Cerita di Balik Keriuk Keripik Kentang
Seorang koki di Amerika dibuat kesal oleh pelanggan yang dua kali mengembalikan kentang goreng karena potongannya terlalu tebal. Ia pun membuat kentang goreng yang sangat tipis yang kemudian dikenal dengan keripik kentang.
KERIPIK kentang merupakan makanan ringan paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat di dunia. Popularitas keripik kentang terlihat dari beragam varian rasa. Makanan ringan favorit banyak orang ini ternyata muncul karena suatu kesalahan.
Pada musim panas tahun 1853, koki George Crum bekerja seperti biasa di Moon Lake Lodge. Menurut Sharon Hernes Silverman dalam Pennsylvania Snacks, beberapa catatan menggambarkan Crum sebagai Indian-Amerika, Afrika-Amerika, atau keduanya. Kendati catatan tersebut memuat keterangan berbeda terkait garis keturunan sang koki, satu yang pasti Crum digambarkan sebagai pria yang mudah marah.
Suatu hari, ketika Crum sedang bekerja di dapur, seorang pengunjung datang dan memesan kentang goreng. Pada masa itu, Moon Lake Lodge yang berada di Saratoga Springs, New York, merupakan tempat liburan musim panas terbaik bagi orang-orang kaya dan terkenal. Lokasinya yang dekat dengan New York City, membuat tempat makan ini menarik perhatian orang-orang kelas atas yang mencari liburan di daerah yang sejuk.
Baca juga:
Moon Lake Lodge cukup populer di kalangan wisatawan. Salah satu hidangan yang banyak dipesan adalah kentang goreng bergaya Prancis, di mana kentang dipotong tebal lalu digoreng di minyak panas. Hidangan inilah yang harus disiapkan Crum ketika mendapat pesanan dari pengunjung.
Sergio O. Serna-Saldivar menulis dalam “Overview and State-of-the Art of the Snack Food Industry”, termuat di Snack Foods: Processing, Innovation, and Nutritional Aspects, hidangan kentang goreng ini telah lebih dahulu populer di Prancis sejak tahun 1700-an. Thomas Jefferson, bapak bangsa Amerika Serikat yang pernah menjadi duta besar Amerika Serikat untuk Prancis periode 1785-1789, terbiasa menikmati hidangan kentang goreng ini selama berada di Prancis.
“Sejak saat itu, Jefferson membawa resep hidangan kentang goreng ke Amerika dan kerap menyajikannya kepada para tamu di Monticello,” tulis Serna-Saldivar.
Sementara itu, setelah kentang goreng selesai dimasak, Crum menghidangkannya kepada pemesan. Konon kabarnya, pemesan kentang goreng itu adalah Cornelius Vanderbilt, salah satu orang terkaya dan berpengaruh di Amerika Serikat. Tanpa mengetahui sifat Crum yang pemarah, Vanderbilt menolak kentang goreng yang tersaji di mejanya. Ia menganggap kentang goreng itu memiliki tampilan yang tidak menarik dan tidak bisa dimakan.
“Vanderbilt mengirimnya kembali ke dapur dengan mengatakan bahwa potongan kentang itu terlalu tebal. Awalnya, sang juru masak menahan amarahnya. Dia tahu Vanderbilt adalah tamu penting di Lodge. Atas dasar ini, Crum memutuskan untuk mengganti hidangan yang dikembalikan Vanderbilt dengan yang baru. Ia mengiris kentang lebih tipis dan mengirimnya kembali. Sekali lagi, piring itu dikembalikan ke dapur karena kentangnya masih terlalu tebal,” tulis Nancy Polette dalam Blunder or Brainstorm: Fact and Fiction of Famous Inventors and Inventions.
