Buick Bung Karno Masih Jalan
Mobil ini adalah mobil presiden RI pertama. Hadiah dari pemuda yang didapat lewat drama.
Dimulai dari Gedung Joang ’45 di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, sedan hitam itu melaju menuju Jalan Imam Bonjol No. 1, tempat Museum Perumusan Naskah Proklamasi berada. Tidak lama di sana, ia kembali melanjutkan perjalanan ke Jalan Proklamasi, tempat Tugu Proklamasi.
Begitulah aktivitas yang dilakukan sedan Buick 7 zits –nama resminya Buick Series 90 Limited– itu pada siang 16 Agustus 2023 ini. Lewat sebuah kirab, ia menyambangi tempat dulu Bung Karno dan kawan-kawan merumuskan naskah proklamasi hingga pembacaan proklamasi. Kendati sudah “sepuh”, sedan “bongsor” itu masih kuat menyusuri jalan-jalan ibukota.
“Luar biasa,” kata Fitra Eri, pengulas otomotif tersohor yang hari ini mendapat kehormatan mengemudikan mobil bersejarah itu, kepada Historia.
Baca juga: Mengulang Sejarah Mobil Murah
Sedan buatan Amerika Serikat (AS) itu dulunya merupakan “tunggangan” Bung Karno. Sebelum dipakai Sukarno sebagai presiden RI, Buick 7 zits merupakan “tunggangan” pejabat Perhubungan Laut Jepang yang berkantor di depan Stasiun Gambir (kini sekitar Kementerian Kelautan dan Perikanan).
“Mobil di Jakarta yang terbagus waktu itu ialah yang dimiliki oleh Kepala Departemen Perhubungan. Mobilnya itu bahkan lebih hebat dari kendaraan Gunseikan atau Saiko Sikikan. Merknya Buick, 7 zits, catnya hitam, dan kaca belakang dihias dengan kain halus,” kata Sudiro, yang pada masa pendudukan Jepang menjadi pembantu Bung Karno untuk urusan pemuda yang belakangan menjadi walikota Jakarta, dalam Pelangi Kehidupan Kumpulan Karangan.
Sudiro yang mengetahui Bung Karno selaku pemimpin belum memiliki kendaraan lalu berupaya mencarikan mobil. Ia sudah punya sasaran.
“Sudiro mengetahui ada sebuah Buick besar muat tujuh orang yang merupakan mobil paling besar dan paling bagus di Jakarta, dengan gorden di jendela belakang,” aku Sukarno dalam otobiografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakjat.
Mobil Buick 7 zits milik seorang pejabat Jepang itu ada di seberang Stasiun Gambir. Sudiro dan para pemuda bawahannya mendatangi supirnya lalu membujuknya agar dengan sukarela menyerahkan mobil tersebut. Supir asal Kebumen yang ingin mudik itu pun merelakan mobil Buick itu ke tangan Sudiro. Sebagai imbalan, Sudiro —kakek dari aktor Tora Sudiro— dengan sukarela memberi uang sangu Rp.300 kepada supir itu untuk mudik.
Namun setelah mobil didapat, masalah belum selesai. Sudiro dkk. tak bisa menyetir. Akhirnya didapatkan cara, yakni memanggil kenalan Sudiro yang rumahnya di sekitar lokasi kantor perhubungan itu. Namanya Arip. Berkat Arip, yang kemudian lama menjadi supir andalan Bung Karno, sampailah mobil Buick 7 zits itu kepada Presiden Sukarno di rumahnya.
Baca juga: Arief Sopir Bung Karno
“Iku lho Bung, mobil sing pantes kanggo Presiden RI,” kata Sudiro kepada Sukarno.
Mobil Buick itu lalu dinomori REP 1. Selanjutnya, Buick REP 1 itu menemani perjalanan sejarah Republik Indonesia di awal kemerdekaan. Menurut Mangil Martowidjojo dalam Kesaksian tentang Bung Karno, 1945-1967, Buick REP 1 itu ikut serta mengungsi ke Yogyakarta ketika ibukota RI dipindah ke sana.
Seiring membaiknya kehidupan bernegara di Indonesia, Buick REP 1 pun tak sendirian sebagai mobil presiden. Setelah uzur, Buick REP 1 akhirnya dipensiunkan. Ia dijadikan koleksi bersejarah yang ditaruh di bagian belakang Gedung Joang 45 (kini Museum Joang 45). Hanya setahun sekali mobil “keramat” itu keluar kandangnya, saban menjelang hari kemerdekaan. Namun Pandemi Covid-19 menghentikan itu. Baru sekarang Buick REP 1 itu melenggang lagi dalam sebuah kirab.
Tambahkan komentar
Belum ada komentar