Foto udara Istana Gubernur Jenderal di Harmoni dengan latar belakang Hotel des Galeries, Bank Tabungan Pos, Hotel des Indes, Weltevreden, Batavia.
Gedung Bank Tabungan Pos (baru), Weltevreden, Batavia.
Gedung Bank Tabungan Pos (lama), Weltevreden, Batavia.
Gedung Bank Tabungan Pos (lama), Weltevreden, Batavia.
Bank Tabungan Pos di Harmoni, Weltevreden, Batavia.
Ruangan dalam Bank Tabungan Pos, Batavia.
Bank Tabungan Pos (lama), Batavia.
Ruangan bagian pembukuan Bank Tabungan Pos, Batavia.
Ruangan bagian rekening koran Bank Tabungan Pos, Batavia.
Ruangan dalam Bank Tabungan Pos, Batavia.
Buku kartu Bank Tabungan Pos, Batavia.
Model kartu Bank Tabungan Pos, Batavia.
Ruangan bagian kasir Bank Tabungan Pos, Batavia.
Bank Tabungan Pos dengan pangkalan becak di depannya, Batavia.
Iklan Postspaarbank Hindia Belanda, tanpa tahun.
Sumber: Historical Surabaya Facebook
Salah satu publikasi Postspaarbank untuk menggalakkan masyarakat menabungkan uangnya di Postspaarbank. Iklan ini menggambarkan pesannya melalui simbol, yakni dua pria paruh baya saling bertatap muka dengan keadaan yang bertolak belakang. Pria pertama digambarkan sebagai seorang priyayi dan pria kedua berprofesi sebagai pengemis dengan posisi jongkok (rendah). Pesan yang terkandung dari iklan lama ini ialah ajakan menabung di bank, barangsiapa menyia-nyiakan uangnya kelak akan mengalami kesusahan.
Brosur edisi Promosi untuk anak-anak untuk menabung dari Postspaarbank dari tahun 1937. Dicetak oleh Landsdrukkerij di Batavia.
Sumber: Tropenmuseum, Belanda.
Buklet berisi promosi yang dikeluarkan oleh Postspaarbank ini mengajak anak-anak untuk menabung. Kesadaran menabung di Hindia Belanda dirasa masih kurang bila dibandingkan dengan di Eropa. Maka, Postspaarbank melakukan promosi dengan mengadakan kompetisi pembuatan buklet, salah satu brosur yang diterbitkan adalah brosur ini dengan tagline: Hoe Kees Sparen Leerde, atau Bagaimana Kees Belajar Menabung. Dengan gambar anak-anak bumiputra bersama anak-anak Belanda yang berbaur, diharapkan promosi ini bisa mendongkrak jumlah tabungan anak-anak.
Cetak biru pembangunan gedung perwakilan Postspaarbank di Makassar, 1933.
Sumber: ANRI, Burgerlijke Openbare Werken Seri Grote Bundel, Nomor 1525
Keberhasilan Postspaarbank dalam menghimpun dana masyarakat terbukti dengan membuka empat cabang pelopor, yaitu Batavia, Makassar, Surabaya, Batavia (Jakarta) dan Medan. Salah satu cabang yang cukup diperhitungkan adalah cabang Makassar. Untuk membangun gedung Postspaarbank Makassar diperlukan dana yang tidak sedikit dari kas pemerintah Hindia Belanda. Arsip cetak biru gedung Postspaarbank Makassar ini menggambarkan seberapa detail dan megahnya bangunan tersebut.
Perlengkapan tabungan Postspaarbank untuk anak sekolah, antara lain poster ajakan menabung, celengan tabungan, dan kartu tabungan.
Sumber: 40 Jaar Postsspaarbank in Nederlandsch-Indië
Usaha-usaha untuk mempopulerkan gerakan menabung di usia sekolah sudah dilakukan oleh Postspaarbank sejak sebelum tahun 1905. Usaha ini didasari oleh minat yang rendah anak-anak Hindia Belanda untuk menabung. Hasilnya, di tahun 1927, ada sekitar 75 sekolah yang sudah berpartisipasi dalam gerakan menabung ini. Jumlah ini terus meningkat seiring dengan diberlakukannya aturan-aturan mengenai tabungan sekolah dan sarana untuk menabung yang semakin mudah.
