Rolls-Royce Punya Cerita
Riwayatnya Rolls-Royce yang didirikan tukang ngebut dan tukang insinyur. Seiring waktu jadi tunggangan elit Ratu Inggris hingga kalangan “crazy rich”.
SEBUAH mobil mewah nan gagah pabrikan Inggris itu terparkir di muka Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (3/4/2024). Untuk sementara, kendaraan roda empat berwarna hitam dengan dimensi panjang 5,3 meter dan lebar 2,1 meter itu tak lagi membersamai pemiliknya, pasutri Harvey Moeis-Sandra Dewi. Mobil Rolls-Royce Cullinan bertipe SUV (sport utility vehicle) itu jadi salah satu aset yang disita dari kediamannya di Pakubuwono, Jakarta Selatan.
Selain mobil Rolls-Royce Cullinan, satu unit mobil lainnya, MINI Cooper, juga ikut diangkut ke Kejaksaan Agung. Keduanya jadi barang sitaan atas kasus tindak pidana korupsi tata niaga timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015-2022 dengan kerugian Rp271 triliun yang menjerat tersangka Harvey Moeis dan crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK) Helena Lim.
Mobil Rolls-Royce Cullinan itu diketahui merupakan kado ulangtahun dari Harvey untuk istrinya yang menginjak usia 40 tahun pada Agustus lalu. Mobilnya pun dipesan khusus dengan hiasan custom bertuliskan “Specially Ordered for SDW”.
Menilik laman resmi pabrikannya, Rolls-Royce Cullinan yang ditenagai mesin V12 berkapasitas 6.750 cc itu mampu dipacu dengan kecepatan maksimal 250 km/jam dan akselerasi 0-100 km/jam dalam waktu 5,2 detik. Mobil ini menjadi super mewah karena juga memiliki berbagai fitur istimewa, seperti viewing suite di kompartemen bagasi, partition glass yang kedap suara, sunroof yang retractable, serta jok belakang bergaya sofa lounge yang bisa mengaktifkan mode pijat.
Yang menarik, mobil yang tipe standarnya dibanderol sekitar 329.750 dolar (setara Rp5,2 miliar) ini adalah Cullinan menjadi tipe SUV pertama yang diproduksi Rolls-Royce. Ia tipe modern all-wheel drive Rolls-Royce pertama yang dibuat khusus all-terrain alias mampu menggelinding di segala medan, termasuk medan off-road.
Mobil yang dirancang desainer otomotif kenamaan Giles Taylor itu mulai dipamerkan pada Mei 2018 di ajang pameran mobil vintage dan klasik, Concorso d’Eleganza Villa d’Este di Cernobbio, Italia. Taylor merancangnya sejak 2015 dalam rangka menghadirkan pesaing di kelas SUV super mewah, di antaranya Bentley Bentayga dan Lamborghini Urus.
Baca juga: Lika-liku Mobil Listrik yang Menggelitik
Taylor menamainya “Cullinan” untuk mengingat Berlian Cullinan yang pernah ditemukan di Afrika Selatan pada 1905. Hingga saat ini, berlian dengan 3.106 karat itu masih menjadi berlian terbesar yang pernah ditemukan di pertambangan.
“(Nama Cullinan) sempurna dan brilian. Seperti laiknya Berlian Cullinan, mobil ini muncul di saat yang sempurna dan hadir dengan kelas yang berada di atas semua (SUV),” ungkap CEO Rolls-Royce Motor Cars, Torsten Müller-Ötvös kepada Forbes, 13 Februari 2018.
Sebagaimana keterkaitan sejarahnya dengan keluarga Kerajaan Inggris, pihak pabrikan mengirimkan satu unit Rolls-Royce Cullinan sebagai salah satu bagian konvoi dalam pernikahan keponakan Pangeran Charles (kini Raja Charles III), Putri Eugenie (keponakan Raja Charles III) dengan tunangannya, Jack Brooksbank Kapel St. George, Istana Windsor pada 12 Oktober 2018.
