Masuk Daftar
My Getplus

Dari Jack Lemmers ke Jack Lesmana

Jack Lesmana bermain musik sejak remaja. Tidak pernah sekolah musik tapi kemudian menjadi legenda musik jazz Indonesia.

Oleh: Petrik Matanasi | 06 Feb 2023
Jack Lesmana ketika muda. (Indra Lesmana Official Artist Page).

NYONYA Yudi Thumman Palm yang beralamat di Bonenburg 25, Vlissingen, Zeeland, Belanda mengirim surat pembaca ke majalah Tempo, 28 Juni 1980, mencari ayah tirinya bernama Jack Lemmers. Ia menyebutkan, ibunya, Thea Kreker menikah dengan Thumman dikaruniai tiga anak: Yudi Thumman, Ronald Thumman, dan Zul Thumman.

Setelah bercerai dengan Thumman, Thea menikah lagi dengan Jack Lemmers. Mereka dikaruniai dua anak: Silvana dan Shaila. Jack dan Thea dengan lima anak tinggal di Jalan Mundu No. 1 Surabaya.

Pada Agustus 1963, Thumman membawa ketiga anaknya, Yudi, Ronald, dan Zul ke Belanda. Thea kemudian berpisah dengan Jack pada 1964 lalu membawa kedua anak mereka, Silvana dan Shaila ke Belanda. Thea meninggal dunia pada 1966. Karena dibawa ketika masih kecil, Silvana dan Shaila tidak mengetahui wajah ayah kandungnya.

Advertising
Advertising

Baca juga: Mengalun Bersama Sejarah Jazz

Nyonya Yudi menyebut Jack Lemmers punya kesenangan di bidang musik, malah anggota band. Ia menguasai alat tiup seperti terompet dan lain-lain. Ia juga memimpin satu grup dan bekerja di RRI Surabaya. Waktu masih di Surabaya, ia sering ke Jakarta dan punya rumah di Jakarta.

“Zul yang sering dibawa, karena kesayangannya. Tapi karena Zul terlalu kecil, tidak tahu pasti alamatnya,” kata Nyonya Yudi. “Menurut nenek ada kemungkinan Jack Lemmers mengganti nama. Tapi ciri-cirinya: tinggi putih, berambut hitam dan ikal.”

Surat pembaca Nyonya Yudi ditanggapi oleh Buddy L. Worang dari Yogyakarta dalam surat pembaca di Tempo, 26 Juli 1980. Menurutnya, Jack Lemmers tidak lain adalah Jack Lesmana. Ia waktu lalu betul tinggal di Jl. Mundu No. 1 Surabaya. Ia pernah memimpin band Hawaiian bernama The Nusa Ina Hawaiian Swingers, di mana almarhum Bing Slamet pernah satu dua kali ikut manyanyi.

Dari ciri-cirinya, berambut hitam dan ikal, Jack Lemmers memang mirip Jack Lesmana. Jack Lemmers diganti namanya menjadi Jack Lesmana oleh Presiden Sukarno yang anti-Barat.

Baca juga: Senandung Lenso ala Bung Karno

Sukarno melibatkan Jack Lesmana dalam melawan musik Barat yang dianggap ngak ngik ngok. Sukarno mengarang sebuah lagu berjudul Bersuka Ria. Jack Lesmana yang menggubah musiknya. Iramanya lenso sebagai pengiring tarian kegemaran Sukarno. Jack Lesmana bersama kelompok Orkes Irama merilis album “Mari Bersuka Ria Dengan Irama Lenso”.

Album ini diproduksi dan diedarkan pada 1965 oleh Irama Record, perusahaan rekaman milik Sujoso Karsono yang dikenal sebagai Mas Yos. Mantan perwira Angkatan Udara ini juga pendiri radio Elshinta. Sujoso punya adik perempuan bernama Suwarni Karsono alias Nien, seorang penyanyi yang kemudian menjadi istri Jack Lesmana. Mereka dikaruniai tiga anak: Lani, Mira, dan Indra Lesmana.

Jack Lemmers alias Jack Lesmana lahir pada 18 Oktober 1930 di Jember, Jawa Timur. Banyak orang menyangka Jack Lesmana orang Ambon. Padahal ibunya berdarah Jawa-Indo dan ayahnya orang Madura. Nama Lemmers berasal dari nama orang tua angkat ayahnya.