Perlengkapan tabungan Postspaarbank untuk anak sekolah, antara lain poster ajakan menabung, celengan tabungan, dan kartu tabungan.
Sumber: 40 Jaar Postsspaarbank in Nederlandsch-Indië
Perlengkapan tabungan Postspaarbank untuk anak sekolah, antara lain poster ajakan menabung, celengan tabungan, dan kartu tabungan.
Sumber: 40 Jaar Postsspaarbank in Nederlandsch-Indië
Pencurian di kantor pembantu Postspaarbank Djailolo, 1939.
Sumber: ANRI, Post- en Telegraafdienst, nomor 656
Usaha-usaha untuk mengganggu kestabilan Postspaarbank beberapa kali terjadi. Salah satu contohnya adalah pencurian yang dilakukan di kantor pembantu di Djailolo tahun 1939. Dalam kejadian ini tercatat kerugian sebanyak 392,86 gulden. Uang yang ada di dalam kotak penyimpanan ini raib dibawa pencuri.
Pencurian di kantor pembantu Postspaarbank Djailolo, 1939.
Sumber: ANRI, Post- en Telegraafdienst, nomor 656
Pencurian di kantor pembantu Postspaarbank Djailolo, 1939.
Sumber: ANRI, Post- en Telegraafdienst, nomor 656
Gedung Postspaarbank yang dihias dengan lampu dalam rangka peringatan perkawinan Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard, Belanda, tahun 1937.
Sumber: KITLV 16524
Euforia perkawinan Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard bulan Januari 1937 di Belanda, dirasakan juga di Hindia Belanda. Pemerintah Hindia Belanda merias bangunan-bangunan monumental di kota-kota besar dengan gemerlap lampu hias. Riasan ini juga dibuat di gedung Postspaarbank Batavia. Cahaya lampu hias menambah megah pemabdangan gedung tersebut.
Lalu lintas di depan gedung Bank Tabungan Pos di Bunderan Harmoni.
Malpraktik pemalsuan buku tabungan Postspaarbank di Tulungagung, 1936.
Sumber: ANRI, Post- en Telegraafdienst (PTT), Nomor 652.
Tindakan-tindakan malpraktik juga pernah terjadi di tubuh Postspaarbank. Dalam arsip ini dijelaskan bahwa ada seorang nasabah yang bisa memalsukan kartu tabungan untuk mengambil dana sebesar 100 gulden yang bukan miliknya. Uang hasil malpraktik ini digunakan pelaku untuk pindah rumah ke Yogyakarta, yang seharusnya uang tersebut adalah milik dari sepupu dari si pelaku. Pelaku harus mengembalikan uang tersebut dengan cicilan per bulannya.
Malpraktik pemalsuan buku tabungan Postspaarbank di Tulungagung, 1936.
Sumber: ANRI, Post- en Telegraafdienst (PTT), Nomor 652.
Malpraktik pemalsuan buku tabungan Postspaarbank di Tulungagung, 1936.
Sumber: ANRI, Post- en Telegraafdienst (PTT), Nomor 652.
Malpraktik pemalsuan buku tabungan Postspaarbank di Tulungagung, 1936.
Sumber: ANRI, Post- en Telegraafdienst (PTT), Nomor 652.
Malpraktik pemalsuan buku tabungan Postspaarbank di Tulungagung, 1936.
Sumber: ANRI, Post- en Telegraafdienst (PTT), Nomor 652.
Malpraktik pemalsuan buku tabungan Postspaarbank di Tulungagung, 1936.
Sumber: ANRI, Post- en Telegraafdienst (PTT), Nomor 652.
Malpraktik pemalsuan buku tabungan Postspaarbank di Tulungagung, 1936.
Sumber: ANRI, Post- en Telegraafdienst (PTT), Nomor 652.
Malpraktik pemalsuan buku tabungan Postspaarbank di Tulungagung, 1936.
Sumber: ANRI, Post- en Telegraafdienst (PTT), Nomor 652.
Malpraktik pemalsuan buku tabungan Postspaarbank di Tulungagung, 1936.
Sumber: ANRI, Post- en Telegraafdienst (PTT), Nomor 652.
