top of page

Sejarah Indonesia

Advertisement

Perubahan Wajah Manusia

Inilah faktor yang mengubah wajah manusia dari bentuk mirip kera menjadi lebih lembut dan halus. Perubahan alis membuat manusia sukses sebagai spesies.

16 Mei 2019

Dengarkan artikel

bg-gray.jpg
bg-gray.jpg
camera overlay
camera_edited_30.png

Homo erectus, perempuan. Berdasarkan rekonstruksi ER 3733 oleh John Gurche. (humanorigins.si.edu).

Wajah manusia masa kini telah berubah dari wajah milik spesies manusia lainnya yang telah punah. Pun dengan kerabat terdekat manusia secara evolusioner, seperti bonobos dan simpanse, wajah kita berbeda. Kenapa begitu?


Arkeolog dari Universitas Flinders, Ian Moffat dalam The Conversationmenulis spesies Homo erectus adalah nenek moyang pertama manusia yang secara fisik sudah mulai menyerupai manusia masa kini. Mereka lebih tinggi dan otak mereka lebih besar dari spesies hominin sebelumnya seperti Australopithecus sp. atau Homo habilis.


“Namun, mereka memiliki wajah yang agak berbeda dengan kita, yaitu datar dengan alis yang lebih menonjol,” tulisnya.


Bukti fosil menunjukkan, wajah manusia telah banyak berubah dalam 20.000 tahun terakhir. Menurut Paul O’Higgins, profesor anatomi University of York di Inggris, pola makan, fisiologi pernapasan, iklim, dan lingkungan adalah faktor utama yang membentuk wajah.


Tengkorak hominin selama 4,4 juta tahun terakhir. (Rodrigo Lacruz)
Tengkorak hominin selama 4,4 juta tahun terakhir. (Rodrigo Lacruz)

Seperti disebutkan dalam Phys, pola makan secara mekanis, khususnya, telah membuat wajah manusia makin mengecil sejak lebih dari 100.000 tahun yang lalu. Pasalnya kemampuan manusia untuk mengolah makanannya membuat kerja mekanis lebih ringan. Mereka tak butuh banyak waktu untuk melumat makanannya.


Proses penyusutan wajah ini menjadi sangat terlihat sejak revolusi pertanian, saat manusia beralih dari pemburu dan pengumpul makanan menjadi petani.


Bentuk Alis


Baru-baru ini, dalam jurnal Nature Ecology and Evolution, O'Higgins bersama para peneliti lainnya menyampaikan gagasan lain, yaitu kombinasi pengaruh biomekanik, fisiologis, dan sosial telah membentuk wajah manusia modern. Faktor-faktor itu mengubahnya dari bentuk mirip kera menjadi morfologi yang lebih lembut dan lebih halus.


Dia mengungkapkan perubahan kemampuan sosial manusia merupakan hal penting yang mampu mengubah bentuk wajah manusia. Peralihan gaya hidup ke bertani memberikan manusia lebih banyak kesempatan untuk membentuk komunitas. Dengan itu, wajah manusia telah menyusut secara signifikan dalam ukuran, menjadi lebih ramah dan seperti bayi.


Sementara temuan fosil menunjukkan, Neanderthal dan hominin terkait lainnya tampak sangat mirip dengan manusia modern. Namun, mereka memiliki wajah yang sangat besar dengan tonjolan alis yang mencolok. Mereka punya hidung besar, alis besar dan rahang besar yang terdorong ke depan.


"Gagasan baru adalah bahwa ekspresi sosial itu penting. Kita, sebagai manusia modern, sangat bergantung pada pembacaan ekspresi wajah," kata O'Higgins, seperti dikutip CBC Radio.


Perubahan bentuk wajah membantu manusia dalam hal komunikasi sosial. “Perubahan ini didorong kebutuhan kita akan kemampuan sosial yang baik,” kata O'Higgins.


Selama 80.000 tahun terakhir, ketika manusia pindah dari Afrika, mereka harus semakin bergantung satu sama lain untuk bertahan hidup di lingkungan baru. Untuk melakukannya, penting bagi mereka untuk mampu mengkomunikasikan perasaannya.


"Wajah kita berkurang kesan kekarnya dan lebih seperti bayi melalui evolusi. Itu membuka peluang untuk komunikasi. Orang-orang lebih cenderung berkomunikasi dengan makhluk yang tampangnya empatik daripada agresif," papar O’Higgins.


Transisi ke bentuk alis yang lebih kecil dengan dahi yang rata membebaskan alis untuk bergerak ke atas dan ke bawah. Ini penting untuk mengekspresikan semua jenis emosi. Perubahan itu memungkinkan manusia untuk mengekspresikan lebih dari 20 jenis emosi termasuk emosi yang halus seperti pengakuan dan simpati.


“Itu membuatnya mudah bagi kita untuk bekerja bersama dalam suatu komunitas, yang mana itu menjadikan kita sangat sukses sebagai spesies yang bertahan hidup hingga sekarang,” kata O'Higgins.


Di masa depan, O'Higgins percaya bahwa wajah manusia akan terus berubah. Dia memperkirakan wajah manusia akan menjadi lebih seperti bayi dengan makanan yang semakin diproses dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak.


“Tetap ada batas seberapa banyak wajah manusia dapat berubah, misalnya bernapas membutuhkan rongga hidung yang cukup besar, tetapi evolusi wajah manusia kemungkinan akan berlanjut selama spesies kita bertahan, bermigrasi dan menghadapi kondisi lingkungan, sosial, dan budaya baru," jelasnya.

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Advertisement

Teqball, dari Mana Asalnya?

Teqball, dari Mana Asalnya?

Permainan anyar yang lahir dari pengalaman eks-pesepakbola Hungaria. Menyebar begitu pesat ke berbagai pelosok dunia, termasuk Indonesia.
Soebandrio, the Diplomat Who Fought for West Irian

Soebandrio, the Diplomat Who Fought for West Irian

He was Sukarno's confidant in the fight for West Irian. He traveled the world to “fight” in the diplomatic arena, but that journey almost ended tragically.
Persekutuan Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja

Persekutuan Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja

Tuan Rondahaim dan Sisingamangaraja bersekutu melawan Belanda. Keduanya telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
Wanita Perkasa Pembela Jelata

Wanita Perkasa Pembela Jelata

S.K. Trimurti pejuang perempuan yang komplet, disegani kawan maupun lawan. Dia seorang pendidik, wartawan, pengarang, politisi, dan menteri perburuhan pertama.
Pengusaha Hiburan Malam Naik Haji

Pengusaha Hiburan Malam Naik Haji

Pengusaha hiburan malam yang mengorbitkan banyak penyanyi beken ini mengalami kejadian aneh saat menunaikan ibadah haji.
bottom of page