Perjumpaan Tukang Ngebut dan Tukang Insinyur
Dari nama brand-nya saja, Rolls-Royce, sudah kentara bahwa raksasa otomotif ini lahirnya dibidani dua tokoh: Charles Rolls dan Henry Royce. Keduanya berlatar belakang berbeda. Rolls anak bangsawan dan hobi kebut-kebutan mobil sedangkan Royce berangkat dari keluarga miskin namun mampu menjadi tukang insinyur secara otodidak.
Michael Evans dalam In the Beginning: The Manchester Origins of Rolls-Royce mengisahkan, Royce yang lahir pada 27 Maret 1863 dan menjadi anak yatim di usia sembilan tahun, hanya sempat mengenyam pendidikan dasar selama setahun. Sisanya ia harus membantu ekonomi keluarga dengan menjajakan koran dan jadi kurir telegram.
Titik balik hidup Royce terjadi ketika seorang bibinya memberinya ongkos untuk bisa bekerja magang di pabrik Great Northern Railway Works di usia 14 tahun. Di situlah Royce mulai belajar tentang teknik mesin dan teknik elektro secara otodidak, hingga akhirnya mampu mendirikan pabrik dinamo dan derek listrik F.H. Royce and Company pada 1894.
Baca juga: Kereta Tanpa Kuda
Sementara, Rolls yang lahir 27 Agustus 1877 di lingkup keluarga darah biru, sempat mengenyam studi ilmu terapan sains dan mekanika di Trinity College, sebelum gemar berkecimpung di circle klub sepeda dan klub mobil kaum elit. Ia bahkan pernah mencetak rekor kecepatan hampir 133,5 km/jam pada 1903 dengan mobil Mors 30hp meski tak diakui secara resmi.
“Rolls hobi bertualang di luar komunitas otomotifnya. Pada 1903 ketika ikut Korps Sukarelawan Bermotor Angkatan Darat berpangkat kapten, Rolls mencetak rekor kecepatan darat saat mengebut di wilayah estate Duke of Portland. Tapi karena treknya tidak sepenuhnya rata, rekor dunia itu tidak diratifikasi,” tulis Gordon A. A. Wilson dalam The Merlin: The Engine that Won the Second World War.
Pertemuan Rolls dan Royce tak lepas dari peran Henry Edmunds, seorang pemilik showroom mobil di London yang merupakan kenalan dekat Rolls. Segalanya berawal dari persaingan suplai dinamo dan alat derek dari kompetitor asal Jerman, sambung Evans, membuat Royce mulai beralih ke perakitan mobil.
“Di awal 1904 Royce membuat tiga (purwarupa) mobil bermesin dua silinder dan dipamerkan di showroom-nya Edmund. Rolls tertarik dengan salah satu mobil produksi Royce hingga kemudian Edmunds mempertemukan Rolls dan Royce di Midland Hotel, Manchester, pada 4 Mei 1904,” ungkap Evans.
Baca juga: Buick Bung Karno Masih Jalan
Mobil yang membuat Rolls tertarik adalah purwarupa mobil Royce 10 bermesin dua silinder. Keduanya pun melakukan pengembangan kolaboratif sampai lahirlah Rolls-Royce 10 hp, mobil pertama produksi keduanya dengan mesin 1.995 cc dua silinder berpendingin air. Mobil tersebut dipamerkan di Paris Salon pada Desember 1904.
“Sejak saat itu akhirnya mereka bermitra dan mendirikan (perusahaan) Rolls-Royce Limited yang diformalisasi pada (15 Maret) 1906. Royce berwenang dalam segala hal teknis, sementara Rolls mengurusi manajemen dan perencanaan bisnisnya sesuai keahlian masing-masing,” tulis Peter Pugh dalam The Magic of a Name, the Rolls-Royce Story: The First 40 Years.
