Ketika Singa Jadi Lambang Kota Malang
Lambang Kota Malang berganti tiga kali. Pernah berlambang Singa dan Garuda.
Sepakbola merupakan olahraga yang populer di Indonesia. Penggemarnya mulai dari orang dewasa hingga anak-anak. Mereka datang ke stadion demi menonton aksi para pemain klub idolanya dalam mengolah si kulit bundar.
Ada beberapa jenjang kompetisi sepakbola di Indonesia, yang paling populer adalah Liga 1. Kompetisi kasta teratas ini diikuti klub-klub terkemuka, salah satunya Arema FC yang didirikan pada 11 Agustus 1987. Klub asal Malang ini berjuluk Singo Edan. Singa mungkin diambil dari Singhasari atau lambang Malang pada zaman kolonial Belanda.
Dukut Imam Widodo dalam Malang Tempo Doeloe menyebut Malang telah menjadi gemeente atau pemerintah kotamadya sejak tanggal 1 April 1914 –tanggal ini ditetapkan sebagai hari jadi Kota Malang. Namun, lambang dan semboyan Gemeente Malang baru ditetapkan pada 1937 di masa pemerintahan Wali Kota J.H. Boerstra yang memimpin mulai tahun 1936 hingga 1942.
Baca juga: Purnawirawan Jenderal Pendiri Arema
“Bentuk lambang Gemeente Malang sebuah perisai berwarna biru, dengan mahkota kuning emas berdasar merah di bawahnya sedang dibawa oleh dua ekor singa yang berdiri di atas dua kakinya, dan berwarna kuning emas pula dengan lidah merahnya yang menjulur,” tulis Dukut.
Di bagian dalam perisai juga tampak seekor singa dan bunga teratai bertangkai panjang serta lembah perkebunan. Di bawah lambang itu terdapat semboyan dalam bahasa Latin yang berbunyi “Malang Nominor Sursum Moveor” artinya “Malang Kotaku Maju Tujuanku”.
Dukut menjelaskan makna lambang tersebut: singa dalam perisai merupakan simbol kepahlawanan sementara bunga teratai putih melambangkan kesucian. “Artinya kota yang mempunyai voorstad yaitu pintu gerbang Singasari yang bertekad, dan berjiwa kepahlawanan membela kebenaran dalam naungan Kerajaan Belanda,” tulis Dukut.
Setelah Indonesia merdeka, lambang Kota Malang diganti: dua singa menjadi burung garuda, singa dalam perisai diganti harimau, sementara teratai dipertahankan. Dukut menjelaskan, di dada burung garuda yang menjadi lambang baru Kota Malang itu terdapat perisai berwarna hijau dengan tugu di tengahnya. Perisai ini diapit padi dan kapas. Di bawahnya ada perisai berwarna hijau dengan harimau dan bunga teratai putih yang sedang mekar. Semboyan Kota Malang yang sebelumnya tertulis dalam bahasa Latin, yakni “Malang Nominor Sursum Moveor” berubah menjadi “Malang Namaku Maju Tujuanku”.
Baca juga: Slebew, Slang, dan Walikan
Lambang kedua itu dibuat berdasarkan surat keputusan DPRD Kotapraja Malang tanggal 30 Oktober 1951. Semangat nasionalisme setelah Indonesia merdeka terlihat pada gambar burung garuda, tugu, serta padi dan kapas. “Dalam lambang itu juga terdapat gambar tugu, itu berarti lambang perjuangan nasional. Untaian padi dan kapas berarti lambang kemakmuran dan kesejahteraan,” tulis Dukut.
Perubahan lambang dan semboyan Kota Malang kembali terjadi pada 1964. Semboyan “Malang Namaku Maju Tujuanku” diganti menjadi “Malangkuçeçwara” yang memiliki arti “Tuhan menghancurkan yang bathil, menegakkan yang benar”. Menurut Dukut, semboyan tersebut diusulkan oleh Prof. Dr. Raden Mas Ngabehi Poerbatjaraka yang dikenal sebagai pakar bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno.
Baca juga: Peristiwa di Malang yang Terus Dikenang
Seiring berjalannya waktu, tak hanya semboyan yang berubah, lambang Kota Malang juga turut berganti. Suwardono, Supiyati Rosmiayah, dan Maskur dalam Monografi Sejarah Kota Malang menulis, lambang Kota Malang diganti berdasarkan surat keputusan DPR-GR tanggal 14 Juli 1970 No. 4 Tahun 1970. Lambang itu berupa perisai bersudut lima dengan warna merah putih sementara dasar perisai berwarna hijau, tugu di tengah berwarna biru, bintang bersudut lima berwarna kuning, dan pita putih dengan semboyan “Malangkuçeçwara”.
Warna pada gambar dalam lambang baru Kota Malang itu memiliki arti berbeda-beda. Dukut mencatat, warna merah putih melambangkan bangsa Indonesia; putih melambangkan kesucian; kuning melambangkan keluhuran; hijau bermakna kesuburan, kemakmuran harapan, dan kelangsungan hidup; serta biru muda melambangkan kesetiaan terhadap Tuhan, bangsa, dan tanah air. Setelah tiga kali berganti, lambang inilah yang hingga kini menjadi lambang Kota Malang.*
Tambahkan komentar
Belum ada komentar