Pecahan lampu minyak berukir menorah bercabang sembilan, baru saja ditemukan di selatan Kota Beersheba atau Beersheva, Israel bagian selatan. Menorah, merupakan simbol Yahudi berbentuk tempat lilin bercabang tujuh hingga sebelas. Temuan ini merupakan salah satu penggambaran menorah paling awal yang pernah ditemukan.
Seperti dilansir dari Israel Today, Kamis (4/4), pecahan lampu langka itu digali bersama temuan lainnya dalam sebuah penelitian arkeologis yang melibatkan Universitas Ben-Gurion di Negev, dengan penelitinya Peter Fabian dan Daniel Varga dari Otoritas Barang Antik Israel (Israel Antiquities Authority).
Baca juga: Israel Akui Kedaulatan Indonesia
Selain pecahan lampu yang langka itu, penggalian arkeologis juga mengungkapkan bukti lebih lanjut tentang kehidupan sehari-hari orang Yahudi Kuno di pusat kota Negev. Termasuk bejana dari batu kapur yang digunakan dalam ritual mereka. Ada pula sebuah menara pengawas setinggi 10 x 10 meter, dan sisa-sisa tangganya yang mengarah ke tingkat dua menara. Pun lorong-lorong tersembunyi di bawah tanah yang digunakan oleh para pejuang Yahudi melawan Romawi.
Puluhan koin perunggu pun ditemukan dari periode kekuasaan Romawi atas Israel. Beberapa koin dicetak di Ashkelon, dan yang lain dicetak di kota-kota dari seluruh Kekaisaran Romawi.
Menurut Peter Fabian dan Daniel Varga, sisa-sisa permukiman itu mencakup area seluas 2500 meter persegi. Ia meliputi beberapa struktur dan instalasi. Seperti fondasi menara pengawal yang besar, fasilitas pembuatan roti, lubang sampah kuno, dan sistem bawah tanah yang mungkin digunakan sebagai pemandian ritual Yahudi (mikveh).
Tanda-tanda kebakaran juga ditemukan di beberapa struktur. Ini menunjukkan permukiman itu pernah mengalami kebakaran. Mungkin seperti pemberontakan Yahudi pertama pada sekira 70 M.
“Itu adalah tahun yang sama ketika Kuil Kedua Yerusalem dihancurkan,” katanya.
Semua temuan itu menggembirakan para peneliti. Mengingat para arkeolog telah dibingungkan oleh pertanyaan abadi: Di mana orang-orang Yahudi Beersheba kuno?
Baca juga: PM Israel: Pemimpin Muslim Palestina Ada di Balik Holocaust
Situs ini terletak di sepanjang perbatasan selatan kerajaan kuno Yehuda, di sebelah jalan yang mengarah dari Tel Beersheba ke dataran pantai selatan di sepanjang Laut Mediterania. Letaknya yang strategis, mungkin merupakan alasan untuk membangun menara pengawas.
"Ini adalah daerah perbatasan. Kita tidak bisa mengatakan apa yang terjadi di sini pada periode itu," kata Shira Bloch, manajer situs untuk Universitas Ben-Gurion dan Otoritas Barang Antik Israel, dikutip Haaretz.
Berada di jantung Gurun Nagev yang tandus dengan mata air, wilayah ini sudah ditempati manusia setidaknya selama 6.200 tahun dan mungkin lebih lama lagi. Selama bertahun-tahun, sebenarnya artefak dari bangsa Yahudi telah ditemukan. Namun, tidak ada bukti yang bisa menguatkan keberadaan permukiman di mana orang Yahudi tinggal saat itu. Namun, temuan terbaru ini akhirnya mengungkap sisa-sisa kota mereka.
Berdasarkan karakteristik tembikar pada waktu itu dan juga temuan-temuan lain, orang-orang Yahudi tampaknya telah tinggal di sana selama 150 tahun atau lebih, dari abad pertama sebelum Masehi hingga masa pemberontakan Bar Kokhba melawan Kaisar Romawi pada 135 M.
Dia juga menjelaskan bahwa permukiman Yahudi yang dikenal luas berada jauh di utara. Sebelum ditemukannya permukiman ini, satu-satunya yang ditemukan di Beersheba dari periode Kuil Kedua adalah artefak dari peradaban Nabatean yang langka.
Baca juga: Intel Indonesia Dilatih Intel Israel
“Ini adalah pertama kalinya sisa-sisa permukiman Yahudi dari periode Kuil Kedua telah ditemukan di Beersheba,” tulis Haaretz.
Dalam Alkitab, nama kota Beersheba disebutkan beberapa kali. Ini terkait dengan leluhur bangsa Ibrani, Abraham dan Ishak. Menurut Kejadian 21, disebutkan kalau kota ini didirikan oleh Abraham dan Abimelekh setelah keduanya menyelesaikan perbedaan mereka di atas sumur air dan membentuk perjanjian bersama.
“Nama Beersheba berarti Sumur Tujuh atau Sumur Sumpah,” tulis CBN News.
Alkitab pun mengatakan Ishak membangun sebuah altar di Beersheba dan Yakub bermimpi tentang tangga ke surga setelah meninggalkan kota. Belakangan, Nabi Elia dikisahkan berlindung di Beersheba setelah Izebel memerintahkan eksekusi.