Baca juga:
Crum naik darah. Ia tak dapat lagi menahan amarahnya. Segera sang koki membuat kentang goreng yang baru untuk pria kaya yang telah melukai harga dirinya itu. Ia memotong kentang dengan ukuran sangat tipis dan menggorengnya dengan sangat renyah sehingga tidak mungkin dimakan dengan garpu. Bagi Crum ini merupakan pembalasan yang sempurna bagi pelanggan yang telah membuatnya marah.
Crum menghidangkan kentang goreng buatannya itu kepada Vanderbilt. Setelah kembali ke dapur, ia mengintip untuk melihat reaksi pelanggan tersebut. Mulanya ia mengira pelanggannya akan marah karena kentang goreng itu tidak bisa dimakan. Namun, alih-alih tidak senang dengan kentang goreng setipis kertas, sang pelanggan justru menyantapnya dengan suka cita.
Tak butuh waktu lama hingga kentang goreng setipis kertas yang disajikan Crum menjadi kegemaran baru. Pengunjung lain di Moon Lake Lodge mulai meminta “keripik kentang”, yang kemudian menjadi menu makanan baru dengan nama Saratoga Chips, makanan khas restoran ini.
“Seiring dengan meningkatnya popularitas makanan ini, Vanderbilt bergabung dengan beberapa orang lain dalam menyediakan dukungan finansial sehingga Crum dapat membuka restorannya sendiri di ujung selatan danau. Crum meletakkan keranjang-keranjang berisi keripik kentang di atas meja yang dengan cepat menjadi sasaran buruan para pembeli. Crum juga mengemas keripik tersebut dalam kotak-kotak dan menjualnya sebagai Saratoga Chips,” tulis Silverman.
Ketika itu, kentang dikupas dan diiris dengan tangan sehingga pembuatan keripik sangat membutuhkan banyak tenaga. Tak heran di masa-masa awal terciptanya keripik kentang, pada 1853 hingga awal abad ke-20, makanan ini lebih banyak ditemukan di restoran, layaknya hidangan mewah dan eksklusif.
Baca juga:
Kesuksesan Crum menginspirasi sejumlah pengusaha untuk menghidangkan kentang goreng kepada konsumen. William Tappendon dari Cleveland adalah pengusaha pertama yang membuat keripik kentang untuk dijual di toko pada 1895. Kesuksesan yang diraih Tappendon membuatnya mampu memindahkan kegiatan memasaknya dari dapur ke gudang yang telah dirancang secara khusus. Menurut Silverman, Snack Food Association beranggapan gudang tempat memasak keripik kentang Tappendon merupakan pabrik keripik kentang pertama di Amerika.
Silverman menyebut tiga penemuan tahun 1920-an telah merevolusi produksi dan distribusi keripik kentang. Pertama, penemuan alat pengupas kentang mekanis. Berikutnya, pengembangan kantong kertas berlapis lilin untuk keripik pada 1926, yang dikreditkan kepada Laura Scudder dari pabrik keripik kentang Scudder di Monterey Park, California. Para buruh wanita membawa pulang lembaran kertas lilin dan membentuknya menjadi kantong. Keesokan harinya, kantong-kantong itu diisi dengan keripik dan bagian atasnya disetrika agar tersegel dan dapat dikirim ke pengecer. Sebelumnya, keripik kentang dijual dari tong kerupuk atau etalase kaca.
Ketiga, pada 1929 alat memasak keripik kentang pertama kali ditemukan oleh Freeman McBeth dari J.D. Ferry Company. Sebelumnya, keripik kentang dimasak dengan ketel dalam jumlah kecil. Alat penggoreng yang memungkinkan keripik kentang dimasak dalam jumlah besar memungkinkan makanan ini diproduksi secara massal. Seiring berakhirnya Depresi Besar di Amerika, di mana sejumlah perusahaan mulai mengadopsi teknologi ini, industri keripik kentang pun berkembang semakin besar. Hal ini juga menandai perubahan keripik kentang yang sebelumnya dianggap makanan eksklusif di restoran menjadi makanan ringan yang mudah dijangkau oleh masyarakat.*
Tambahkan komentar
Belum ada komentar