Eks KNIL Ikut Bebaskan Papua
Bekas sersan KNIL yang sedari awal melawan Belanda. Jelang kedatangan pasukan Indonesia, dia melawan lagi.
SETELAH tentara Koninklijk Nederlands-Indische Leger (KNIL) bubar pada pertengahan 1950, Sersan Rolland Joseph Teppy memilih berdiam di Papua. Kala itu Papua belum diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) seperti dalam kesepakatan Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949. Rencananya Papua akan diserahkan setahun setelah KMB. Namun, Belanda terus menguasai Papua hingga setelah 27 Desember 1950.
Bekas Sersan KNIL Teppy pun tak bisa diam. Menurut George Junus Aditjondro dalam “Marthen Indey Pejuang Irian Barat”, di Prisma Nomor 2 Februari 1987, Sersan Teppy berasal dari Manado. Dia pejuang Merah-Putih. Marthen Indey adalah orang yang dekat dengan Sersan Teppy.
Eks Sersan Teppy langsung mengorganisir gerakan bawah tanah di kota Hollandia (kini Jayapura) begitu mengetahui Belanda terus menguasai Papua. Risiko perjuangan harus ditanggungnya. Koran Indische courant voor Nederland, 23 April 1956, menyebut Teppy kemudian ditangkap dan dipenjara selama beberapa tahun. Dia hendak berontak di sekitar Ifar Gunung.
Baca juga: Mantan KNIL yang Menolak Masuk TNI
Setelah dibebaskan dari penjara, sekitar 1962, eks Sersan Teppy beraksi kembali untuk melawan otoritas Belanda di Papua. Dia membangun lagi gerakan bawah tanahnya. Sejak Januari 1962, Indey dan Teppy menyusun gerakan bawah tanah yang menunggu kedatangan pasukan payung Indonesia.
Koran De Volkskrant, 17 April 1962, memberitakan terjadinya pencurian senjata di Hollandia. Ketika para pelaku ditangkap, mereka mengaku mereka ingin bergabung dengan gerakan bawah tanah Sersan Teppy.
Upaya menangkap eks Sersan Teppy dilakukan aparat hukum Belanda sekitar 9 Mei 1962. Nieuwe Eindhovense krant, 10 Mei 1962 memberitakan Teppy kemudian tertangkap bersama dua orang lainnya di daerah Sentani. Salah satunya anak Teppy. Sedangkan anak Teppy yang lain dan kawan anaknya berhasil lolos. Ketika tertangkap, Teppy dkk. tampak dekil.
Baca juga: Romusa Jadi Serdadu KNIL
Sebelum tertangkap mereka sempat menginap di sebuah daerah tambang dan juga sempat mencuri mobil. Polisi Belanda menemukan mobil mereka di dekat Lapangan Udara Sentani. Mobil itu ditemukan dalam keadaan kosong, kecuali dompet Teppy yang ditemukan. Di dalamnya ada perhargaan untuk Teppy ketika bergabung di KNIL. Menjadi tahanan polisi, Teppy tentu diperiksa.
“Saya benar-benar disesatkan oleh siaran radio Indonesia. Saya kira pasukan lintas udara sudah diterjunkan di daerah Waris (selatan Hollandia) dan kemudian saya mau mengikuti perintah Sukarno,” aku Roland Joseph Teppy.
Baca juga: Bekas KNIL di Jawa Timur Dikirim Perang
Pasukan payung Indonesia memang diterjunkan di beberapa tempat. Pasukan yang dipimpin Mayor Untung mendarat di Kainama, pasukan Kapten Benny Moerdani di sekitar Merauke, dan Kapten Kartawi beserta pasukannya di sekitar Fakfak. Namun, untuk daerah sekitar Hollandia (Jayapura), menurut buku Irian Barat dari Masa ke Masa, Volume 1, pasukan payung diperintahkan terjun pada 20 Juli 1962. Jadi, pasukan payung terlambat datang untuk Teppy dan gerakan bawah tanahnya.
Alhasil, Teppy dkk. masih ditahan aparat Belanda ketika Perundingan New York disepakati perwakilan Indonesia dan Belanda pada 15 Agustus 1962. Setelah perundingan damai antara Indonesia Belanda itu, menurut catatan Onny Lumintang dkk dalam Biografi Pahlawan Nasional Marthen Indey dan Silas Papare, sekitar bulan September 1962, Marthen Indey mendapat perintah –berdasarkan perintah Menteri Lar Negeri RI Subandrio– untuk membebaskan Teppy dkk. yang ditahan di Kotabaru.*
Tambahkan komentar
Belum ada komentar