KEBANYAKAN orang tentu sudah tak asing dengan jeriken, yakni wadah tertutup yang dapat menampung cairan mulai dari air, minyak tanah, hingga bensin. Terbuat dari logam maupun plastik, jeriken dilengkapi dengan pegangan sehingga mudah dibawa atau dipindahkan. Wadah ini juga memiliki corong berkepala sempit untuk menuangkan cairan ke wadah lain.
Kemunculan wadah tertutup yang dapat menampung cairan dalam jumlah tertentu ini diprakarsai oleh Adolf Hitler, diktator dan pemimpin Nazi Jerman.
Wadah berbentuk persegi panjang yang terbuat dari baja tekan dan dilengkapi dengan pegangan bawaan ini mulanya disebut wehrmachtskanister atau tangki penyimpanan untuk kebutuhan angkatan bersenjata Jerman (Wehrmacht).
Hitler menyadari mata rantai terlemah dalam rencananya melakukan serangan kilat menggunakan divisi panser adalah pasokan bahan bakar. Oleh karena itu, sang Führer memerintahan anak buahnya merancang sebuah wadah penyimpanan bahan bakar untuk mensiasati jika kendaraan-kendaraan tempur Jerman kehabisan bensin selama pertempuran.
Baca juga: Kisah Coca-Cola di Bawah Panji Nazi
Menurut sejarawan Inggris, Roger Moorhouse dalam Hitler’s Third Reich in 100 Objects: A Material History of Nazi Germany, sebagai upaya mewujudkan keinginan Hitler tersebut, maka diadakanlah kompetisi desain untuk menemukan sebuah wadah pembawa bahan bakar yang sempurna untuk Wehrmacht tahun 1936. Salah satu peserta adalah Vinzenz Grunvogel, kepala teknisi di perusahaan Müller di Schwelm, dekat Wuppertal. Dia keluar sebagai pemenang dan wadah rancangannya, yang semula dinamai Wehrmacht-Einheitskanister, mulai dikembangkan pada 1937.
“Wadah 20 liter menandai peningkatan yang signifikan pada desain sebelumnya, terutama karena wadah ini tidak memerlukan alat bantu tambahan atau corong untuk pengoperasiannya. Lekukan menyilangnya yang khas memberikan kekuatan dan memungkinkan isinya mengembang atau mengempis sesuai suhu, sementara tutup tuas dan corong pendek yang dirancang dengan cermat memungkinkan pembukaan yang mudah dan penuangan yang lancar... Wehrmachtskanister memulai debut militernya selama aneksasi Austria pada 1938,” tulis Moorhouse.
Baca juga: Riwayat Blitzkrieg, Serbuan Kilat ala Nazi
Pasukan Sekutu menyebut wehrmachtskanister dengan sebutan jerrycan, yang diambil dari kata Jerry, istilah slang untuk orang Jerman pada awal abad ke-20; dan can berarti kaleng. Jerrycan juga dilengkapi dengan tiga pegangan sehingga memungkinkan satu orang membawa dua tangki dan memberikan satu tangka lainnya kepada orang lain dengan cara memikul ember.
Selain itu, mengutip American Heritage of Invention & Technology Volume 3, wadah ini juga dirancang agar dapat mengapung di air ketika penuh karena adanya kantong udara internal. Memiliki kapasitas sekitar lima galon AS; dengan berat mencapai 45 pon, wadah penyimpanan bahan bakar ini bisa mengapung di atas air jika dijatuhkan ke laut dari pesawat, berkat ruang udara di bagian atas wadah tersebut.
Jerman menyadari jerrycan berperan besar dalam pertempuran. Oleh karena itu, ribuan jerrycan diproduksi dan disimpan di tempat yang aman. Dipandang sebagai bagian dari strategi perang, jerrycan dikembangkan dengan penuh kerahasiaan. Keunggulan desain jerrycan mendapat perhatian dari lawan, yakni Inggris dan Amerika Serikat. Kedua negara itu mulanya menggunakan wadah penyimpanan yang disebut flimsies.