ERA JEPANG
Film Propaganda Jepang tentang Menabung
Postspaarbank era Jepang berganti nama menjadi Tyokun Kyoku pada tanggal 1 April 1942. Jepang melakukan propaganda kepada masyarakat untuk bersaing dengan bangsa Eropa dalam menabungkan uang mereka di bank. Masyarakat didorong untuk tidak menyimpan uang mereka di benda-benda pribadi, misalnya di rumah. Jepang juga memberikan contoh manfaat menabung untuk membeli barang-barang yang diinginkan.
Sumber arsip: Nederlands Beeld- en Geluid
Perangko senilai 3,5 dan 5 sen bertema tabungan pos era Jepang (Chokin Kyoku)
Sumber: ilustrasi internet
Selain memanfaatkan media cetak seperti koran, atau media film, Jepang juga melakukan propaganda menabung melalui produk pos, salah satunya adalah perangko. Perangko yang dikeluarkan menggambarkan seorang anak kecil yang sedang menabung (pada perangko 5 sen) dan prajurit yang berseragam Jepang dengan tulisan peringatan keberhasilan tabungan pos mencapai uang tabungan 5 juta gulden. Ilustrasi di perangko tersebut diharapkan dapat mendongkrak jumlah orang yang menabung, sedangkan ilustrasi dengan prajurit Jepang, menyasar tujuan propaganda, yaitu keberhasilan Jepang menggerakkan bank tabungan pos.
Perangko senilai 3,5 dan 5 sen bertema tabungan pos era Jepang (Chokin Kyoku)
Sumber: ilustrasi internet
ERA KEMERDEKAAN
Pawai Serikat Buruh sedang melewati Gedung Bank Tabungan Pos di Jalan Majapahit menuju Jalan Gajah Mada.
ANRI, Foto Kementerian Penerangan, 1951
Pawai Serikat Buruh sedang melewati Gedung Bank Tabungan Pos di Jalan Majapahit menuju Jalan Gajah Mada.
ANRI, Foto Kementerian Penerangan, 1951
Gedung Bank Tabungan Pos di Jalan Gajah Mada
ANRI, Foto Kementerian Penerangan, 1951
Anggota-anggota pimpinan Markas Besar Palang Merah Indonesia berfoto bersama setelah menerima hadiah mobil ambulance dan Pick Up dari Bank Tabungan Pos di depan Gedung Markas Besar PMI
ANRI, Foto Kementerian Penerangan, 1951
Mobil ambulance hadiah dari Bank Tabungan Pos untuk PMI di Markas Besar PMI di Jalan Dr. Sutomo.
ANRI, Foto Kementerian Penerangan, 1951
Mobil Pick-up hadiah dari Bank Tabungan Pos untuk PMI di Markas Besar PMI di Jalan Dr. Sutomo.
ANRI, Foto Kementerian Penerangan, 1951
Suasana ceramah Arti Bank Tabungan Dalam Masyarakat oleh Wakil Presiden Moh. Hatta di Bank Tabungan Pos di Jalan Gajah Mada. Tampak barisan depan dari kiri ke kanan : Wakil Presiden Moh. Hatta, Prof. Ir. Rooseno, Menteri Dalam Negeri Prof. Mr. Dr. Hazairin dan Menteri Pertanian Sadjarwo dan Suwirjo (baris kedua No. 4 dari kanan).
ANRI, Kementerian Penerangan 1953
Wakil Presiden Moh. Hatta memberi sambutan tentang Arti Bank Tabungan Dalam Masyarakat di Bank Tabungan Pos di Jalan Gajah Mada.
ANRI, Kementerian Penerangan 1953
Wakil Presiden Moh. Hatta memberi sambutan tentang Arti Bank Tabungan Dalam Masyarakat di Bank Tabungan Pos di Jalan Gajah Mada. Tampak barisan kursi depan pertama dari kanan : Menteri Pertanian Sadjarwo, Menteri Dalam Negeri Prof. Mr. Dr. Hazairin, Prof. Ir. Rooseno dan Suwirjo (baris kedua No. 4 dari kiri).
