Masuk Daftar
My Getplus

Perjalanan Arca Candi Singhasari Kembali ke Indonesia

Pejabat kolonial menemukan sejumlah arca lalu membawanya ke Belanda. Setelah ratusan tahun di negeri penjajah, empat arca Candi Singhasari itu akhirnya dikembalikan ke Indonesia.

Oleh: Amanda Rachmadita | 04 Agt 2023
Arca Durga dari Candi Singhasari di Nationaal Museum van Wereldculturen. (Riyono Rusli/Historia.ID).

PEMERINTAH Belanda mengembalikan arca-arca koleksi Nationaal Museum van Wereldculturen kepada Indonesia. Arca peninggalan Kerajaan Singhasari tersebut yaitu Durga, Mahakala, Nandishvara, dan Ganesha. Keempat artefak itu dipulangkan ke tanah air bersama ratusan benda bersejarah lainnya yang berasal dari berbagai wilayah di Nusantara.

Arca-arca itu memiliki tinggi sekitar 154 hingga 175 sentimeter. Mulanya berada di area Candi Singhasari, kompleks candi Hindu-Buddha dari akhir abad ke-13, arca-arca itu kemudian dibawa dan beberapa kali berpindah tangan hingga berakhir di Belanda.

Menurut Nandana Chutiwongs dalam “Candi Singasari–A Recent Study”, termuat dalam Interpreting Southeast Asia’s Past: Monument, Image and Text, Candi Singhasari yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur merupakan salah satu situs bersejarah terpenting dalam sejarah pra-Islam. Sisa-sisa monumen di situs ini ditemukan oleh pejabat Belanda di Jawa pada 1803.

Advertising
Advertising

Baca juga: Koleksi Pita Maha Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi

Nicolaus Engelhard, pejabat administrasi kolonial, disebut sebagai orang Eropa pertama yang mengunjungi Candi Singhasari, yang kemudian dikenal dengan nama Candi Menara pada awal abad ke-19. Engelhard singgah di candi tersebut ketika menuju pedalaman dari Pasuruan untuk melakukan perjalanan ke Malang. Dalam catatan harian perjalanannya disebutkan saat melakukan pengamatan, Engelhard melihat sejumlah arca di area sekitar candi. Arca-arca itu di antaranya Ganesha, Durga, Nandi, serta Mahakala dan Nandishvara.

Engelhard yang memiliki ketertarikan terhadap benda-benda antik menulis laporan mengenai candi yang ditemukannya. Tak hanya itu, ia juga memerintahkan pemindahan sejumlah arca dari Candi Singhasari. Pemindahan beberapa arca Candi Singhasari ini menarik perhatian beberapa pihak.

Menurut Jessy Blom dalam The Antiquities of Singasari sejumlah pertanyaan diajukan oleh kolektor barang antik Inggris, Colin Mackenzie, yang dijawab Engelhard melalui laporan yang menjelaskan alasannya memindahkan arca-arca tersebut. “Dari bagian yang berkaitan dengan Singhasari, kita dapat menyimpulkan bahwa ia ingin membersihkan namanya dari tuduhan umum bahwa ia ‘merampok’ arca-arca tersebut,” tulis Blom.

Baca juga: Serba-serbi di Balik Layar Repatriasi 472 Artefak Indonesia

Dalam laporannya, Engelhard beralasan penduduk asli tidak lagi menyembah arca-arca di sekitar candi. Selain itu, menurutnya, pemindahan arca-arca Candi Singhasari sebagai upaya melindunginya dari kerusakan karena ada satu arca yang rusak parah.

Tom Quist, peneliti koleksi Indonesia di Nationaal Museum van Wereldculturen, menulis dalam laporannya, “Commissie Koloniale Collecties Advies Singasari” di rijksoverheid.nl, meski tahun pemindahan beberapa arca Candi Singhasari tidak diketahui dengan pasti, namun di kemudian hari setidaknya sebelum akhir masa jabatan Engelhard pada 1808, arca Durga, Mahakala, Nandishvara, Ganesha, dan Nandi telah dipindahkan ke Semarang, bersama arca Bhairava yang tidak disebutkan dalam catatan harian. Di Semarang, arca-arca tersebut ditempatkan di taman De Vrijheid di kediaman Engelhard hingga tahun 1817.

