Ianfu, Perempuan dalam Cengkeraman Jepang
Sejarah kelam masa pendudukan Jepang di Indonesia. Banyak perempuan yang dipaksa menjadi ianfu atau pemuas nafsu seksual tentara Jepang.
SATU dekade lalu, isu ianfu mencuat ke permukaan. Ia menjadi perhatian nasional maupun internasional. Sebuah upaya menekan pemerintah Jepang agar mengakui kesalahan masa lalunya, meminta maaf, dan memberikan kompensasi dilakukan dalam berbagai bentuk: dari testimoni hingga penyingkapan dokumen. Kini, isu ini kembali senyap. Sementara satu per satu para penyintasnya meninggal dunia dengan membawa kepedihan masa lalunya.
Historia.ID menyajikan laporan khusus mengenai ianfu untuk mengingatkan kembali sisi kelam dalam sejarah peradaban manusia. Untuk mengerjakan laporan ini, kami dibantu Eka Hindra, peneliti independen yang sejak 1999 memfokuskan diri pada isu ianfu.
Istilah ianfu dipakai berdasarkan kesepakatan yang dibuat dalam "Internasional Solidarity Conference Demanding Settlement of Japan’s Past" yang dihelat di Korea Selatan tahun 2004. Istilah jugun ianfu, yang arti harfiahnya “perempuan penghibur yang ikut militer”, dianggap tak tepat. Sebab, dalam banyak kasus di Asia-Pasifik, terutama di Indonesia, mereka tak dibawa militer Jepang ke garis depan seperti banyak kasus di China dan Korea.
Mereka ditahan di suatu tempat yang lokasinya jauh dari medan pertempuran. Mereka ditipu dengan iming-iming akan disekolahkan atau dipekerjakan, padahal dipaksa menjadi budak seksual tentara Jepang. Para perempuan malang itu ditempatkan di ianjo (rumah bordil) yang didirikan Jepang di berbagai wilayah.
Baca juga: Petisi Mantan Ianfu Timor Leste untuk Jepang
“Aku percaya kalian tidak akan suka menjadi korban bangsa apapun. Juga tidak suka bila anak-anak gadis kalian mengalami nasib malang seperti itu. Artinya, kalian juga tidak akan suka bila ibu-ibu kalian –para perawan remaja pada 1943–1945– menderita semacam itu,” begitulah Pramoedya Ananta Toer menyampaikan pesan, dalam Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer.
Berikut ini laporan khusus ianfu:
Kegagalan Sekutu dalam Pengadilan Tokyo
Ianjo Tak Jauh dari Tangsi Militer Jepang
Tambahkan komentar
Belum ada komentar