ANRI, Kementerian Penerangan 1953
Seorang ahli keuangan dan ekonomi memberi sambutan tentang Arti Bank Tabungan Dalam Masyarakat di Bank Tabungan Pos di Jalan Gajah Mada. Tampak di barisan depan dari kiri ke kanan: Wakil Presiden Moh. Hatta, Prof. Ir. Rooseno, Menteri Dalam Negeri Prof. Mr. Dr. Hazairin dan Menteri Pertanian Sadjarwo.
ANRI, Kementerian Penerangan 1953
Prof. Ir. Rooseno memberi sambutan di Bank Tabungan Pos di Jalan Gajah Mada. Tampak barisan kursi depan pertama dari kanan: Menteri Pertanian Sadjarwo, Menteri Dalam Negeri Prof. Mr. Dr. Hazairin dan Wakil Presiden Moh. Hatta.
ANRI, Kementerian Penerangan 1953
Buku Bank Tabungan Pos Cabang Jakarta a/n Tan Siaw Lie ini memiliki ukuran P.15cm x L.11cm.
Sumber: http://antiquekunodandjadoel.blogspot.com/2013/05/buku-bank-tabungan-pos.html
Buku Bank Tabungan Pos Cabang Jakarta a/n Tan Siaw Lie ini memiliki ukuran P.15cm x L.11cm.
Sumber: http://antiquekunodandjadoel.blogspot.com/2013/05/buku-bank-tabungan-pos.html
Buku Bank Tabungan Pos Cabang Jakarta a/n Tan Siaw Lie ini memiliki ukuran P.15cm x L.11cm.
Sumber: http://antiquekunodandjadoel.blogspot.com/2013/05/buku-bank-tabungan-pos.html
Buku Bank Tabungan Pos Cabang Jakarta a/n Tan Siaw Lie ini memiliki ukuran P.15cm x L.11cm.
Sumber: http://antiquekunodandjadoel.blogspot.com/2013/05/buku-bank-tabungan-pos.html
Buku Bank Tabungan Pos Cabang Jakarta a/n Tan Siaw Lie ini memiliki ukuran P.15cm x L.11cm.
Sumber: http://antiquekunodandjadoel.blogspot.com/2013/05/buku-bank-tabungan-pos.html
Buku Bank Tabungan Pos Cabang Jakarta a/n Tan Siaw Lie ini memiliki ukuran P.15cm x L.11cm.
Sumber: http://antiquekunodandjadoel.blogspot.com/2013/05/buku-bank-tabungan-pos.html
Ketua PMI Dr. Bahder Djohan (kanan) berbicara didampingi Sekretaris Jenderal PMI Dr. Zainuddin saat acara penyerahan cek senilai Rp. 100.000,- dari bunga Tabungan Pos tahun 1952 di Gedung Bank Tabungan Pos.
ANRI, Arsip Foto Kementerian Penerangan 1953
Bank Tabungan Pos dalam perjalanannya telah banyak memberikan sumbangan kemanusiaan, antara lain dengan membantu Palang Merah Indonesia (PMI) dengan memberikan sumbangan senilai 100.000 rupiah yang berasal dari bunga tabungan pos. Sumbangan ini diberikan langsung oleh Direktur Utama Bank Tabungan Pos, S. Darmosusanto kepada Ketua PMI, Bahder Djohan di Jakarta.
Direktur Tabungan Pos S. Darmosutanto (kiri) menyerahkan cek senilai Rp. 100.000,- dari bunga Tabungan Pos tahun 1952 kepada Ketua PMI Dr. Bahder Djohan di Gedung Bank Tabungan Pos.
ANRI, Arsip Foto Kementerian Penerangan 1953
Direktur Tabungan Pos S. Darmosutanto (kiri) berbicara dengan Ketua PMI Dr. Bahder Djohan pada acara penyerahan cek senilai Rp. 100.000,- dari bunga Tabungan Pos tahun 1952 di Gedung Bank Tabungan Pos.
ANRI, Arsip Foto Kementerian Penerangan 1953
Cek senilai Rp. 100.000,- dari bunga Tabungan Pos tahun 1952 yang disumbangkan kepada PMI.
ANRI, Arsip Foto Kementerian Penerangan 1953
ERA DIGITAL
Buku panduan Mortgage Training dan Institutional Development Program, 1980an.
