Masuk Daftar
My Getplus

Feng Shui dari Makam sampai Nasib

Ilmu tata letak ala Tiongkok ini masih populer. Bisa mendatangkan nasib baik.

Oleh: Darma Ismayanto | 05 Feb 2019
Kompas Feng shui (luopan). (Wikimedia Commons).

PADA 1980, Denys Lombard mengunjungi tempat seorang pemahat nisan di Surabaya dan menyaksikan sebuah kompas Cina (luopan) yang masih baru dan diimpor dari Taiwan.

Luopan biasa dipakai untuk menunjuk arah, sedangkan untuk ukuran dipakai penggaris khusus dengan panjang 43 sentimeter. Kedua alat ini dipakai dalam ilmu ruang Cina atau fengshui.

“Teknik-teknik itu telah diperkenalkan di Jawa paling tidak sejak abad ke-17,” tulis Lombard dalam Nusa Jawa: Silang Budaya.

Advertising
Advertising

Fengshui didasari gagasan kuno bahwa manusia harus hidup selaras dengan kosmos, khususnya aturan-aturan pembangunan rumah. Stephen Skinner dalam The Living Earth of Manual Feng Shui mencatat, eksistensinya berasal dari zaman Tao pada 1300 SM.

Baca juga: Untuk apa orang Tionghoa memasang iklan dukacita (ho im)?

Dalam Feng Shui: Chinese Vaastu for Better Living and Prosperity, Bhojraj Dwivedi menulis, awalnya fengshui digunakan untuk menentukan letak makam. Orang Tionghoa meyakini bahwa roh orangtua atau leluhur dapat mengalirkan chi yang dapat memberikan pengayoman, perlindungan, dan berkah kepada keturunannya. Itulah kenapa makam orang Tionghoa rata-rata bagus, bahkan mewah, dan berada di tempat yang nyaman.

Baca juga: Menggali sejarah pemakaman

Biasanya, tanah-tanah untuk makam itu dimiliki Kongkoan atau dewan yang terdiri dari para mayor, kapten, dan letnan cina. “Tanah dengan fengshui baik biasanya dijual kepada anggota masyarakat yang berada, sedangkan yang sisanya diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu secara cuma-cuma,” tulis Myra Sidharta dalam pengantar buku Riwayat Semarang karya Liem Thian Joe.

Dari makam, fengshui merambah ke rancangan rumah atau ruko dan kota. Sekarang engshui bahkan merambah sampai ke soal cinta, logo, dan peruntungan di tiap tahun.

TAG

Tionghoa

ARTIKEL TERKAIT

Njoo Han Siang, Pengusaha yang Tak Disukai Soeharto Mencari Ruang Narasi Peran Etnik Tionghoa dalam Sejarah Bangsa Pajak Judi Masa Kompeni Mula Pedagang Kelontong Kala Penduduk Tionghoa di Batavia Dipimpin Wanita Kala Kepala dan Kuku Dipungut Pajak Tio Tek Hong, Perintis Rekaman di Hindia Belanda Gubernur Jenderal VOC Dijatuhi Hukuman Mati 4 Februari 1921: Tjong A Fie Meninggal Dunia Wayang Potehi Terawat di Gudo