Ali Alatas Calon Kuat Sekjen PBB
Adam Malik menolak mencalonkan diri sebagai Sekjen PBB. Mantan sekretarisnya, Ali Alatas kemudian menjadi calon kuat Sekjen PBB. Gagal karena kerikil dalam sepatu: Timor Timur.
SEKJEN PBB trending topic di X karena berita (13/05) kutipan pernyataan Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet) Silfester Matutina yang menginginkan Presiden Joko Widodo menjadi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa ketimbang memimpin partai politik.
Sebelumnya, Sekjen PBB juga trending topic setelah Joko Widodo menyampaikan pidato secara virtual dalam Sidang Umum PBB pada Rabu, 24 September 2020. Ada yang menilai pidato itu bagus sehingga Jokowi layak jadi Sekjen PBB.
Sejak 1946 hingga sekarang, mengutip laman un.org, Sekjen PBB telah dijabat oleh sembilan orang dari berbagai negara: Norwegia, Swedia, Myanmar, Austria, Peru, Mesir, Ghana, Korea Selatan, dan Portugal.
Baca juga: Peran Adam Malik di PBB
U Thant adalah Sekjen PBB pertama dari Asia dan Asia Tenggara yang menjabat dari 1961 hingga 1971. Setelah habis masa jabatannya, U Thant meminta Menteri Luar Negeri Indonesia, Adam Malik mencalonkan diri menjadi Sekjen PBB. Namun, Adam Malik menolak dan yang terpilih menjadi Sekjen PBB adalah Kurt Waldheim dari Austria.
Adam Malik kemudian terpilih menjadi Ketua Sidang Umum PBB ke-26 untuk masa jabatan 1971–1972. Dia menjadi orang Asia kedua yang memimpin sidang lembaga tertinggi dunia itu.
Setelah Adam Malik tidak jadi Sekjen PBB, kesempatan itu nyaris diraih oleh mantan sekretarisnya, Ali Alatas. Ali Alatas memulai karier sebagai diplomat di Thailand, kemudian Amerika Serikat dan PBB. Setelah itu, dia menjadi sekretaris Adam Malik ketika menjabat Menteri Luar Negeri dan Wakil Presiden.
Ali Alatas kemudian menjadi Menteri Luar Negeri dalam empat kabinet selama sebelas tahun (1988–1999) di bawah pemerintahan Presiden Soeharto dan Presiden B.J. Habibie. Saat menjabat Menteri Luar Negeri, dia mengemban tugas berat memperjuangkan Timor Timur di PBB.
Majalah Tempo, 24 September 2000, menyebut Ali Alatas bukan cuma orang terdepan dalam negosiasi nasib mantan provinsi termuda RI itu, dia juga orang pertama yang ditekan PBB dan dunia internasional saban kali Timor Loro Sae dibicarakan di forum resmi dunia. Tatkala negeri itu memilih berpisah dari Indonesia melalui referendum, orang menganggapnya gagal menjalankan politik luar negeri.
“Saya tidak merasa demikian. Saya menjalankan apa yang diputuskan pemerintah dan saya sudah berusaha semampu saya,” kata Ali Alatas dikutip Tempo.
Baca juga: The Whistleblower yang Membuka Borok PBB
Ali Alatas yang dijuluki Singa Tua Diplomat Indonesia pernah dinominasikan menjadi Sekjen PBB oleh sejumlah negara Asia pada 1996. Namun, dukungan kepada Ali Alatas terbentur kendala lama dalam diplomasi luar negeri Indonesa, yaitu masalah Timor Timur yang dia sebut sebagai “kerikil dalam sepatu”.
Ketika Ali Alatas meninggal dunia pada 11 Desember 2008, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyebut ahli hukum internasional itu sangat dihormati oleh kalangan diplomat se-Asia Tenggara. Namanya juga pernah disebut-sebut sebagai calon kuat Sekjen PBB. “Mungkin kalau tidak ada masalah Timor Timur beliau bisa jadi Sekjen PBB,” kata Juwono dikutip detik.com.*
Tambahkan komentar
Belum ada komentar