Arca-arca Candi Singhasari di kediaman Engelhard itu menarik perhatian Caspar Georg Carl Reinwardt, direktur urusan pertanian, seni, dan sains pada pemerintahan di Batavia. Reinwardt ikut dalam tur inspeksi ke Jawa yang dipimpin Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen, mengunjungi Semarang pada Agustus 1817. Ia meminta enam arca tersebut diangkut dengan kapal Amsterdam dari Semarang ke Batavia pada Oktober 1817. Semula Reinwardt ingin menyimpan arca-arca itu di kapal Amsterdam setelah tiba di Batavia untuk selanjutnya dikirim ke Belanda. Namun, Gubernur Jenderal van der Capellen ingin beberapa arca ditempatkan di Bogor.

Baca juga: Di Balik Repatriasi Benda Bersejarah Indonesia dari Belanda

Arca Durga, Mahakala, dan Nandishvara kemudian ditempatkan di ‘s Lands Plantentuin di Buitenzorg (kini Kebun Raya Bogor) yang didirikan oleh Reinwardt. Sementara arca Bhairava, Ganesha, dan Nandi tetap di Batavia dan dikirim ke Belanda dengan kapal Prins Frederik pada Februari 1819. Menurut Tom Quist, di tengah perjalanan kapal yang mengangkut arca-arca itu singgah di Inggris. Arca-arca itu dipindahkan ke kapal pengangkut Flora, yang mencapai Texel pada Juli 1820.

Dua bulan kemudian, menteri pendidikan umum, industri nasional, dan koloni menyetujui permintaan Institut Kerajaan Belanda di Amsterdam, cikal bakal Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Belanda, untuk menempatkan arca-arca itu di taman institut.

Beberapa tahun kemudian, pada Juli 1827, Gubernur Jenderal Du Bus de Gisignies melaporkan kepada menteri Angkatan Laut dan koloni bahwa arca Durga, yang sebelumnya ditempatkan di Bogor, telah dibawa dengan kapal De Zeeuw. Ketika kapal De Zeeuw tiba di Vlissingen pada Oktober 1827, arca Mahakala dan Nandishvara telah dimuat ke kapal Waterloo di Batavia. Kedua arca itu tiba di Belanda pada Januari 1828.

Baca juga: Menunggu Kabar Repatriasi Al-Quran Teuku Umar dan Fosil Manusia Jawa

Setibanya di Belanda, arca Durga disumbangkan ke Rijksmuseum van Oudheden di Leiden. Arca Mahakala dan Nandishvara menyusul diserahkan ke museum itu pada April 1828, setelah mendapat persetujuan dari menteri Angkatan Laut dan koloni serta raja.

Tiga arca lainnya, yakni Bhairava, Ganesha, dan Nandi di Institut Kerajaan Belanda, setelah mendapat persetujuan dari menteri dalam negeri, diserahkan ke Rijksmuseum van Oudheden pada Maret 1841. “Lembaga ini menganggap Leiden sebagai tempat yang lebih cocok untuk arca-arca tersebut karena berbagai benda purbakala dari Jawa telah dikumpulkan di sana,” tulis Tom Quist.

Keenam arca Candi Singhasari itu kemudian berpindah tangan pada 1904. Arca Durga, Mahakala, Nandishvara, Bhairava, Ganesha dan Nandi dipindahkan ke Rijks Ethnographisch Museum (kini Museum Volkenkunde) di Leiden, dan sejak tahun 2014 menjadi bagian dari Nationaal Museum van Wereldculturen.*

Kini, setelah ratusan tahun berada jauh dari tempat asalnya, permintaan pengembalian empat arca Candi Singhasari yakni arca Durga, Mahakala, Nandishvara, dan Ganesha yang diajukan pihak Indonesia pada 2022 akhirnya disetujui Belanda. Penyerahan keempat arca Candi Singhasari dan ratusan benda bersejarah lainnya ke Indonesia telah dilakukan pada 10 Juli 2023 di Museum Volkenkunde.*

TAG

repatriasi candi singhasari

ARTIKEL TERKAIT

Meminta Kembali Harta Karun Lombok Jarahan Belanda Pulangnya Keris Pusaka Warisan Puputan Klungkung Di Balik Arca Prajnaparamita, Nandi dan Bhairawa Tongkat Kiai Cokro, Pusaka Pangeran Diponegoro untuk Perjalanan Spiritual Puncak Seni Arca dari Candi Singhasari Pelana dan Tombak Pangeran Diponegoro Punya Cerita Selayang Pandang Keris Kiai Nogo Siluman Repatriasi 472 Artefak dari Belanda dengan Modalitas Berbeda Klewang Pangeran Diponegoro di Gudang Museum Belanda Satu Episode Upaya Repatriasi di Masa Pandemi