Masuk Daftar
My Getplus

Akar Keluarga Yasin Limpo

Ada bupati, anggota DPR, hingga gubernur dalam Keluarga Yasin Limpo. Akarnya adalah Muhammad Yasin Limpo (1924-2009).

Oleh: Petrik Matanasi | 18 Apr 2023
Muhammad Yasin Limpo (Repro cover buku "M. Yasin Limpo Dalam Kancah Revolusi Kemerdekaan")

Belum lama ini, Haris Yasin Limpo jadi tersangka kasus korupsi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Makassar. 

“Tim penyidik menemukan bukti-bukti sah bahwa Haris Yasin Limpo dan bersama mantan Direktur Keuangan PDAM Makassar, Irawan Abadi, terlibat kasus dugaan korupsi PDAM Makassar. Atas perbuatan keduanya, negara harus mengalami kerugian hingga Rp20 miliar,” demikian diberitakan suara.com., 12 April 2023.

Haris merupakan direktur PDAM Makassar periode 2015-2019. Ia bagian dari keluarga Yasin Limpo, yang terkenal melahirkan banyak politisi di Sulawesi Selatan. Saudara-saudari Haris ada yang pernah jadi anggota DPR dan kepala daerah. Yang paling moncer dari keluarga ini adalah Syahrul Yasin Limpo yang kini jadi menteri pertanian.

Advertising
Advertising

Haris dan Syahrul adalah putra pasangan Muhammad Yasin Limpo dan Nurhayati. Keduanya juga politisi. Muhammad Yasin Limpo adalah laki-laki kelahiran Bontonompo, Gowa, 17 Juni 1924. Sebelum revolusi 1945, Muhammad Yasin Limpo berprofesi sebagai guru. Dia kemudian melibatkan diri dalam kancah revolusi di Sulawesi Selatan.

“Sejak masa revolusi kemerdekaan, (ia, red.) aktif berjuang membela bangsa dan tanah air ini dari penjajahan,” catat Syarifuddin Daeng Kulle dan kawan-kawan dalam Rakyat Gowa Menentang Penjajah.

Muhammad Yasin Limpo bergabung dengan Pejuang Rahasia Rakyat Indonesia Sulawesi (PARRIS) dan kemudian juga Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS) di Polongbangkeng, Takalar.

Setelah tentara Belanda angkat kaki dari Indonesia, Muhammad Yasin Limpo bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Namun ia kemudian merangkap sebagai pejabat sipil daerah.

“Tanggal 5 Mei 1950 dengan melalui rapat PPKRI (Persatuan Perintis Kemedekaan Republik Indonesia (PPKRI) di Palteko, M. Yasin Limpo diangkat [sebagai] K.P.N. (Kepala Pemerintahan Negeri) Takalar,” tulis Muhammad Arfah dalam Pajonga Daeng Ngalle: Karaeng Polombangkeng: Biografi Pahlawan.  

Muhammad Yasin Limpo memilih menghabiskan waktu lebih banyak di militer ketimbang di pemeritahan sipil. Pada pertengahan 1950-an, pangkatnya sudah kapten. Menurut Barbara Sillars Harvey dalam Pemberontakan Kahar Muzakkar: Dari Tradisi ke DI/ TII, selama Juni 1957 hingga Januari 1958, Kapten Muhammad Yasin Limpo adalah komandan Batalyon L (Batalyon 008/Lapris). Batalyon ini bagian dari Resimen Infanteri 23 pimpinan Mayor Andi Rivai.

Semasa menjadi perwira itulah Muhammad Yasin Limpo menikahi Nurhayati yang kelahiran Pare-pare. Untuk ukuran perempuan di zamannya, Nurhayati yang cukup terpelajar. Pernikahan itu melahirkan Tenri Olle Yasin Limpo, Syahrul Yasin Limpo, Tenri Angka Yasin Limpo, Dewi Yasin Limpo, Ichsan Yasin Limpo, Haris Yasin Limpo, dan Irman Yasin Limpo.

