Masuk Daftar
My Getplus

Siapa Menyimpan Perempuan Simpanan

Perempuan simpanan berada di berbagai tempat dan waktu.

Oleh: Aryono | 01 Apr 2013
Judul: Wanita Simpanan. Penulis: Elizabeth Abbott. Penerbit: Alvabet. Terbit: 2013. Tebal: 632 halaman.

Elizabeth Abbott tahu soal perempuan simpanan dari olok-olok ibunya kepada kakeknya, seorang pembuat bir kaya dan politikus kota Detroit, Amerika Serikat. Sang kakek disebutnya memelihara “sarang cinta” yang dihuni perempuan-perempuan cantik.

Abbott mengenal lebih jauh setelah berkenalan dan berteman dengan dua perempuan simpanan, Katerina dari Jerman Timur dan Ghislaine Jeudi dari Haiti –keduanya nama samaran untuk menghindari kemungkinan mempermalukan keduanya, tanpa mengurangi kebenaran kisah mereka. Dari situlah dia menulis buku ini. “Bahan yang begitu banyak, termasuk dalam suratkabar, menunjukkan bahwa wanita simpanan ada di mana saja,” tulis Elizabeth Abbott.

Namun, Abbott kesulitan membedakan perempuan simpanan di Barat dan selir yang berkembang di Timur. Definisi yang ditemukannya dalam The New Shorter Oxford Dictionary menyebutkan perempuan simpanan adalah “perempuan yang bukan istri seorang lelaki yang memiliki hubungan seksual jangka panjang” sementara selir adalah “perempuan yang tinggal bersama seorang lelaki tanpa menjadi istrinya”. Baginya, definisi itu terlalu samar.

Advertising
Advertising

Baca juga: Bukan Simpanan Gubernur Jenderal

Akhirnya Abbott membuat definisi sendiri. Menurutnya, perempuan simpanan adalah perempuan yang secara sukarela atau terpaksa menjalin hubungan seksual relatif lama dengan seorang lelaki yang biasanya sudah beristri. Sementara selir biasanya budak dari istri atau kekasih lelaki itu sendiri, dan sebagian besar dari mereka mendapat hak istimewa untuk mengandung anak majikannya dan hak waris.

Abbott menganalisis beberapa hal yang menciptakan perempuan simpanan. Pertama, kebiasaan perjodohan yang berkembang di masyarakat, yang dilatarbelakangi alasan ekonomi, keluarga, bisnis, atau politik. Kedua, kasta dan kelas sosial.  

Abbott mengawali kisah perempuan simpanannya dari Siti Hajar, budak perempuan kulit hitam keturunan Mesir, yang menurutnya mungkin selir pertama dalam sejarah. Di kekaisaran Tiongkok dan Turki, beberapa lelaki bangsawan mengumpulkan selir, seringkali dengan menangkap atau membeli, untuk memperlihatkan kekayaan dan kekuatan mereka. Para selir ini kemudian dikelola oleh seorang kasim, dan di antara mereka berkembang pula intrik, konflik, serta kompetisi. Jika beruntung, mereka mengandung anak yang bisa melejitkan mereka mendapat hak istimewa bahkan berkuasa.

Baca juga: Daya Tarik Seksual Selir

Misalnya, Roxelana selir dari Sulaiman, sultan Turki Utsmani. Dia berselisih dengan Gulbahar, selir pertama Sulaiman. Berkat kecerdikannya, dia berhasil menyingkirkan Gulbahar dan anak lelakinya, Mustafa, bahkan panglima Turki, Ibrahim Pasha. Setelah itu, dia mempromosikan anaknya, Selim, menjadi pengganti sultan.

Di Barat lain cerita. Mereka mengagungkan nilai pernikahan dan mengutuk anak hasil hubungan dengan perempuan simpanan. Meski demikian toh beberapa bangsawan, seperti Charles II dari Inggris, mengangkat putra dari para selirnya untuk duduk di posisi penting. “Hingga sekarang, lima dari 26 duke adalah keturunan dari mereka (selir),” tulis Elizabeth.

Bagi para perempuan simpanan, kecantikan adalah senjata untuk menaklukkan kekasih mereka. Mereka pun berusaha mempertahankan kecantikan dengan menggantungkan diri pada kosmetik, perhiasan, serta pakaian. Namun usia menjadi musuh mereka dan pada akhirnya membuat nasib mereka berakhir mengenaskan. Seperti dialami Maria Callas, penyanyi soprano yang jadi perempuan simpanan Aristotle Onassis, milyader perkapalan berdarah Yunani. Setelah kematian Onassis, hidup Callas berakhir dalam kesendirian hingga ajalnya di Paris.

Dalam bukunya, Elizabeth menyajikan kisah perempuan simpanan dari zaman kuno hingga modern, dari orang suci hingga politisi.

TAG

buku perempuan

ARTIKEL TERKAIT

Melawan Sumber Bermasalah Peringatan Hari Perempuan Sedunia di Indonesia Era Masa Lalu Nasib Tragis Sophie Scholl di Bawah Pisau Guillotine Mr. Laili Rusad, Duta Besar Wanita Indonesia Pertama Suami Istri Pejuang Kemanusiaan Kisah Polisi Kombatan di Balik Panggung Sejarah Jejak Para Pelukis Perempuan Emmy Saelan Martir Perempuan dari Makassar Menggoreskan Kisah Tragis Adinda dalam Lukisan Saatnya Melihat Indonesia dari Beraneka Sudut Pandang