Masuk Daftar
My Getplus

Muasal Fiber Optik, “Biang Kerok” Komunikasi Kilat

Kecepatan akses informasi dewasa ini tak bisa dilepaskan dari teknologi fiber optik, biang kerok pengiriman data cepat.

Oleh: Nur Janti | 28 Mei 2019
Fiber Optic menyalurkan cahaya dari pangkal kabel ke ujungnya.

Mengirim email, menelepon, atau mencari informasi di internet kini bisa dilakukan dengan begitu mudah dan cepat. Lalu lintas informasi yang padat dan berkapasitas tak sedikit ini bisa berjalan lancar berkat penemuan fiber optik (FO). FO mampu menjadi media pengirim data dengan kapasitas dan kecepatan tinggi.

Sebelum teknologi FO ditemukan, arus informasi dikirim melalui kabel tembaga. Kendati cost production-nya lebih murah, kapasitas kabel tembaga lebih rendah.

Penggunaan kabel tembaga mulanya dipakai untuk saluran televisi dan pesawat telepon. Karena tembaga punya nilai untuk dijual kembali, pencurian kabel telepon banyak terjadi. Dirut Telkomsel pertama Koesmarihati, yang pernah menangani jaringan telepon, mengaku pernah menemukan pencurian kabel telepon di depan Hotel Borobudur dan Rumah Sakit Jakarta.

Advertising
Advertising

Pencurinya benar-benar niat, mereka sampai masuk ke bak bawah tanah tempat sambungan kabel (manhole). Kabel, kertas peyambung, dan selongsong timah pun jadi sasaran pencurian. “Kabelnya dikupas, tembaganya diambil,” kata Koesmarihati pada Historia.

Di tengah maraknya pencurian itu, teknologi FO mulai digunakan di Amerika pada 1977. Prinsip kerja kabel FO ialah pengiriman data menggunakan cahaya yang disalurkan lewat medium transparan. Sistemnya sederhana, mengikuti penemuan fisikawan Inggris John Tyndall pada 1854 bahwa cahaya dapat dibelokkan. Tyndall melakukan eksperimennya dengan meneliti gerakan cahaya pada air melengkung. Model ini diterapkan pada FO. Data ditransmisikan lewat cahaya, lalu ditembakkan dari pangkal kabel. Secepat kilat cahaya ini tersalur ke ujung kabel. Itulah sebabnya informasi terkirim dengan cepat dan padat.

Baca juga: Telepon Sepanjang Zaman

Ide pengiriman informasi melalui sistem optik pertamakali dicetukasn John Logie Baird dan Clarence W. Hansell pada 1920-an. Ide ini terus dilengkapi oleh para ilmuwan telekomunikasi di Eropa dan Amerika, seperti Abraham Van Heel dan Harold H. Hopkins. Hopkins melaporkan pencitraan pada material serat yang tidak berkarat, sedangkan Van Heel membuat laporan tentang selubung berlapis dengan material transparan agar gelombang cahayanya jauh lebih stabil.

Pada 1964, Charles K. Kao menghitung kemungkinan pengiriman informasi jarak jauh melalui cahaya. Masalahnya, pada beberapa material jumlah cahaya yang ditembakkan memudar. Padahal, untuk kebutuhan komunikasi, kekuatan cahaya tidak boleh berkurang lebih dari 10 desibel per kilometer. Ia pun mengusulkan penggunaan kaca murni untuk mengurangi kehilangan cahaya.

Teori Kao diuji di laboratorium pada 1970 menggunakan silika murni yang dilebur dengan titik leleh tinggi. Eksperimen ini berhasil. Robert Maurer, Donald Keck, dan Peter Schultz mematenkan penemuan serat optik silica yang diperkuat dengan sedikit campuran titanium ini. Serat optik buatan Maurer dkk. ini mampu membawa informasi 65.000 kali lebih banyak daripada kawat tembaga.

Baca juga: Srikandi Dunia Telekomunikasi

Dua tahun berselang, mereka memperbarui temuannya dengan memperkenalkan serat multimode germanium-doped yang lebih kuat dibanding serat yang didoping titanium. Bahasan tentang FO sedang jadi topik menarik bagi dunia telekomunikasi pada dekade 1970-an. Olsontech.com menyebut pada 1973, John MacChesney memodifikasi proses pengendapan uap kimia untuk pembuatan serat di Bell Labs, Amerika. Proses ini kemudian digunakan dalam pembuatan serat optik untuk komersil.

Serangkaian ujicoba oleh para ahli itu berbuah manis. Serat optik akhirnya diujicoba pertama kali di Long Beach, California oleh perusahaan General Telephone and Electronics pada April 1977. Kualitas pengiriman datanya jauh lebih baik dari kabel tembaga, mencapai 6 Mbps. Perusahaan Bells kemudian mengikutinya pada bulan Mei dengan memasang sistem komunikasi telepon optik di Chicago sepanjang 2,4 kilometer.  Setiap FO membawa sekira 672 saluran suara.

Baca juga: Telepon Merah Presiden Soeharto

Di Indonesia, penanaman kabel FO mulai dilakukan pada 1985. Sebelumnya, sebuah tim dikirim ke Belanda untuk mempelajari teknik penanaman dan perawatan kabel teknologi baru itu. Buah dari pembelajaran tim yang dikepalai Koesmarihati itu adalah pemasangan kabel FO pertama yang ditanam di sepanjang Jetinegara-Gambir.

Kendati awalnya penggunaan FO untuk menggantikan kabel tembaga ditentang lantaran dikhawatirkan bakal mematikan industri kabel dalam negeri, kekhawatiran itu hilang karena industri serat optik justru bertumbuh. “Tahun 1993 sebagain masih pakai tembaga, pelan-pelan diganti FO. Kalau kabel tembaga, satu kabel cuma menyambungkan satu saluran. Sedangkan FO lewat cahaya dengan gelombang tinggi, jadi bisa membawa informasi lebih banyak,” kata Koesmarihati.

TAG

telekomunikasi

ARTIKEL TERKAIT

Telepon Sepanjang Zaman Srikandi Dunia Telekomunikasi Dari Analog sampai 4G Musabab Ponsel Murah Ponsel Segede Sepatu Mula Kedatangan Telepon Umum Mobil Biru yang Ditunggu Sebelum Ponsel Merajalela Plus-Minus Belajar Sejarah dengan AI Mengenang Amelia Earhart yang Mampir di Bandung