Baca juga: Darah 14 Suku di Tubuh Mira Lesmana

Buku Apa & Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1983–1984 menyebut ayahnya bekas pemain biola dan ibunya mantan penari dan penyanyi Opera Miss Riboet. Dari merekalah, Jack Lemmers mewarisi bakat musik. Di usia sepuluh tahun, ia sudah belajar gitar klasik. Ia tidak pernah sekolah musik. Ia mengaku kemampuannya bermusik merupakan bakat alam ditambah membaca buku. Ia juga rajin mendengarkan musik di radio karena tidak mampu membeli piringan hitam.

Di usia 12 tahun pada 1942, Jack Lemmers mendirikan kelompok jazz Dixieland di Jember. Empat tahun kemudian, ia berkenalan dengan musisi jazz Amerika, Charlie Parker. Pada usia 15 tahun, sebut buku Ensiklopedi Jakarta: Culture & Heritage Volume 2, Jack Lemmers bergabung sebagai gitaris dengan kelompok Berger Quarter, yang terdiri dari Berger (piano), Putirai (drums), dan Jumono (bass). Ia juga ikut memainkan boogie-woogie bersama Boogie-Woogie Rhytmics dengan Micki Wyt sebagai pemimpin dan pemain piano, Oei Boeng Leng (gitar), Jack Lesmana (bass), dan Benny Heynen (klarinet).

Baca juga: Alunan Lawas Festival Jazz di Indonesia

Jack Lemmers kemudian mendirikan Jack Lemmers Quartet, yang kemudian menjadi Jack Lesmana Quintet. Jack Lesmana Quintet sering mengisi acara jazz di RRI Surabaya. Ia juga pernah bergabung selama delapan tahun dengan band Irama Samudra, musik Angkatan Laut pimpinan R. Iskak, ayah bintang film Indriati Iskak, yang terdiri dari Maryono (klarinet), Andy Sayifin (saksofon alto), Lody Item, ayah Yopi Item (gitar), Suwarto (piano), Tuharjo dan Kadam (trumpet). Ia keluar pada 1959.

Jack Lesmana lalu membentuk band Gema Irama dan membuat beberapa album rekaman jazz dengan label Irama. Di samping bermain musik, ia juga mengajar musik. Ia sempat mempopulerkan Indonesia di Eropa dengan kelompok Indonesian All Stars dibantu klarinetis kenamaan Amerika Serikat, Tony Scott. Namun, ia lebih akrab dengan publik Australia.

Baca juga: Jejak-jejak Peranakan dalam Alunan Sejarah Jazz

Sejak Desember 1979, Jack Lesmana dan keluarga menetap di Sydney, Australia karena Indra Lesmana, anak bungsu yang mengikuti jejaknya, memperoleh beasiswa di sebuah konservatorium musik. Ketika ia mengajar di sebuah sekolah musik di sana, para guru Australia tidak percaya ketika Jack mengaku tidak pernah sekolah musik.

Selain bermain dan mengajar musik, Jack Lesmana juga pernah mengisi ilustrasi musik untuk beberapa film, seperti Melati, Violetta, Hadiah Dua Juta, Anak Perawan di Sarang Penyamun, dan Menantang Maut.

Jack Lesmana tidak ingin menjadi warga negara Australia seperti pemain jazz asal Indonesia, Bill Saragih. Setelah lima tahun, ia akan kembali untuk mengajar musik di tanah air. Ia punya satu harapan: Indra Lesmana lebih hebat darinya.*

Jack Lesmana meninggal dunia pada 17 Juli 1988 dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta Selatan.*

TAG

musik

ARTIKEL TERKAIT

Eric Carmen dan "All By Myself" Komponis dari Betawi God Bless di Mata Roy Jeconiah Ray "The Doors" Prajurit Rock n’Roll Aretha Franklin dan Hegemoni Maskulinitas Musik Rock Pendiri Pink Floyd Peduli Palestina Alkisah Bing Slamet Koes Plus dan Mantan Perwira AURI Orba Benci Musik Cengeng Anak Presiden Main Band