Baca juga: Empat Senjata Jerman yang Mengubah Dunia
Berbeda dengan jerrycan, flimsies justru merepotkan karena mudah pecah dan terbakar. Flimsies juga membutuhkan kunci pas untuk membukanya, cerat untuk menuangkan cairan, dan corong untuk menerima cairan. Karena dirancang dan diproduksi dengan sangat buruk, sebagian besar alat ini hanya dapat digunakan sekali, kemudian dimodifikasi untuk kompor maupun diisi dengan tanah untuk digunakan sebagai karung pasir darurat.
Sebuah kisah menarik muncul terkait upaya Inggris dan Amerika memproduksi jerrycan di masa Perang Dunia II. Seorang insinyur Amerika bernama Paul Pleiss berperan dalam membongkar rahasia di balik pembuatan wadah penyimpanan bahan bakar itu. Pada awal musim panas tahun 1939, senjata rahasia yang begitu dijaga Jerman ini memulai pengembaraan ke Amerika.
Pleiss, yang tengah menyelesaikan pekerjaan di bidang manufaktur di Berlin, mengajak rekannya dari Jerman untuk sebuah perjalanan liburan ke India. Keduanya membeli sasis mobil dan membuat bodi untuknya. Ketika mereka bersiap memulai perjalanan, keduanya sadar tidak memiliki persediaan air darurat. Insinyur Jerman itu memiliki akses ke ribuan jeriken yang tersimpan di Bandara Tempelhof. Ia kemudian mengambil tiga buah jeriken dan menyimpannya di bagian bawah mobil.
Baca juga: Hermann Goering, Sang Tiran Angkasa Nazi Jerman
Keduanya pun memulai perjalanan panjang menuju India. Mereka melaju melintasi sebelas perbatasan negara tanpa insiden dan telah berada di tengah perjalanan melintasi India ketika dicegat pasukan Jerman. Marsekal Hermann Goering mengirim pesawat untuk membawa insinyur Jerman itu kembali ke Jerman. Dalam American Heritage of Invention & Technology Volume 3 disebutkan bahwa sebelum berangkat, sang insinyur telah memberi informasi mengenai spesifikasi dan proses pembuatan jerrycan kepada Pleiss. Setelah insinyur tersebut kembali ke Jerman, Pleiss melanjutkan perjalanan ke Kalkuta. Ia lalu menyimpan mobil tersebut dan kembali ke Philadelphia.
Setibanya di Amerika Serikat, Pleiss memberi tahu para pejabat militer tentang jerrycan, tetapi informasi tersebut hanya dianggap angin lalu meski Perang Dunia II tengah berlangsung. Ia sempat mengirim salah satu jerrycan ke Washington dan Departemen Perang pun sempat melihatnya. Namun, mereka menganggap versi terbaru wadah penyimpanan yang digunakan pada Perang Dunia I sudah cukup baik sehingga tidak perlu ada pengembangan baru –wadah tersebut adalah sebuah tangki berbentuk silinder dengan kapasitas sepuluh galon dan dilengkapi dua penutup sekrup yang membutuhkan kunci pas dan corong untuk menuangkannya.
Baca juga: Seragam Jerman Nazi Buatan Hugo Boss
Sementara itu, pihak Inggris pertama kali menemukan jerrycan selama invasi Jerman ke Norwegia pada 1940, dan sejak saat itu istilah jerrycan, yang kemudian di Indonesia disebut jeriken, marak digunakan untuk menyebut wehrmachtskanister milik Jerman. Belakangan, Pleiss yang tengah berada di London mendapat pertanyaan dari perwira Inggris perihal spesifikasi dan proses pembuatan jeriken. Ia kemudian memerintahkan agar salah satu jeriken yang dimilikinya diterbangkan ke London untuk membuat duplikatnya.
“Dengan cepat, jeriken lebih disukai daripada flimsies, dan barang itu dijual di berbagai toko dengan harga yang sangat tinggi. Pada akhirnya, baik Inggris maupun Amerika berlomba-lomba memproduksi jeriken secara massal, yang akan mengangkut bahan bakar ke seluruh penjuru dunia, sehingga memudahkan gerak maju Sekutu,” tulis Moorhouse.
Besarnya peran jeriken pada masa Perang Dunia II membuat Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt memuji wadah penyimpanan ini pada 1944: “Tanpa jeriken-jeriken ini, mustahil bagi tentara kita untuk melintasi Prancis.”*