Sumber: 68 Tahun Jejak Langkah Bank Tabungan Negara
Untuk menghadapi era globalisasi dan teknologi, Bank Tabungan Negara segera membentuk sebuah unit pelatihan yang dinamakan Institutional Development Program. Program ini mendapatkan bantuan dari Bank Dunia untuk pelatihan dan konsultasi SDM di BTN agar mampu menghadapi era komputerisasi.
Buku panduan Mortgage Training dan Institutional Development Program, 1980an.
Sumber: 68 Tahun Jejak Langkah Bank Tabungan Negara
Surat Persetujuan izin pembelian komputer Compaq dalam rangka menunjang komputerisasi di Bank BTN periode awal, 1992.
Sumber: 68 Tahun Jejak Langkah Bank Tabungan Negara
Untuk mendukung komputerisasi di BTN, Bank Dunia merekomendasikan untuk melakukan pengadaan komputer. Proses pengadaan ini diprediksi memakan waktu yang lama, namun karena negosiasi Bank Dunia dan juga pimpinan BTN, proses pengadaan komputer dapat dilakukan lebih cepat. Sebanyak 17 unit komputer Compaq dengan jariangan LAN dapat dianggarkan. Komputer ini digunakan untuk proses inti dari sebuah bank, yaitu administrasi.
Komputer Honeywell Bull yang digunakan di era awal komputerisasi BTN, 1980an.
Sumber:https://www.flickr.com/photos/orymate/2727760463/
Komputer Honeywell Bull digunakan untuk sistem billing di awal-awal periode komputerisasi di BTN. Komputer ini digunakan juga untuk menghitung laba rugi konsumen, dan secara tidak langsung juga menyimpan database konsumen.
Komputer Honeywell Bull yang digunakan di era awal komputerisasi BTN, 1980an.
Sumber: https://classic.technology/honeywell-bull-ge-53-centraal-systeem-cps053-dutch/
Contoh produk BT yang berbasis komputer dan digital.
Perkembangan teknologi dan informasi membuat BTN juga harus berimprovisasi dalam meluncurkan produk-produk perbankannya. Dengan kemudahan teknologi, BTN selalu meluncurkan produk yang up to date sesuai zamannya, dari mulai penggunaan smart card, kartu ATM, hingga kini melakukan transaksi cukup dengan jari tangan nasabahnya.
Contoh produk BT yang berbasis komputer dan digital.
Contoh produk BT yang berbasis komputer dan digital.
Contoh produk BT yang berbasis komputer dan digital.
Lupa password
Masukkan email yang Anda daftarkan di Historia
Kirim
error message
Lupa Kata Sandi
kode verifikasi telah dikirim ke email Anda
error message
Atur Ulang Kata Sandi
error message
Verifikasi email
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan ke email Anda
Historia berhak me-non aktifkan account yang melanggar atau menggunakan program ilegal untuk mendapatkan poin tanpa pemberitahuan dahulu
Historia bekerja sama dengan pihak ke-3 untuk transaksi redeem point, dalam hal ini pihak ke-3 adalah GetPlus
Historia hanya menjadi platform untuk mengumpulkan poin, redeem poin hanya bisa dilakukan di platform pihak ke-3, dalam hal ini GetPlus
Setelah user redeem point di platform pihak ke-3, maka semua activity yang dilakukan menjadi tanggung jawab pihak ke-3
Historia sebagai partner tidak bertanggung jawab apabila terjadi maintenance web, maintenance produk, dan atau hal - hal lainnya yang terjadi di pihak ke-3 maupun yang terjadi di Historia.id yang dapat mengganggu dalam perolehan poin user maupun dalam keterlambatan masuknya poin user
Historia sebagai partner tidak bertanggung jawab atas hilangnya Poin perolehan, dan atau perbedaan jumlah poin segala transaksi akan tercatat di dalam applikasi pihak ke-3
Historia sebagai partner tidak bertanggung jawab atas perubahan-perubahan syarat & ketentuan yang dilakukan pihak ke-3
Historia sebagai partner tidak bertanggung jawab atas data yang ada di pihak ke-3
Historia sebagai partner tidak bertanggung jawab atas redeem yang dilakukan user di pihak ke-3
Historia sebagai partner tidak bertanggung jawab atas hadiah yang disediakan oleh pihak ke-3