Meski hanya mencapai pangkat kolonel, Muhammad Yasin Limpo cukup terpandang di sekitar Makassar. Buku Almanak Lembaga-Lembaga Negara Dan Kepartaian mencatat, pada awal 1960-an Muhammad Yasin Limpo mewakili ABRI dalam Front Nasional Daerah Sulawesi Selatan dan Tenggara. Dirinya juga memangku beberapa jabatan sipil di daerah Maros, Gowa, dan Majene. Posisi-posisinya di masa aktif sebagai tentara itu membuat Yasin Limpo dikenal.

“YL (Yasin Limpo) yang berlatar tentara dan birokrat merupakan salah satu pendiri Sekretariat Bersama (Sekber). Karena YL yang mendirikan Sekber Golkar secara otomatis berkontribusi baik pemikiran, tenaga dan material dalam rangka membangun dan membesarkan Golkar,” tulis Muhtar Haboddin dalam Politik Primordialisme dalam Pemilu di Indonesia.

Posisi Muhammad Yasin Limpo di Golkar Sulawesi Selatan yang sejak awal terpandang itu akhirnya “bermanfaat bagi anak-anaknya." Setelah Muhammad Yasin Limpo pensiun dari kemiliteran, keluarga Yasin Limpo makin terpandang. Nurhayati Yasin Limpo, istrinya yang ikut organisasi Aisyiyah Muhammadiyah, akhirnya jadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Nurhayati mewakili Golkar di parlemen. Nurhayati menjadi anggota DPRD Sulawesi Selatan untuk periode 1987-1992, 1992-1997, dan 1997-1999.

“Dari 24 jumlah perempuan yang duduk dalam DPRD Tk. I Sulsel pada masa pemerintahan Orde Baru, hanya terdiri dari 2 orang atau 8 persen yang melakukan mobilisasi; yaitu Aisyah Radjeng Pananrang dan Nurhayati Yasin Limpo,” tulis Siti Maryam dalam "Perempuan Dalam Politik di Sulawesi Selatan" yang termuat di buku Politik & Postkolonialitas di Indonesia.

Setelah Soeharto lengser dari kursi kepresidenan, keluarga Yasin Limpo tetap berjaya di politik. Syahrul Yasin Limpo, anak laki-laki Yasin Limpo-Nurhayati, menjabat bupati Gowa sejak 1994 hingga 2002. Adiknya, Ichsan Yasin Limpo, juga masuk parlemen sebagai anggota DPRD Sulawesi Selatan sejak 1999. Sementara Nurhayati terus menjadi anggota dewan di pusat. Dalam periode 1999-2004, Nurhayati menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), juga mewakili Partai Golkar.

Di era kepala daerah dipilih langsung, keluarga Yasin Limpo tetap berjaya. Tiga tahun setelah Ichsan terpilih menjadi bupati Gowa pada 2005, Syahrul terpilih menjadi gubernur Sulawesi Selatan. Itu terjadi sebelum Muhammad Yasin Limpo “mangkat” pada 4 Agustus 2009. Pada 2016, anak Ichsan, Adnan Purichta Ichsan, juga terpilih menjadi bupati Gowa.

TAG

perang kemerdekaan sejarah-sulawesi-selatan

ARTIKEL TERKAIT

Tolo' Sang "Robinhood" Makassar Perjalanan Kapten Pahlawan Laut Dapat Cuti Malah Perang di Kampung 711 vs 719 Problematika Hak Veto PBB dan Kritik Bung Karno Guyonan ala Bung Karno dan Menteri Achmadi Percobaan Pembunuhan Leon Trotsky, Musuh Bebuyutan Stalin Serangkaian Harapan dari Mahkamah Rakyat Mahkamah Rakyat sebagai Gerakan Moral Mencari Keadilan Permina di Tangan Ibnu Sutowo