Rolls-Royce kemudian tak hanya memproduksi mobil beserta mesinnya tapi juga mesin pesawat. Demi memenuhi kebutuhan industri militer saat Perang Dunia I (1914-1918) berkobar, Rolls-Royce merakit mesin Rolls-Royce Eagle pada 1915 untuk memasok pesawat-pesawat pembom bersayap ganda seperti Airco D.H.4, Handley Page Type O, dan Vickers Vimy. Kelak di Perang Dunia II (1939-1945), Rolls-Royce menjadi pemasok mesin untuk sejumlah pabrikan pesawat Sekutu sekaligus turut mengembangkan mesin-mesin jet.
Terlepas dari itu, Rolls-Royce mulai dikenal sebagai produsen mobil sedan elegan, mewah, dan kondang di kalangan elit mulai 1920-an setelah merilis seri-seri Phantom yang berawal dari Rolls-Royce Phantom I pada 1925. Pada 1950, Rolls-Royce bahkan merilis mobil ternama, Phantom IV, yang eksklusif hanya dijual kepada pelanggan yang berasal dari puncak rantai elitisme: keluarga kerajaan dan para kepala negara.
Baca juga: Ratu Elizabeth II yang Dihujat dan Dicinta
Rolls-Royce Phantom IV yang dibuat tangan (hand-built) dengan sangat cermat hanya diproduksi sebanyak 18 unit kurun 1950-1956. Sebanyak 16 di antaranya masih bisa dilihat di beberapa museum dan koleksi-kolesi pribadi. Sedan sepanjang 5,7 meter dan lebar 1,9 meter bermesin delapan silinder itu sejak 1950 mulai jadi langganan keluarga Kerajaan Inggris, utamanya tunggangan VIP untuk Putri Elizabeth. Ketika ia sudah menjadi Ratu Elizabeth II pun kendaraannya masih Phantom IV yang di-custom dengan lapisan antipeluru.
“Sebelumnya Putri Elizabeth mengendarai sedan Daimler DB 18 yang merupakan kado ulangtahun ke-18 dari ayahnya (Raja George, red.) pada 1944. Tetapi pada 1949 Putri Elizabeth mulai memesan sedan limusin dari Rolls-Royce untuk ia dan suaminya kendarai. Rolls-Royce khusus membuat penerus Phantom III untuk pesanan itu yang dirampungkan pada Juli 1950, yakni Phantom IV berwarna hijau valentine untuk menggantikan mobil (VIP) Daimler,” ungkap Peter Pigott dalam Royal Transport: An Inside Look at The History of British Royal Travel.
Phantom IV itu, imbuh Pigott, menjadi mobil kerajaan pertama yang memiliki fitur-fitur elektronik. Selain panel transparan di atap mobil yang bisa digeser secara elektronik, ada kaca jendela pemisah sopir dan kaca jendela belakang yang juga dioperasikan dengan tombol eletronik.
Dari 18 mobil yang diproduksi, sebanyak 17 merupakan pesanan kalangan kerajaan. Mulai dari Putri Margaret (adik Ratu Elizabeth II), Sultan Kuwait Aga Khan, hingga Raja Irak Feisal II.
Hingga sekarang, Rolls-Royce dengan puluhan model dan tipe terus menjadi langganan kaum elite, termasuk para crazy rich. Tak hanya seri-seri Phantom, melainkan juga model 101EX (2006), 200EX (2009), Ghost (2010), Wraith (2013), hingga yang terbaru, Cullinan (2018) yang menjadi SUV pertama produksi Rolls-Royce.
“Rolls-Royce selalu melambangkan inovasi dan kemajuan, terus-menerus mendorong batasan teknis dan kreatif untuk mengejar kesempurnaan yang diinginkan co-founder Sir Henry Royce. Rekor kami dalam membuat 20 model berbeda dalam 20 tahun pertama adalah hasil dari semangat yang tak kenal lelah,” tukas Müller-Ötvös di laman resmi Rolls-Royce Motor Cars, 26 Januari 2023.
Baca juga: Cerita Pahit Mobil Rakyat Mazda MR 90
Tambahkan komentar
Belum ada komentar