkannya. Rumput teki yang tumbuh liar ternyata dikonsumsi untuk menjaga agar gigi tetap kuat dan bersih.

“Mereka mungkin menggunakannya untuk tujuan medis,” ujar Hardy. “Rasa obat memang selalu pahit, tapi ia kerap manjur.”

Rumput teki kerap menjadi pakan penting dalam masyarakat zaman kuno. Di Mesir kuno, rumput teki kerap dipakai untuk menjernihkan air, wangi-wangian, dan obat-obatan. Terlebih tanaman liar ini memiliki zat antimikroba, antimalaria, antioksidan, dan senyawa diabetes.

“Dari Mesir kuno, pengolahan rumput teki masuk ke Timur Tengah. Pada abad pertengahan, orang-orang Moor (Muslim) memperkenalkan rumput teki ke Spanyol, dan dari sana mulai menyebar ke Afrika Barat, India dan Brazil. Di berbagai wilayah, rumput teki kini menjadi tanaman agrikultural,” tulis Leda Meredith, “Foraging Wild Tubers,” dalam Buried Treasures: Tasty Tubers of the World suntingan Beth Hanson.

Baca juga: Kanker Masa Prasejarah

Sayangnya, meski memiliki tingkat nutrisi yang tinggi dan statusnya sebagai pakan alternatif, petani-petani modern kini kerap menganggap rumput teki sebagai tanaman hama. Rumput teki memiliki akar yang sulit dicabut dan kerap mengganggu pertumbuhan tanaman di kebun atau ladang-ladang mereka.

Meski rumput teki tidak lagi menjadi sumber karbohidrat, namun toh ia masih cukup populer sebagai tanaman obat (herbal) di wilayah Timur Tengah, Asia Timur, dan juga India.

TAG

rumput teki pembersih gigi gigi

ARTIKEL TERKAIT

Awal Mula Sikat Gigi Plastik di Indonesia Plus-Minus Belajar Sejarah dengan AI Mengenang Amelia Earhart yang Mampir di Bandung Di Balik Operasi Bayi Biru yang Bersejarah Penyakit Sifilis di Hindia Belanda Asal Nama Bengkulu Babak Awal Sejarah Sepeda Motor Besi dan Nama Sulawesi Jejak Mesin Faks Menerangi Sejarah Lampu