Masuk Daftar
My Getplus

Baku Tembak karena Kaget

Anggota Brimob yang sedang istirahat kaget kedatangan tentara Australia. Terjadilah baku tembak yang memakan korban.

Oleh: Hendri F. Isnaeni | 19 Apr 2019
Pasukan Interfet dari Australia di Dili, Timor Timur, September 1999. (Stephen Dupont/Australian War Memorial).

Pada 16 September 1999, Indonesia meminta pasukan multinasional Interfet (International Force for East Timor) untuk menjaga keamanan di Timor Timur. Peleton-8 Kompi C Batalion-2 Royal Australian Regiment dipimpin Letda Infanteri P.J. Halleday melakukan patroli untuk pertama kali ke daerah perbatasan di Motaain pada 10 Oktober 1999.

Mereka mendekati garis perbatasan yang hanya beberapa meter dari pos polisi Indonesia. Di sana ditempatkan satu peleton Brimob dipimpin Letnan M. Wahid. 

Menurut Letjen (Purn.) Kiki Syahnakri dalam Timor Timur The Untold Story, mungkin karena kaget melihat pasukan Interfet tiba-tiba muncul di depan mata, sekira pukul 12.00 waktu setempat, seorang anggota Brimob refleks melepaskan tembakan ke udara. Maksudnya untuk memperingatkan bahwa mereka berdiri di wilayah Indonesia. Namun, tembakan peringatan semacam itu tidak lazim dalam tradisi militer universal, malah bisa dianggap suatu provokasi.

Advertising
Advertising

Baca juga: Kisah Kiki Syahnakri di Wilayah Sengketa Timor Timur

“Karena anggota Brimob tersebut tidak memakai seragam lengkap, hanya T-shirt Brimob karena memang sedang istirahat, pasukan Interfet menyangka dia merupakan anggota milisi yang sedang dicari,” kata Kiki yang bertugas di Timor Timur selama sebelas tahun.

Tentara Interfet itu lantas melepaskan tembakan. Terjadilah baku tembak selama delapan menit. Menyaksikan kejadian mendadak tersebut, Letda Infanteri Erwin Egy, komandan peleton TNI, dalam siatuasi kontak tembak, dengan mengabaikan keselamatan dirinya, berlari ke area garis tembakan seraya berteriak untuk menghentikan tembakan. Untunglah, tembakan kedua pihak berhenti.

Baca juga: Timor Timur Membangun Solidaritas Internasional

Erwin kemudian menemui komandan peleton Interfet untuk memberikan penjelasan dan membantu melakukan orientasi tentang garis batas. Ketika keduanya sedang melakukan orientasi medan, entah apa sebabnya, kembali terdengar tembakan. Kedua komandan peleton tersebut segera berlari menuju arah tembakan, lalu berteriak memberikan instruksi kepada pihak masing-masing untuk menghentikan tembakan. Tembakan pun mereda.

Akibat kontak tembak tersebut jatuh korban di pihak Indonesia. Anggota Brimob, Bharada Ari Sudibyo, gugur. Dua personel lainnya, Sertu Sudarto dan Sertu Agus Susanto, dan seorang warga setempat, Alcino Barros, mengalami luka tembak. Sementara di pihak Interfet tak satu pun terluka karena mereka dalam kondisi siap tempur, sedangkan Brimob sedang istirahat dalam tenda.

TAG

Timor-Timur

ARTIKEL TERKAIT

Di Balik Lawatan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia (Bagian II) Di Balik Lawatan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia (Bagian I) Yusman Sudah Komando Sebelum Sekolah Perwira Adopsi demi Integrasi Pasukan Kelima, Kombatan Batak dalam Pesindo Antiklimaks Belanda Usai Serbuan di Ibukota Republik Operasi Pelikaan Ditolak, Gagak Bertindak di Ibukota Republik Menjelang Blitzkrieg di Ibukota Republik Dari Penaklukkan Carstensz hingga Serangan VOC ke Kesultanan Gowa Setelah Inggris Menjadikan Bekasi Lautan Api